JAKARTA,REPORTER.ID – Ketua DPR RI Puan Maharani mengunjungi sentra mebel rakyat di Pasuran, Jawa Timur. Ia pun meyoroti 3 hal yang perlu diperhatikan untuk kemajuan usaha industri mebel kayu tersebut.
Puan datang ke Pasar Mebel Bukir didampingi oleh Wakil Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo, pada Minggu (21/1/2024). Ia sempat meninjau sejumlah toko dan bertanya-tanya kepada pengrajin dan pedagang.mebel.
Pasar Mebel Bukir Pasuruan sendiri merupakan Kawasan industri mebel di Kota Pasuruan yang sudah berdiri sejak tahun 1999 dan merupakan penghasil furniture atau mebel kayu terbesar setelah Jepara. Banyaknya pedagang dan pengrajin yang berkumpul di daerah setempat menjadi awal mula berdirinya Pasar Mebel Bukir.
Memiliki luas area kurang lebih 2 hektar, pasar ini ditempati oleh kurang lebih sebanyak 453 pedagang. Produksi mebel di Pasar Bukir ini memiliki kualitas kayu unggul seperti jenis kayu jati dan akasia yang anti rayap. Desain-desain mebel di Pasar Bukir pun cukup menarik, dengan produk unggulannya adalah kursi gajah dan kursi sudut.
Setelah melakukan peninjauan, Puan kemudian melakukan dialog bersama para pedagang dan pengrajin dalam acara bertajuk ‘Sambung Rasa Pelaku Usaha Mebel Pasar Bukir’. Ia banyak menerima aspirasi dari para pengrajin dan pedagang di Pasar Mebel Bukir. Apalagi setelah kebakaran tahun 2017 dan Pandemi Covid-19, banyak usaha yang gulung tikar.
“Hari ini adalah hari ke-3 saya di Jawa Timur dan walaupun mungkin di hari ke-3 badan terasa sedikit letih karena sudah keliling Jawa Timur, tetapi bertemu Bapak Ibu sekalian di Pasar Mebel Bukir di hari ke-3 ini saya langsung semangat lagi,” ujar Puan di awal sambutannya.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini mengaku datang ke Pasar Mebel Bukir untuk mendengarkan persoalan yang dihadapi pelaku usaha. Puan menegaskan, DPR selalu mendengar jika rakyat seperti di Pasar Mebel Bukir sedang mengalami kesulitan.
“Pasar Mebel Bukir adalah pasarnya mebel rakyat Jawa Timur. Saya sudah mendapat informasi bahwa sejak kebakaran di tahun 2017 dan pasca Pandemi Covid-19. Bapak Ibu mengalami kesulitan ya seperti modal?” tanya mantan Menko PMK itu.
“Betul,” jawab para pedagang dan pengrajin mebel Pasar Bukir.
Puan memastikan akan membawa aspirasi dari pelaku usaha Pasar Mebel Bukir ke Pemerintah Pusat. Termasuk dengan meminta komisi di DPR yang terkait ikut mengawal persoalan yang dihadapi pengrajin dan pedagang di Pasar Mebel Bukir.
“Karena saya ingin industri mebel rakyat di Pasuruan itu masa depannya semakin cerah dan jangan sampai redup,” ujar Puan.
Dikatakan, Pemerintah harus memberikan perhatian lebih terhadap kesulitan yang dihadapi pelaku usaha Pasar Mebel Bukir. Puan menilai pelaku usaha Pasar Bukir harus mendapat bantuan mengingat kualitas-kualitas mebelnya yang awet lama hingga produknya banyak dikenal hingga di luar negeri.
“Dalam kesempatan baik ini saya ingin sampaikan 3 hal yang saya harap dapat menjadi perhatian. Yang awal, industri mebel rakyat harus selalu mengakar kepada budaya Indonesia karena budaya Indonesia yang tercermin dalam desain-desain mebel rakyat-lah yang membuat mebel-mebel dari Indonesia menjadi unik,” paparnya.
