PBNU Resmi Tunda Muktamar Ke-34 NU pada Oktober 2021

oleh

JAKARTA, REPORTER.ID –  Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Konbes NU) tahun 2020 akhirnya secara resmi menunda Muktamar ke-34 NU pada Oktiber 2021. Semula akan digelar di Lampaung pada Oktober 2020.

“Menetapkan, pertama, menunda pelaksanaan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama yang sedianya dilaksanakan di Lampung pada Oktober 2020 berubah pada Oktober 2021 di Lampung,” demikian Keputusan Konbes NU tentang Pelaksanaan Muktamar ke-34 NU dan Masa Khidmat PBNU.

Selanjutnya, jika Oktober 2021 tidak dapat dilakukan yang disebabkan oleh hal-hal tertentu termasuk karena Covid-19 yang belum terkendali, PBNU akan memutuskan menggelar pelaksanaan Muktamar NU setelah pandemi Covid19 ini benar-benar hilang.

“Sebagaimana diktum pertama tidak dapat dilaksanakan maka Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama akan dilaksanakan setelah pandemi Covid-19 terkendali,” kata keputusan itu.

Poin penting lain dari kegiatan Konbes NU tersebut yakni masa khidmat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama hasil Muktamar ke-33 NU berlaku sampai dengan demisioner dalam Muktamar ke-34 NU yang akan datang. Artinya, masa jabatan kepengurusan NU di bawah pimpinan KH Said Aqil Siroj diperpanjang sampai pelaksanaan Muktamar ke-34 NU pada Oktober 2021. “Keputusan ini mulai berlaku pada hari ditetapkan dan hal-hal yang belum cukup diatur dalam keputusan ini akan diatur kemudian,” jelas poin ketiga dari Keputusan Konbes tersebut.

Agenda penundaan pelaksanaan Muktamar ini sebagai respons meningkatnya Covid-19 di Indonesia. Menurut PBNU, penyebaran Covid-19 di Indonesia telah mencapai keadaan yang sangat mengkhawatirkan sehingga untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19 pemerintah telah merekomendasikan penundaan acara yang akan mengakibatkan pengumpulan massa dalam jumlah besar.

Selain itu, menunda kegiatan Muktamar NU ini karena forum tertinggi di tubuh NU tersebut akan melibatkan massa dalam jumlah besar sehingga berpotensi tinggi menjadi media penyebaran Covid-19.

Keputusan penundaan Muktamar ke-34 NU akan dicabut sampai keadaan dinyatakan aman untuk melakukan pengumpulan massa dalam jumlah besar tersebut.

Demikian disampaikan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj saat dalam Pembukaan Konferensi Besar (Konbes) NU yang berlangsung secara virtual, pada Rabu (23/9).

Ia menjelaskan bahwa ada tiga tugas utama yang dilakukan Satgas NU Peduli Covid-19. Pertama, tugas yang bersifat promotif. Beberapa di antaranya adalah mendirikan posko Covid-19 dan membuka layanan terpadu atau hotline center.

“Kedua, bersifat preventif. Tugas ini antara lain berupa penyemprotan disinfektan, instruksi protokol masjid secara terpantau, melakukan kajian bahtsul masail, membentuk Sistem Informasi Covid-19 NU atau SINU, konsultasi psikologis dengan 2 ribu lebih psikolog NU, dan penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) serta masker,” jelas Kiai Said.

Ketiga, tugas yang bersifat kuratif. Beberapa yang dilakukan adalah bantuan APD untuk tenaga medis, menyiapkan 22 Rumah Sakit NU sebagai rujukan pasien yang terinfeksi Covid-19, penyediaan ambulan rujukan, dan kegiatan rapid test secara massal. Hingga kini, Kiai Said menyebutkan, total dana yang disalurkan sebesar lebih dari Rp290 miliar dengan penerima manfaat sejumlah 57 juta jiwa.

Satgas NU Peduli Covid-19 tersebar di 227.887 titik di 302 kota dan kabupaten di 32 provinsi. “Tanpa bermaksud sombong, hanya NU-lah yang paling masif dan paling serius daripada ormas-ormas yang lain dalam menangani musibah Covid-19 ini. Silakan boleh dilihat dan dicek bahwa hanya ormas NU yang masif dalam melaksanakan pelayanan kemanusiaan ini,” tegas Pengasuh Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta ini.

Menurut Kiai Said, seluruh kinerja yang dilakukan Satgas NU Peduli Covid-19 terlaksana atas partisipasi dan kerja sama dari berbagai pihak. Terutama lantaran kekompakan dan kemandirian warga NU yang berkontribusi nyata dan ambil bagian dari gerakan penanggulangan musibah ini.

“Saya ucapkan terima kasih sekaligus apresiasi setinggi-setingginya untuk seluruh kinerja Satgas NU Peduli Covid-19, lembaga, badan otonom, dan seluruh warga NU yang mendukung kerja kemanusiaan NU. Kita tidak boleh putus asa,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *