Pidato Prabowo di PBB, DPR: Teguhkan Politik Bebas Aktif Indonesia untuk Perdamaian Dunia

oleh

JAKARTA,REPORTER.ID  – Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Nurul Arifin, menilai kehadiran Presiden Prabowo Subianto di Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi momentum penting bagi diplomasi Indonesia di kancah global. Dan, pidato Prabowo juga sebagai salah satu yang paling berkesan dalam sejarah diplomasi Indonesia. Gesture penuh percaya diri, serta substansi yang kuat memperlihatkan kapasitas kenegarawanan Prabowo.

“Bagi saya ini adalah pidato yang powerful, bahkan bisa disebut salah satu yang terbaik untuk Indonesia. Publik di tanah air, dan negara-negara lain pun tampak mengapresiasi luar biasa dengan standing applause yang panjang,” tegas Nurul.

Hal itu disampaikan Nurul dalam dialektika demokrasi bertema: “Hadirnya Prabowo di PBB, Menguatkan Kembali Peran Indonesia Dalam Diplomasi Global” yang digelar Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) bekerja sama dengan Biro Pemberitaan DPR RI. Diskusi bersama Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Demokrat Hillary Brigita Lasut, dan pengamat politik dari Citra Institute – Efriza, di Gedung DPR RI Senayan Jakarta, Kamis (25/9/2025).

Menurut Nurul, isi pidato Prabowo menegaskan kembali prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan berpegang pada nilai-nilai konstitusi. Salah satu poin yang disorot adalah sikap tegas terhadap isu Palestina melalui seruan solusi dua negara (two-state solution). “Ini cerminan nyata dari politik bebas aktif Indonesia. Presiden menyampaikan dengan berani bahwa kemerdekaan Palestina harus diperjuangkan, namun tanpa melahirkan permusuhan baru. Itu sejalan dengan semangat menolak penjajahan dan mendorong perdamaian abadi,” jelas Nurul.

Nurul berpendapat bahwa gagasan yang disampaikan Presiden Prabowo, termasuk soal penghargaan terhadap pluralisme, hak asasi manusia, dan multikulturalisme, memperlihatkan wajah demokrasi Indonesia yang inklusif.

“Gestur, intonasi, substansi, semuanya memperlihatkan sosok seorang negarawan. Skornya hampir sempurna, 9,9. Dan yang paling penting, beliau berbicara bukan hanya mewakili pemerintah, tapi juga mewakili hati rakyat Indonesia,” ungkapnya.

Hillary Brigitta Lasut juga mengapresiasi Prabowo dalam Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut. Menurutnya, kehadiran Prabowo di podium PBB bukan sekadar seremonial, melainkan momentum strategis yang mengingatkan dunia akan jati diri Indonesia sebagai bangsa pejuang kemerdekaan yang kini berdiri tegak dan berperan sebagai bagian dari solusi global.

“Pidato Presiden tidak hanya mencerminkan Indonesia, tetapi juga menegaskan posisi bangsa kita sebagai salah satu faktor penting dalam tatanan global,” kata Hillary.

Dalam pidatonya, Prabowo menyinggung beragam isu krusial dunia, mulai dari ketidakadilan konflik bersenjata, krisis pangan, hingga ancaman perubahan iklim. Hillary berpandangan, penyampaian tersebut bukan hanya menyentuh sisi moral, melainkan juga menghadirkan tawaran konkret melalui kontribusi nyata Indonesia, baik lewat pengiriman pasukan penjaga perdamaian, diplomasi pangan, hingga transisi energi bersih.

Setidaknya terdapat tiga peluang besar bagi Indonesia dari pidato tersebut. Pertama, di bidang diplomasi perdamaian, komitmen Presiden untuk menyiapkan hingga 20.000 pasukan penjaga perdamaian membuktikan bahwa Indonesia bukan sekadar penonton, melainkan aktor aktif dalam menjaga stabilitas dunia sesuai amanat konstitusi.

Kedua, di sektor ketahanan pangan dan energi, Indonesia menegaskan diri sebagai calon lumbung pangan dunia sekaligus pelopor transisi menuju energi terbarukan. Keberhasilan swasembada beras dan bantuan pangan ke Palestina menjadi bukti bahwa diplomasi ekonomi Indonesia dapat berjalan beriringan dengan diplomasi kemanusiaan.

Ketiga, dalam isu iklim dan lingkungan, komitmen Indonesia mempercepat target net zero emission lebih cepat dari 2060 sekaligus mengingatkan dunia pada ancaman kenaikan permukaan laut.

Sikap ini, kata Hillary, memperkuat posisi Indonesia dalam forum-forum internasional dan memperlihatkan konsistensi Indonesia untuk bertindak, bukan sekadar beretorika. Selain itu, dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara untuk Palestina juga ditegaskan kembali oleh Prabowo.

Hillary menyebut hal ini menempatkan Indonesia sebagai kekuatan moral yang konsisten dan realistis, sekaligus memperkokoh diplomasi di lingkup dunia Islam, Gerakan Non-Blok, maupun forum PBB.

“Pidato Presiden Prabowo di PBB adalah cermin kepercayaan diri bangsa kita. Dengan pengalaman sejarah, semangat pembangunan, serta visi kemanusiaan, Indonesia membuktikan diri mampu memberi kontribusi nyata di panggung internasional,” pungkas Hillary.