HOT ISU PAGI INI, SBY : KENA PRANK DARI MUSANG BERBULU DOMBA, DEMOKRAT DISELAMATKAN TUHAN

oleh
oleh

JAKARTA (REPORTER.ID) — Isu menarik pagi ini, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY menyebut Demokrat kena prank dari musang berbulu domba, namun partainya justru diselamatkan oleh Tuhan karena tidak jadi bergandengan tangan dengan nakal capres yang tidak jujur dan tidak amanah. SBY menuturkan, terkuaknya kesepakatan antara Nasdem, Anies, dan PKB adalah rencana baik dari Tuhan. “Saya yakini ini rencana Tuhan. dan rencana Tuhan selalu lebih indah dari rencana manusia. Insya Allah kita akan mendapatkan yang lebih baik di masa depan,” ucap SBY.

Isu lainnya, Partai Demokrat resmi menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Demokrat juga mencabut dukungan terhadap Anies Baswedan sebagai Capres 2024. Alasannya, Anies dan Nasdem mengingkari kesepakatan. Di sisi lain, surat Anies Baswedan yang meminta kesediaan Ketua Umum Partai Demokrat AHY menjadi cawapresnya pada Pilpres 2024 bocor ke publik. Surat yang ditulis dengan tinta berwarna biru tersebut dibuat Anies pada 25 Agustus 2023. Berikut isu selengkapnya.

1.Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY menyebut dirinya kebanjiran pesan dari koleganya usai terbongkarnya duet Anies Baswedan dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar. Salah satu pesan menyebut Demokrat terkena prank dari musang berbulu domba. “Nah, saya kebanjiran, tadi malam, dua malam itu sampai Subuh di sini, sejak pagi kita bekerja, pesan datang dari mana-mana, baik dari kader maupun nonkader dan rata-rata memang emosional. Saya pahamlah,” kata SBY dalam konferensi pers di Cikeas, Bogor, Jumat (1/9). “Dari sekian banyak, ribuan saya kira, yang merespons, yang memberikan message itu, ada dua yang menarik bagi saya,” imbuh SBY.

SBY membacakan pesan menarik pertama yang didapatkannya. Pesan tersebut menyatakan AHY dan Demokrat jadi korban geger duet Anies-Cak Imin. “Ini kata-katanya kurang lebih seperti ini ya, ‘Aku tahu politik itu memang banyak akalnya, tapi tak kusangka buruk banget ini. Korbannya AHY dan Demokrat’. Begitu,” kata SBY. SBY kemudian menyebutkan pesan keduanya soal geger Anies-Cak Imin. Pesan itu mengenai musang berbulu domba. “Ada lagi komentar, ‘Ini Demokrat kena prank dari musang berbulu domba’,” kata SBY.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY justru bersyukur duet Anies Baswedan dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin terbongkar jauh-jauh hari sebelum pendaftaran ke KPU. SBY menyebut Demokrat diselamatkan Allah SWT. “Bayangkan kalau ditelikungnya kita ini, ditinggalkannya kita ini, satu-dua hari sebelum batas pendaftaran ke KPU, bayangkan seperti apa. Kita masih ditolong oleh Allah. Kita diselamatkan oleh sejarah. Ini syukur yang pertama,” kata SBY.

Setelah berkontemplasi semalaman terkait prahara Anies-Cak Imin, SBY yakin Demokrat diselamatkan Allah SWT. “Syukur yang kedua, saya renungkan baik-baik tadi malam dalam kontemplasi saya, justru kita diselamatkan oleh Tuhan, oleh Allah,” katanya. Dia bersyukur Demokrat tidak jadi mendukung orang yang tidak jujur dan tidak amanah. “Apa yang saya maksudkan? Kita tidak diizinkan oleh Allah untuk mendukung seseorang dan untuk bermitra dengan orang yang lain, yang kalau kita teladani akhlak pemimpin-pemimpin besar bagi yang beragama Islam, akhlak Rasulullah. Yang kita rasakan sekarang ini, mereka tidak sidiq, tidak jujur, tidak amanah, berarti tidak bisa dipercaya, dan mengingkari hal-hal yang telah disepakati. Tidak memegang komitmen dan janji-janjinya,” ujar SBY.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat SBY) mengatakan, dirinya bersyukur Partai Demokrat dikhianati oleh Anies Baswedan sejak dini. Sebab, ia membayangkan bagaimana jika mereka baru dikhianati satu atau dua hari menjelang pendaftaran pasangan calon ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Oleh karena itu, SBY merasa Demokrat masih ditolong walau harus menerima pengkhianatan . “Memang kita ditikung, ditinggalkan, seperti ini sekarang. Bayangkan, kalau ditikungnya kita ini, ditinggalkannya kita ini satu dua hari sebelum batas pendaftaran ke KPU, bayangkan seperti apa. Kita masih ditolong oleh Allah, kita diselamatkan oleh sejarah, ini syukur yang pertama,” ujar SBY.

