JAKARTA, REPORTER.ID – Hari yang seharusnya dijadikan momentum kebangkitan perang melawan narkotika khususnya di tanah air, karena Indonesia saat ini sudah berada dalam kondisi darurat narkotika, seperti disampaikan Kepala Badan Nasional Narkotika (BNN), Bapak Komjen Pol Heru Winarko saat berkunjung ke KPK beberapa waktu lalu.
“Saya melihat kejahatan korupsi dan narkotika memiliki hubungan erat karena keduanya termasuk kejahatan luar biasa (extraordinary crime) sehingga perlu upaya bersama, agar keduanya dapat dicegah terlebih dahulu sebelum dilakukan penindakan,” tegas Ketua KPK Firli Bahuri, Jumat (26/6).
Menurut Firli, KPK dan BNN mempunyai salah satu fungsi yang sama, yaitu mencegah terjadinya kejahatan (korupsi dan narkotika), sebelum kejahatan yang pasti memiliki dampak destruktif bukan hanya bagi pelaku, tapi bagi masyarakat luas.
Karena itu kata Firli, KPK dan BNN saat ini tengah membahas ‘payung hukum’ agar sinergitas antara BNN dan KPK, tidak melanggar undang-undang apalagi menabrak peraturan yang sudah ada. “Saya dan Pak Heru Winarko sepakat, meski berbeda objek kejahatannya, namun sinergi tetap perlu dilakukan agar bisa saling menunjang kinerja masing-masing lembaga,” ujarnya.
Dia yakin, peran dan kepedulian bersama, seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote serta anak bangsa diperantauan, akan memberi andil yang sangat besar dalam menghapus kejahatan korupsi dan narkotika di indonesia.
Tentunya lanjut Firli, hal itu menjadi tujuan dan cita-cita bersama untuk Indonesia maju. Dimana segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia terlindungi serta meningkatnya kesejahteraan umum, dan kecerdasan kehidupan bangsa yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
“Jadi, mari HANI ini kita jadikan sebagai momentum untuk memberantas narkotika dan korupsi,” pungkasnya.(arpas)