5000 Halaman Naskah Kuno Habaib Diselamatkan, Khazanah Islam di Indonesia Makin Terbuka

oleh

JAKARTA,REPORTER.ID – Yayasan Pendidikan Januari Kheir berhasil menyelamatkan ribuan naskah kuno yang ditulis tangan oleh para Habaib yang berdomisili di Indonesia. Naskah kuno ini berisi kajian ilmu agama, sains, astronomi, hingga metafisik. Upaya penyelamatan naskah kuno dilakukan melalui Program Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (DREAMSEA).

Sedikitnya 5000 halaman naskah kuno peninggalan para habib (habaib) yang berusia ratusan tahun lalu berhasil didigitalisasi Kegiatan dilaksanakan di tempat penyimpanan benda-benda bersejarah di Perpustakaan Yayasan Pendidikan Jamiat Kheir, Jl. K.H. Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

“Jumlahnya ada sekitar 5000 halaman naskah kuno yang ditulis tangan dalam bahasa dan aksara Arab. Beberapa ditulis di atas kertas yang diimpor dari Eropa. Isinya sangat beragam seperti dunia kependidikan hingga fakta-fakta sejarah terkait peran dan intelektualitas habaib di Indonesia,” ungkap Ketua Yayasan Jamiat Kheir Umar Alhaddad di Jakarta, Sabtu (3/9/2022).

Menurut Umar Alhaddad, dari penelusuran awal setidaknya ada sepuluh jilid naskah kuno tulisan tangan yang ditulis oleh para pihak yang pernah mendirikan dan mengenyam pendidikan di lembaga ini sejak ratusan tahun lalu.

Benda-benda bernilai sejarah itu tersimpan rapi di perpustakaan. Ia berharap peninggalan leluhurnya itu memiliki manfaat yang bisa diterapkan oleh generasi di masa kini.

“Sudah saatnya khazanah warisan para habaib ini direvitalisasi. Beberapa sudah banyak yang berlubang, harus segera diselamatkan agar bisa dimanfaatkan lebih luas oleh banyak kalangan,” harap Umar.

Yayasan Pendidikan Jamiat Kheir adalah salah satu lembaga pendidikan keislaman tertua di Indonesia yang digagas oleh para saudagar Arab dan keturunan Nabi Muhammad SAW (Habaib). Didirikan pada tahun 1901, orientasi keorganisasian Jamiat Kheir berpusat pada pengembangan pengetahuan masyarakat terhadap ilmu-ilmu keislaman selain juga memperjuangkan kemerdekaan rakyat Indonesia yang kala itu masih dibawah penjajahan kolonial.

Keberadaan tradisi tulis yang berkembang dari masa ke masa tidak dapat dilepaskan dari karakteristik Jamiat Kheir sebagai lembaga pendidikan termasuk diantaranya adanya naskah kuno yang ditulis dengan tangan.

Digitalisasi dan Pemanfaatannya

DREAMSEA adalah program pelestarian naskah-naskah kuno yang digagas oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Centre for the Study of Manuscripts Cultures (CSMC) University of Hamburg, Jerman. Sejak diluncurkan pada 2018, program ini telah mendampingi 128 masyarakat Indonesia dan Asia Tenggara dalam melestarikan naskah-naskah kuno yang dimilikinya. Tidak kurang dari 6.500 jilid naskah kuno telah berhasil diselamatkan dan 400.000 halaman diantaranya telah tersedia dalam versi naskah kuno digital.

DREAMSEA pun menyambut harapan Umar Alhaddad. Principal Investigator DREAMSEA, Oman Fathurahman mengaku sangat mendukung upaya penyelamatan naskah kuno Yayasan Pendidikan Jamiat Kheir. Karya-karya ulama itu akan dialihmediakan menjadi bentuk digital untuk mengantisipasi kerusakan fisik naskah kuno di masa yang akan datang.

“Digitalisasi ini dilakukan di kantor Jamiat Kheir, Jakarta. Tim digitalisasi tidak diperkenankan untuk memindahkan fisik naskah-naskah itu dari tempat asalnya. Setelahnya, akan disimpan kembali di tempat asalnya dengan cara penyimpanan yang lebih baik,” ungkap Guru Besar Filologi Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Oman menambahkan bahwa digitalisasi adalah cara terbaik di masa kini yang bisa dilakukan untuk merawat fisik naskah kuno yang kian rapuh dimakan usia. Satu hal yang terpenting adalah program ini akan memicu banyak kalangan untuk mengetahui lebih mendalam terkait potret masa silam dengan mengakses naskah kuno digitalnya.

“Setelah didigitalkan, utamanya para peminat kajian tentang habaib dan keislaman di Indonesia akan semakin menggiatkan penelitian mereka. Itu dikarenakan naskah-naskah yang sudah digital akan bisa diakses lebih luas melalui sebuah database naskah online,” ungkap Oman.

Direktur Eksekutif Yayasan Pendidikan Jamiat Kheir, Ahmad Rizali menyambut baik kerja sama ini. Ia berharap kegiatan ini bisa menjadi langkah yang penting dalam upaya merawat kekayaan intelektualitas para ulama dan habaib di Indonesia.