Menurut SBY, jika direnungkan dan diambil hikmahnya, Demokrat dibebaskan dari dosa yang mungkin akan dipikul jika masih bersama-sama mengusung orang tersebut menjadi pemimpin Indonesia. Selain itu, SBY mengatakan, Demokrat tidak diizinkan untuk berkoalisi dengan seseorang yang sejak awal sudah melanggar dan mengingkari kesepakatan. “Bayangkan kalau di masa depan kita punya mitra koalisi yang tidak tunduk, tidak patuh pada kesepakatan yang kita buat bersama. Apalagi, kalau mendikte, mengatur yang lain, termasuk capres memaksakan kehendak dan tidak menganggap yang lain. Saya kira bukan itu koalisi yang hendak kita bangun,” kata SBY.

2. Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat SBY meminta para kader partai dan simpatisan tidak risau dengan manuver Partai Nasdem dan bakal capres Anies Baswedan. Partai Nasdem dan Anies disebut secara sepihak memutuskan mengajak Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai bakal cawapres. “Para anggota Majelis Tinggi, kader Demokrat di manapun berada, saya sangat mengerti perasaan, emosi para kader. Saya minta, mari kita tenangkan hati kita, pikiran kita, ini bukan kiamat. Ini Bukan akhir dari perjuangan kita,” kata SBY.

Menurut SBY, seluruh kader dan simpatisan Demokrat melihat peristiwa itu sebagai ujian dan cobaan yang harus diatasi. “Ingat sesudah kesulitan, atau di balik kesulitan ada kemudahan. Kita kalau melakukan kilas balik sering menghadapi guncangan dan krisis. Alhamdulillah kita selalu bisa mengatasinya,” ujarnya. SBY menuturkan, terkuaknya kesepakatan antara Nasdem, Anies, dan PKB adalah rencana baik dari Tuhan. “Saya yakini ini rencana Tuhan. dan rencana Tuhan selalu lebih indah dari rencana manusia. Insya Allah kita akan mendapatkan yang lebih baik di masa depan,” ucap SBY.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat SBY menilai manuver politik Partai Nasdem dan bakal capres Anies Baswedan melampaui etika dan kasar. Partai Nasdem dan Anies diam-diam menggandeng Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai bakal cawapres. “Sebetulnya saya tidak naif. Saya juga mengerti politik. Saya pernah menjadi capres 2 kali, dan tidak ada yang saya rasakan seperti tiga hari lalu itu,” kata SBY.

SBY mengakui, sebenarnya dia sudah diingatkan oleh sejumlah temannya sebelum memutuskan mendukung Anies Baswedan sebagai capres dan bekerja sama dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). SBY menuturkan, teman-temannya bertanya apakah dirinya benar-benar percaya kepada Anies atau tidak. “Sebenarnya beberapa teman sudah mengingatkan saya, agak lama. Baik dari kalangan kader Demokrat, maupun dari luar Demokrat. Begini, ‘Pak SBY, Pak SBY benar-benar percaya kepada orang itu? Atau kepada orang-orang itu?'” ujar SBY. Ia mengatakan, dirinya berprasangka baik kepada orang-orang yang bekerja sama dengan Demokrat. Namun dengan adanya peristiwa pengkhianatan Partai Nasdem dan Anies Baswedan, ia menilai ternyata peringatan teman-temannya itu benar.

SBY mengakui, partainya telah keliru melangkah dengan mendukung Anies Baswedan sebagai bakal capres. Sebab ternyata Partai Nasdem dan Anies diam-diam menggandeng Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres. “Anggaplah kita salah kali ini, tapi kita belajar. Mudah-mudahan kita tidak salah lagi ke depan dan mudah-mudahan dengan izin Allah S.W.T., kita juga tidak kalah nantinya,” katanya.
SBY mengatakan, dia memahami politik memang penuh strategi dan siasat. Akan tetapi, dia tidak mengira manuver itu akan dialami Partai Demokrat. Ia mengaku bersyukur kepada Allah S.W.T., karena manuver Nasdem, PKB, dan Anies menjadi sinyal supaya Demokrat tidak keliru memilih mitra koalisi.

3. Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng menyatakan, Partai Demokrat resmi menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Demokrat juga mencabut dukungan terhadap Anies Baswedan sebagai Capres 2024. Alasannya, Anies dan Nasdem mengingkari kesepakatan. Dijelaskan, keputusan tersebut diambil usai Demokrat rapat bersama Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY di Cikeas, Jawa Barat, Jumat (1/9). “Partai Demokrat tidak lagi berada di dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan karena terjadi pengingkaran kesepakatan yang dibangun selama ini,” ujar Andi Mallarangeng di Cikeas, Jumat. Koalisi Perubahan sendiri sejauh ini diisi oleh Demokrat, Nasdem, dan PKS.

4. Surat Anies Baswedan yang meminta kesediaan Ketua Umum Partai Demokrat AHY menjadi cawapresnya pada Pilpres 2024 bocor ke publik. Surat yang ditulis dengan tinta berwarna biru tersebut dibuat Anies pada 25 Agustus 2023, atau kurang dari satu pekan sebelum Demokrat mengetahui Anies “berpaling” memilih Muhaimin Iskandar sebagai cawapresnya.

Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra membenarkan surat tersebut ditulis Anies minggu lalu. “Surat Anies ke AHY minggu lalu,” ujar Herzaky saat dimintai konfirmasi, Jumat (1/9). Disebutkan, surat itu dibuat dan disaksikan oleh dua orang. Pada intinya, kata Herzaky Mahendra, surat Anies itu berisi permintaan agar AHY menjadi pasangannya pada Pilpres 2024.

Di sisi lain, Ketua Badan Pembina Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (BPOPKK) Partai Demokrat, Herman Khaeron menuturkan, surat tawaran cawapres yang ditulis Anies Baswedan kepada AHY sudah dibalas. Herman mengatakan AHY membalas surat Anies dan menyatakan kesiapannya untuk sama-sama memenangkan Pilpres 2024. Usai itu Anies menyambangi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY di Cikeas.

5. Jubir Anies Baswedan, Sudirman Said mengungkapkan momen saat Anies mendengar rencana diduetkan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Dia menyebut Anies mendapat kabar itu dari Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Selasa (29/8). Paloh menyampaikan beberapa kesepakatan yang telah dibuat dengan Cak Imin. Menurut Sudirman, Anies tak tiba-tiba memutuskan meninggalkan Partai Demokrat. Pernyataan ini membantah pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY yang menyebut Anies dan NasDem melewati batas kepatutan moral dan etika.

“Bahkan ekspektasinya Pak Anies ketika mendengar itu dari Pak Surya Paloh seperti agak tercenung lama sampai Pak Surya menegur. ‘Anda kok seperti kurang happy,'” kata Sudirman, Jumat (1/9). “‘Ya tentu saja kami kan harus mengomunikasikan ini semua dengan teman-teman yang selama ini bekerja bersama,’,” ucap Sudirman menirukan jawaban Anies.

Sudirman menyebut Anies masih punya etika politik. Anies pun langsung meninggalkan lokasi karena merasa pembicaraan itu bukan ranah kewenangannya.

6.. Presiden Jokowi membantah kabar dirinya terlibat dalam keretakan koalisi Partai NasDem dan Partai Demokrat pendukung Anies Baswedan. Jokowi menegaskan dinamika politik menjelang pilpres bukan urusan presiden melainkan kewenangan pimpinan partai. “Urusannya ketua-ketua partai, urusan partai,” kata Jokowi di Gedung Jakarta Convention Center, Jumat (1/9).

Jokowi juga membantah ada pembahasan mengenai hal itu saat dirinya bertemu Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Istana, Kamis (31/8). Menurut Jokowi, pertemuan itu hanya hal biasa. Ia menyebut tak ada pembahasan soal duet Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. “Ya pertemuan biasa, pertemuan biasa,” ujarnya.

Mensesneg Pratikno menjawab dugaan bahwa pihak istana ikut campur menduetkan Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar pada Pilpres 2024. Bergabungnya dua tokoh tersebut diduga untuk menghalangi Ketua Umum Partai Demokrat AHY jadi cawapresnya Anies Baswedan. Pratikno menegaskan, Presiden Jokowi atau pihak istana sama sekali tidak ikut campur soal pencapresan hingga koalisi.

“Ya kalau namanya tidak tahu sama sekali dan tidak ingin campur tangan kan jadi sama sekali itu tidak benar. Kami di istana tidak mencampuri urusan pencapresan-pencawapres-an sama sekali. Pak Presiden sama sekali tidak mencampuri itu, apalagi menghalangi seseorang untuk menjadi cawapres,” ujar Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (1/9).

“Sama sekali tidak benar dan realitanya Bapak Presiden, tidak tahu menahu gitu. PKB tidak memberitahu, Pak Surya Paloh saat jumpa kemarin juga tidak memberitahu gitu. Jadi sama sekali tidak tahu dan tidak ada maksud sekalipun untuk menghalangi seseorang,” kata Pratikno lagi.

Pratikno mengatakan, Presiden Jokowi mengetahui soal bergabungnya PKB ke Nasdem dari media. Menurut Pratikno, Presiden mengetahui hal itu setelah pulang ke Istana Kepresidenan Bogor usai bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Kamis (31/8). Pratikno mengatakan, Jokowi langsung menghubungi dirinya begitu tahu kabar tersebut. Sebab, saat pertemuan dengan Surya Paloh, tidak ada pembahasan soal koalisi. “Pak Presiden telepon saya ‘Pak saya ini baca di koran ternyata ini ada berita baru. Tadi enggak ada sama sekali cerita tentang itu’,” ujar Pratikno.

7. Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengaku partainya tidak diberitahu oleh PKB terkait pertemuan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Nasdem Tower, Selasa (29/8). Diapun baru mengetahui pertemuan itu setelah awak media menanyakan soal itu. “Ya kita kebetulan memang tidak diberitahu. Demikian,” kata Dasco mengonfirmasi, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (1/9).

Lebih lanjut, Dasco mengatakan, sikap Gerindra sudah jelas setelah melihat PKB menerima ajakan Partai Nasdem untuk bekerja sama politik dan menduetkan Anies dengan Cak Imin. “Nah, oleh karena itu tadi, saya sudah sampaikan bahwa kami dari Partai Gerindra menghormati langkah itu dan juga kami mengucapkan selamat berjuang. Semoga sama-sama sukses,” ujarnya.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, partainya mengakhiri kerja sama politik dengan PKB sejak Jumat (1/9) setelah PKB menerima tawaran kerjasama politik dengan Nasdem dan menduetkan Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar. “Dengan dinamika yang terjadi serta terhadap keputusan yang telah diambil oleh PKB yaitu menerima kerja sama politik dengan Partai Nasdem, maka otomatis kerja sama politik Gerindra dan PKB berakhir, koalisi KKIR (Kebangkitan Indonesia Raya) bubar dengan sendirinya,” kata Dasco.

8. KPK tengah mengusut kasus dugaan korupsi pengadaan software untuk mengawasi kondisi TKI di luar negeri yang terjadi pada 2012 lalu. “Ya, terjadi tahun 2012,” kata Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur di gedung KPK, Jakarta Selatan, Jumat (1/9). Asep mengatakan kasus korupsi sistem proteksi TKI di Kemenaker bermula dari laporan masyarakat. KPK lalu mengusut sesuai dengan waktu kejadian perkara tersebut.

“Jadi kita dapat laporan dan laporan itu ditindaklanjuti, kemudian disesuaikan dengan tempus-nya kapan. Kalau kejadiannya tahun itu ya siapa yang menjabat di tahun itu,” ujar Asep. Ia menuturkan, pihaknya akan memeriksa sejumlah saksi terkait kasus korupsi sistem proteksi TKI di Kemenaker. KPK juga akan memeriksa pejabat yang menjabat di Kemenaker pada 2012. “Semua pejabat di tempus itu dimungkinkan kita minta keterangan. Kenapa? Karena kita harus mendapatkan informasi yang sejelas-jelasnya jangan sampai ada secara pihak si A menuduh si B, si C menuduh si B, lalu si B tidak kita mintai keterangan kan itu janggal,” jelas Asep. “Jadi semua yang terlibat, yang disebutkan oleh para saksi dan ditemukan di bukti-bukti kita akan minta keterangan,” tambahnya.

9. Presiden Jokowi meresmikan hasil revitalisasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta Timur, Jumat (1/9). Peresmian tersebut dilakukan di Taman Archipelago yang berada di Komplek TMII. “Alhamdulillah revitalisasi Taman Mini Indonesia Indah yang dilakukan sejak Januari tahun lalu tahun 2022 pada hari ini telah selesai,” ujar Jokowi dalam sambutannya.

Presiden menyampaikan, revitalisasi TMII menelan anggaran Rp 1,7 triliun. Selain itu, ada tambahan anggaran sebesar Rp 200 miliar dari PT Injourney BUMN. Dengan selesainya revitalisasi ini, masyarakat sudah bisa mengunjungi TMII. “Masyarakat sekarang bisa mengunjungi dan menikmati wajah baru TMII yang tertata rapi, lebih hijau lebih indah, dan lebih nyaman. Tadi saya tanyakan Bu Dirut, Pak Dirut, malam buka sampai jam berapa, malam buka sampai jam 08.00 WIB,” ujar Jokowi. (HPS)