JAKARTA, REPORTER.ID – Waketum Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI Polri (PP FKPPI), Indra Bambang Utoyo mendukung tindakan Pangdam Jaya, Mayjen (TNI) Dudung Abdurachman yang memerintahkan anak buahnya untuk menurunkan paksa baliho berisi ajakan revolusi bergambar tokoh Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di berbagai lokasi Ibu Kota. Indra menilai, langkah Pangdam Jaya sudah tepat, karena pemasangan baliho tersebut selain menyalahi aturan juga menggangu persatuan bangsa dan pemerintahan yang sah.
‘’FKPPI mendukung sikap tegas Pangdam Jaya, karena ada tendensi mengganggu persatuan bangsa dan pemerintahan yang sah. Bagi FKPPI, siapa pun yang ganggu NKRI tidak ada kompromi, harus disikat habis,’’ tegas Indra Utoyo dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (21/11/2020) sore.
Indra Utoyo mengatakan, FKPPI sebagai organisasi Keluarga Besar TNI – POLRI terus mengikuti perkembangan situasi terakhir dalam kehidupan berbangsa, khusus dengan munculnya gangguan terhadap persatuan dan kesatuan bangsa di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“NKRI harga mati yang kerap gaungkan adalah NKRI yang dicetuskan dan disepakati oleh para pendiri bangsa, yakni NKRI yang di dalamnya ada kemajemukan,” sebutnya.
FKPPI melihat, akhir-akhir ini ada orang dan kelompok orang yang membawa politik identitas yang sangat mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa. Mereka tidak memperdulikan rasa kebangsaan, malah ada kecenderungan untuk menjatuhkan kewibawaan dan keberlangsungan pemerintah yang sah.
‘’TNI telah mengingatkan kelompok tersebut, dimulai dari Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan terakhir oleh Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurahman. Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari TNI dan POLRI, FKPPI mendukung sepenuhnya pernyataan dan langkah yang dilakukan oleh pimpinan TNI dan POLRI,’’ tegas Indra Utoyo.
Dedengkot FKPPI ini merasa tersinggung oleh pernyataan Pimpinan Ormas yang menyebutkan TNI kurang ajar. “FKPPI tersinggung berat. Karena TNI adalah benteng utama persatuan dan kesatuan bangsa, tidak punya hak politik, bekerja terus untuk menjaga persatuan bangsa kok direndahkan begitu rupa,” katanya.
Untuk itu, Indra Utoyo meminta TNI tetap teguh pada tindakannya memperingatkan pihak-pihak yang bisa mengganggu persatuan bangsa dan juga Pemerintahan yang sah.
Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Fadil Imran juga mendukung langkah Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman menurunkan spanduk yang berisi ajakan revolusi dan bergambar tokoh Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab di beberapa lokasi ibukota.
“Saya dukung yang dilakukan oleh Pangdam Jaya, karena pasti tujuannya baik untuk republik ini, untuk negara ini,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran di Polda
Metro Jaya, Jumat (20/11/2020) kemarin.
Lebih lanjut, Fadil mengatakan ada regulasi yang dilanggar dalam pemasangan spanduk tersebut antara lain Peraturan Daerah terkait pemasangan spanduk atau alat peraga sejenis di ruang publik, serta aturan perpajakan.
Sebelumnya diberitakan, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengakui memerintahkan jajarannya untuk mencopot spanduk dan baliho pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab.
“Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya,” kata Dudung menjawab pertanyaan wartawan seusai apel pasukan di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).
Dudung menjelaskan, awalnya sejumlah petugas Satpol PP sudah menurunkan baliho yang dipasang tanpa izin itu. Namun, pihak FPI justru kembali memasang baliho-baliho tersebut. Oleh karena itu, TNI turun tangan.
“Ini negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau pasang baliho itu udah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan. Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu,” tegas Dudung. (HPS)