Bulog Kewalahan Serap Gabah, Legislator PDIP ini Ingatkan Risiko Kelebihan Kapasitas

oleh
oleh
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, REPORTER.ID — Badan Urusan Logistik (Bulog) menghadapi tekanan besar terhadap kapasitas penyimpanan setelah Presiden Prabowo Subianto memerintahkan lembaga tersebut untuk menyerap gabah dan beras dari petani dengan harga tetap.

Menyoroti kendala tersebut, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman, memperingatkan bahwa kapasitas gudang dan fasilitas pengeringan milik Bulog saat ini belum memadai untuk menampung volume gabah yang dibeli dalam rangka menjalankan mandat pemerintah.

Apalagi, menurut dia, Presiden telah menginstruksikan Bulog membeli gabah dari seluruh kualitas dengan harga Rp6.500 per kilogram atau beras seharga Rp12.000, sehingga petani sangat antusias menjual ke Bulog.

“Tapi kita harus realistis terhadap keterbatasan yang ada. Jika penyerapan tidak dikendalikan, terlebih dengan rencana penyerapan jagung, kita berisiko melebihi kapasitas fasilitas yang tersedia,” katanya.

Menurut Lukman, Bulog diperkirakan akan menyerap hingga 3 juta ton beras—sekitar 10 persen dari total produksi nasional sebesar 30 juta ton per tahun. Artinya, 90 persen sisanya harus disalurkan ke tempat lain.

“Jadi pentingnya perencanaan strategis, untuk mengatasi kendala tersebut,” ujar politisi dari Fraksi PDI Perjuangan itu lagi.

Ia juga mempertanyakan bagaimana Bulog akan menentukan prioritas dalam membeli gabah dari petani, karena mustahil menyerap seluruh hasil panen. Sejumlah gudang Bulog dilaporkan sudah penuh, sehingga dibutuhkan tambahan gudang dan alat pengering untuk menjaga mutu gabah yang ditimbun.

“Pemerintah perlu menjelaskan mekanisme seleksi yang akan diterapkan. Kita tidak bisa membeli semuanya tanpa parameter yang jelas,” pungkasnya. ***