“Berikutnya, sebagai Ketua DPR RI saya ingatkan kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah agar semaksimal mungkin membantu para pengusaha mebel ukir. Bisa berupa modal, pembinaan, dan pemasaran,” tambah Puan.
DPR pun disebut akan selalu mendukung berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan perkembangan pelaku usaha di Pasar Bukir Pasuruan. Oleh karenanya, hal penting ke-3 yang disampaikan Puan adalah terkait dengan inovasi pemasaran.
“Hal ke-3, Bapak Ibu pengusaha mebel ukir harus semakin gencar menyasar pasar luar negeri. Gunakan media sosial seperti Instagram. Posting gambar-gambar produknya dengan desain-desain yang bagus supaya bisa dilihat pasar luar negeri,” ungkapnya.
“Dengan kita semua menjalankan 3 hal tadi, dan dengan terus bekerja keras. Insya Allah industri mebel ukir di Pasuruan bisa semakin laris manis,” tambah Puan.
Sejumlah pelaku usaha Pasar Mebel Bukir kemudian menyampaikan berbagai kendala yang mereka hadapi. Terutama mengenai kesulitan mereka bangkit usai kebakaran dan Pandemi Covid-19.
Saat ini, Pasar Mebel Bukir memang belum kembali ramai setelah Pemerintah melakukan revitalisasi pasar pada tahun 2022. Saat pasar diserahterimakan bulan September 2023 lalu, banyak toko-toko yang belum kembali buka karena tidak memiliki modal sehingga pasar belum aktif lagi dan masih sepi pembeli.
Padahal sebelumnya, Pasar Bukir sangat ramai hingga perekonomian Pasuruan dapat dikatakan digerakkan oleh industri mebel. Di masa kejayaannya, sebanyak 20.000 orang menggantungkan mata pencahariannya dari sektor mebel, mulai dari pengrajin, pengusaha, dan lain-lain.
Salah seorang pengusaha mebel bernama Mikson mengaku, kesulitan yang mereka hadapi tak hanya untuk modal produksi. Mereka kerap menghadapi berbagai kendala lain, di antaranya dalam hal pengiriman.
“Kalau perlu kirim mebel tiap Sabtu maka nggak cukup muter uangnya, perlu pegadaian. Ada paguyuban juga terasa sia-sia, nggak ada tindak lanjut,“ ungkap Mikson.
Sementara itu Ibu Elok mengeluhkan retribusi di Pasar Bukir yang naik terus, padahal pembeli masih sangat sepi.
“Kalau bisa retribusi dilunakkan, kita nunggak bukan bulanan lagi tapi sudah tahunan. Mohon pemutihan, pelunakan selunak-lunaknya,” harap Elok.
Puan pun meminta kepada Pemkot Pasuruan untuk memberikan solusi terkait retribusi yang dikeluhkan pedagang.
“Retribusi nanti diurus sama Pak Wawali, kalau bohong nanti datengi aja di kantornya. Harus disinergikan APBN dan APBD,” tegas Puan.
Cucu Bung Karno itu juga meminta agar infrastruktur sarana dan prasarana di Pasar Bukir ditingkatkan seperti harapan para pedagang. Dengan kelengkapan fasilitas, kata Puan, diharapkan akan kembali meningkatkan daya beli.
“Sarana prasarana pembangunan harus berkelanjutan, revitalisasi pasar diperlukan. Dana buat Pasuruan, salah satunya bisa buat permodalan dan revitalisasi,” sebutnya.
Puan juga berharap agar Pasar Mebel Bukir tetap mempertahankan akar budaya, terutama ciri khas budaya Jawa Timur.
“Pasar Mebel Bukir harus bisa menarik minat pembeli dalam negeri sampai luar negeri. Kualitas harus apik terus. Gencarkan pemasaran, offline dan online,” pungkas Puan.