Oleh : Prof. Amir Santoso
Terdengar berita pendidikan Pancasila bakal dihapus. Entah apa tujuannya. Memang masalahnya, meskipun sudah lama mata pelajaran Pancasila diajarkan, kehidupan moral masih amburadul. Tapi bagaimana pula nanti jika tanpa pendidikan Pancasila? Apakah tidak akan tambah amburadul ?
Soalnya terdengar pula sassus tentang ditiadakannya mata ajaran agama dan Bahasa Indonesia. Padahal kita tahu, cara bertutur dan menulis dalam Bahasa Indonesia pada sebagian besar dari kita yang pada umumnya bergelar sarjana, masih kurang benar dari segi kaidah berbahasa yang baik dan benar. Bagaimana pula nanti jika tidak ada pelajaran Bahasa Indonesia?
Kembali ke masalah penghilangan mata pelajaran Pancasila. Sudah pernah saya tulis bahwa Pancasila ini nasibnya memang kurang baik karena dioprak aprek terus. Diajarkan terus dengan berbagai metode tapi tidak pernah dilaksanakan.
Tapi jika karena hal itu lalu mata pelajaran Pancasila dihilangkan tentu tidak benar pula. Diajarkan saja masih tidak diterapkan, apalagi jika generasi muda makin tidak mengenai apa itu Pancasila.
Tentunya kita boleh bercuriga bahwa penghilangan mata pelajaran Pancasila bersama dengan mata pelajaran Agama dan Bahasa Indonesia akan menjadikan bangsa kita makin sekuler dan makin tidak mengenal keindonesiaannya.
Ditambah dengan penghilangan mata pelajaran Sejarah makin lengkaplah keterasingan generasi muda kita terhadap jari diri sebagai bangsa.
Apalagi beberapa hari belakangan ini terungkap fakta-fakta pemutarbalikan data sejarah. Katanya, tokoh-tokoh NU seperti KH Hasyim Asyari dihilangkan dari buku-buku sejarah terbitan baru, dan yang dimunculkan adalah tokoh-tokoh PKI seperti Aidit, Karl Marx dll.
Itu semua adalah fakta sangat telanjang tentang adanya konspirasi untuk menghilangkan jejak sejarah kudeta PKI tahun 1965.
Lalu, apakah mata pelajaran Pancasila dihilangkan dulu sementara sambil menunggu pembuatan muatan mata pelajaran Pancasila yang baru yang mengubah Pancasila menjadi Trisila dan Ekasila? Kalau diubah menjadi Tiga dan Satu Sila, ya namanya bukan Pancasila dong.
Bagi sebagian besar dari kita, masalah mata pelajaran Pascasila, Bahasa Indonesia dan Sejarah merupakan hal besar dan penting. Sebab tiga mata pelajaran itu merupakan mata pelajaran inti untuk membentuk kepribadian bangsa. Di tengah pergumulan berbagai ideologi dunia dewasa ini, tiga mata pelajaran itu adalah inti untuk mempertahankan keindonesiaan kita.
Semua lembaga pendidikan di berbagai negara termasuk di AS ada mata pelajaran ideologi yang dianut oleh negara mereka. Ada mata pelajaran bahasa yang mereka gunakan. Apalagi sejarah, di AS pelajaran sejarah sangat diutamakan.
Makanya sungguh mencurigakan jika tiga mata pelajaran diatas mau dihapus. Apalagi jika bukan dimaksudkan untuk mengubah ideologi dan sejarah nasional kita. Bisa saja nanti diubah ke arah ideologi Marxisme atau Liberalisme dan mengubah isi sejarah kita dengan menghapuskan jejak kudeta PKI atau berbagai jejak sejarah lainnya seperti pemberontakan DI/TII, PRRI, Permesta dll. Pengubahan seperti itu tentu akan mengaburkan jalannya sejarah nasional kita dan akan berakibat buruk bagi generasi muda.
Jadi sudah waktunya seluruh kekuatan bangsa yang cinta tanah air berusaha keras agar peniadaan tiga mata pelajaran tersebut dibatalkan. (Amir Santoso, Gurubesar FISIP UI).