Kemenhub Optimalkan Layanan Kenavigasian dan Kompetensi SDM

oleh
oleh
Acara Mentoring Operator dan Teknisi Telekomunikasi Pelayaran melalui video conference (virtual) di Jakarta, Rabu (10/6/2020).

JAKARTA – REPORTER.ID – International Maritime Organization (IMO) melalui Maritime Safety Committee (MSC) Ke-101 telah menetapkan bahwa Traffic Separation Scheme (TSS) di Selat Sunda dan Selat Lombok akan diatur dan dipantau setiap saat bagi kapal yang melayari kedua selat tersebut oleh Pemerintah RI tanggal 1 Juli 2020.

“Dalam rangka mempersiapkan penerapan pengaturan TSS tersebut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan terus berupaya mengoptimalkan layanan kenavigasian serta meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM),” kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut R. Agus H. Purnomo saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara Mentoring Operator dan Teknisi Telekomunikasi Pelayaran melalui video conference (virtual) di Jakarta, Rabu (10/6/2020).

Dirjen Agus menuturkan, selain optimalisasi perangkat VTS tentunya diperlukan juga kesiapan dan pemenuhan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di Stasiun VTS, sehingga perlu dilakukan peningkatan dan refresher melalui program latihan seperti yang kita laksanakan pada saat ini.

Dikatakan, dalam rangka optimalisasi pemanfaatan VTS pada Distrik Navigasi, saat ini Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah menyusun program Quick Wins untuk implementasi dan pelaksanaan Test Bed pemanduan secara elektronik (E-Pilotage) dalam rangka optimalisasi pemanfaatan VTS pada Distrik Navigasi.

Menurutnya, pelaksanaan uji coba (test bed) tersebut rencananya akan dilaksanakan dii empat stasiun VTS, yaitu VTS Tanjung Priok, VTS Benoa, VTS Tarakan dan VTS Batam, pada bulan Juni 2020 ini.

“Pelaksanaan uji coba (test bed) pemanduan secara elektronik (E-Pilotage) dimaksud bertujuan untuk mendapatkan masukan serta evaluasi dalam rangka menyiapkan sarana dan prasarana serta regulasi dalam melaksanakan E-Pilotage berdasarkan berbagai karakteristik traffic dan alur pelayaran serta untuk mengoptimalisasi fungsi dari VTS,” ujar Dirjen Agus.

“Saya berharap dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, pelaksanaan program mentoring secara Daring melalui aplikasi dan penyedia layanan pertemuan Online seperti ini dapat menjadi solusi terhadap kendala-kendala teknis maupun lapangan,” ucapnya

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kenavigasian Hengki Angkasawan dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengingkatkan kemampuan terkait pemanfaatan teknologi informasi dan sekaligus untuk memenuhi kemampuan sesuai yang dipersyaratkan dalam Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dalam melaksanakan kegiatan penyelenggaraan Telekomunikasi Pelayaran yang diperuntukan untuk pelayanan Keselamatan Pelayaran.

Hengki mengatakan, kegiatan Mentoring Teknisi dan Operator Telekomunikasi Pelayaran dalam Rangka Persiapan Implementasi Test Bed E-Pillotage dan Traffic Separation Scheme (TSS) ini diikuti oleh 60 orang peserta yang terbagi pada masing-masing sesi, peserta merupakan petugas di 6 (enam) stasiun Vessel Traffic Services (VTS), antara lain VTS Tanjung Priok, VTS Merak, VTS Batam, VTS Dumai, VTS Benoa, dan VTS Tarakan.

Ia menyebutkan, Stasiun Vessel Traffic Services (VTS) Merak pada Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Priok dan VTS Benoa pada Distrik Navigasi Kelas II Benoa berupaya optimal untuk mempersiapkan layanan Kenavigasian untuk kapal-kapal yang melintasi Traffic Separation Scheme di Selat Sunda dan Selat Lombok serta untuk meningkatkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan Maritim di kedua Selat penting tersebut. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *