JAKARTA,REPORTER.ID – Meski Timnas Bulu Tangkis Indonesia dipaksa mundur di All England, namun Indonesia tak perlu melakukan boikot kepada timnas Inggris di pertandingan di dalam negari. Seperti Piala Sudirman, Indonesia Open dan lain-lain.
Selain bulu tangkis masih ada cabang olahraga yang lain, yang bisa diikuti oleh Indonesia. “Jadi, boikot atau tidak terhadap keiikutsertaan Inggris di Indonesia, kita lihat kondisi yang berkembang,” tegas Bramantyo.
Hal itu disampaikan Bramantyo Suwondo, anggota MPR RI dari Fraksi Demokrat dalam diskusi 4 pilar MPR RI ‘Polemik All England dan Nasionalisme” bersama anggota MPR RI dari FPDI-P Muchamad Nabil Haroen (Gus Nabil) di Gedung MPR RI, Senayan Jakarta, Senin (22/3).
Selain itu lanjut Bramantyo, Indonesia perlu meningkatkan diplomasi. Namun, ia mengapresiasi Kemenlu RI dan Dubes RI di Inggris yang berhasil memulangkan Timnas lebih awal pada Senin (22/3) ini, yang seharusnya diisolasi hingga 23 Maret. “Tekanan pada All England harus terus dilakukan agar mengedepankan sportifitas, adil, dan tidak diskriminatif pada Indonesia,” ujarnya.
Karena itu kata Bramantyo, Komisi X DPR akan membicarakan kasus All England ini secara serius dengan Kemenpora RI dalam waktu dekat ini. “DPR minta ada kepastian ke depan.kasus serupa tidak terulang lagi,. Apalagi Timnas sudah memenuhi prosedur covid-19 sejak keberangkatan,” tambahnya.
Gus Nabil juga sepakat untuk mov on, tak perlu boikot dari kasus All England tersebut. Karena masih banyak cabang olahraga lain yang bisa diikuti. “Kalau perlu bilang ke Inggris, Anda tak akan diboikot kalau ikut tanding di Indonesia,” ungkapnya.
Lalu, apakah diskriminasi Inggris di All England tersebut ada kaitannya dengan vaksin AstraZaneca yang masih jadi polemik di tanah air, Gus Nabil mengatakan itu bisa saja. Tapi, yang diprotes mestinya MUI yang mengharamkan. “MUI yang mengharamkan AstraZaneca yang harusnya diprotes, bukan Timnas bulu tangkis,” jelas Gus Nabil.
