Oleh: Ambassador Freddy Numberi
Laksamana Madya TNI (purn)
- Latar Belakang
Dalam era globalisasi dewasa setiap negara di dunia dituntut kerja sama dengan negara lain, karena negara tidak mampu memenuhi semua tuntutan masyarakatnya. Politik luar negeri suatu bangsa ditujukan untuk memenuhi kepentingan ekonominya. Perang, diplomasi, dan kerja sama regional, multilateral, atau bilateral adalah kemungkinan kebijakan luar negeri yang dijalankan oleh suatu negara.
Dalam forum regional dan internasional, negara dapat mengejar kepentingan nasionalnya. Organisasi kerja sama Shanghai di kawasan Eurasia bertujuan untuk membangun aliansi militer sebagai keseimbangan kekuatan regional menghadapi kekuatan dalam politik internasional yang didominasi pihak Barat utamanya NATO dan Amerika Serikat (AS). Shanghai Cooperation Organisation (SCO) adalah aliansi organisasi kerja sama Pakta Pertahanan di Eurasia. (sumber: https//eng.setsco.org/ diakses, 12 September 2024).
- Pembahasan
China dan Rusia saat ini adalah dua negara besar yang mempunyai posisi paling signifikan dalam SCO ini. Sementara Rusia memiliki salah satu sistem militer yang paling kuat, China adalah kekuatan ekonomi yang kuat dan meningkat. China dan Rusia juga menjalin kerja sama yang erat. Di forum PBB, China dan Rusia memegang “hak veto”, di samping Inggris, Perancis dan AS sebagai negara Anggota Dewan Keamanan PBB. Hak Veto adalah hak untuk membatalkan resolusi yang telah diputuskan dengan suara mayoritas oleh Anggota Dewan Keamanan.
China dan Rusia dua negara besar yang memiliki perbatasan berdekatan satu sama lain. China punya uang dan Rusia punya sumber energi, di mana 6 juta orang Rusia hidup dengan damai dengan 110 juta orang China di perbatasan Manchuria dekat perbatasan Rusia dan China. Telah dilakukan pertemuan dan rapat antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping. sebanyak 30 kali dalam tahun 2016 – 2024.
Peran Rusia adalah menyuplai senjata bagi China pada saat China diembargo pihak Barat karena peristiwa Tianamen pada tahun 1989. Pada bulan Mei 2021, Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan proyek di mana Rusia membantu China dalam membangun 2 (dua) reaktor nuklir. Dua negara itu banyak bekerja sama dalam membangun di daerah Arctic “ballistic missile warning system”.
(Carl T. Delfeld, Power Rivals, New York, 2022: hal. 161)
Dengan kenyataan di atas dua negara besar, yaitu Rusia dan China memainkan peran sebagai “global player” dewasa ini. China dan Rusia berupaya mengundang India untuk bergabung sebagai anggota tetap Shanghai Cooperation Organisation (SCO). Ajakan tersebut mendapat respons positif dari pihak India, di mana pada 9 Juni 2017 India secara resmi bergabung dan menjadi anggota tetap Pakta Pertahanan SCO.
SCO berupaya merevitalisasi hubungan antara China dengan India, melalui kerja sama bidang keamanan dan ekonomi. Dengan kacamata konstruktivisme yang positif, dapat dipahami, bahwa SCO berperan sebagai pembentuk identitas kolektif dan standar perilaku (behaviour) dalam organisasi.
Pertemuan Menteri Pertahanan negara-negara anggota SCO dilaksanakan pada 26 April 2024 di Astana, Khazakstan dihadiri juga oleh Sekretaris Jenderal SCO, Zhang Ming dan Direktur Komite Eksekutif SCO, Anti Teroris, Ruslan Mirzaev. Sebagai pengamat adalah Menteri Pertahanan Belarus, Letjen Viktor Khrenin.
Deklarasi hasil pertemuan Menteri Pertahanan SCO adalah menjalin koordinasi yang kuat serta interaksi militer dalam rangka stabilitas dan perdamaian di kawasan regional Eurasia sesuai dengan tujuan dan prinsip UN Charter.
Pada pertemuan Kerja sama Tingkat Tinggi (KTT) pada tanggal 4 Juli 2024 Kepala-kepala Negara SCO menghasilkan Deklarasi Astana yang intinya, bahwa negara-negara anggota Pakta Pertahanan SCO perlu meningkatkan perannya dalam menciptakan kondisi perdamaian, keamanan dan stabilitas universal yang kuat, dan membangun tatanan dunia politik dan ekonomi baru yang demokratis serta adil. Negara-negara SCO bersepakat, bahwa pertemuan selanjutnya di Beijing, China pada tahun 2025.
Gambar-1: Kepala-kepala Negara yang hadir pada pertemuan 4 Juli 2024
(sumber:https://en.aletihad.ae/news/uae/4498422/leaders-of-sco-member-states-ratify-astana-declaration)
- Penutup
Shanghai Cooperation Organisation (SCO) merupakan organisasi Pakta Pertahanan Regional yang cukup berpengaruh dalam menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan Eurasia. SCO telah mengadakan sepuluh kali pertemuan dan rapat, baik formal maupun non-formal di antara para Kepala Negara untuk menjaga keamanan serta stabilitas regional. Semua negara antusias dalam SCO ini untuk memberantas terorisme dan separatisme melalui program Regional Anti-Terorism Structure (RATS). Negara-negara SCO membentang dari Laut Baltik di bagian Barat hingga Samudera Pasifik, menjadikan SCO sebagai salah organisasi regional yang terluas didunia. Kuatnya pengaruh SCO menjadikannya sebagai salah satu mitra strategis khususnya dalam bidang pertahanan dan keamanan di Eurasia. Beberapa negara di kawasan Asia Selatan sudah mulai berkeinginan untuk bergabung dalam Pakta Pertahanan SCO dengan Rusia dan China sebagai motor penggerak utama organisasi tersebut. Juga hadir dalam KTT SCO ini Sekjen PBB Antonio Guteres, Presiden Turki Recep Tayyip Erdog an dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev. Presiden Belarus Aleksandr Lukashenko turut hadir sebagai anggota penuh baru SCO.
Axis Rusia-China-India, mengkhawatirkan banyak pihak, bahwa Axis ini bisa membawa bencana/malapetaka bagi mereka.
Aliansi Pakta Pertahanan Shanghai Cooperation Organisation (SCO) merupakan lingkaran setan (vicous circle) bagi Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di seluruh dunia (dimodifikasi dari Bill Hayton, London, 2014: haL. 204).
Gambar-2: Presiden Tiongkok Xi Jinping bersalaman dengan sekjen PBB Antonio Guterres pada KTT SCO di Astana 4 Juli 2024
(Sumber: https://indonesian.cri.cn/2024/07/05/ARTISh66ZzPgJGv2W7xcREtk240705.shtml)
Jakarta, 17 September 2024