JAKARTA, REPORTER.ID – Keberhasilan Taliban menguasai Kabul dan menggulingkan Pemerintahan Asraf Ghani mengundang pro dan kontra di masyarakat. Pro dan kontra untuk memmberikan pengakuan legitimasi kekuasaan Taliban di Afghanistan tersebut.
Wakil Ketua DPD RI Sultqn B Najamudin mendorong pemerintah RI untuk selalu memantau perkembangan eskalasi politik yang terjadi di Afghanistan.
“Pemerintah perlu wait and see, tak.buru-buru sambil tetap mewaspadai dan mengantisipasi segala potensi gangguan keamanan dalam negeri, ” tegqs Sultan B Najamudin di Jakarta pada Rabu (25/8/2021).
Pada prinsipnya, kata Sultan, Republik Indonesia baik secara tradisi maupun secara konstitusi selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan universal dan senantiasa mendukung upaya-upaya perdamaiani dunia. Dan tentu saja RI mengecam segala pendekatan diplomatik yang mengarah pada perilaku penjajahan atau imperialisme oleh dan terhadap bangsa mana pun.
“Sebagai bangsa yang pernah mengalami suasana keterjajahan oleh imperialisme asing, kita tentu sangat prihatin dan berempati dengan konflik perang saudara yang terjadi di beberapa negara akibat perebutan pengaruh negara asing,” ujarnya.
Oleh karena itu, dalam suasana kebangsaan 76 tahun Indonesia merdeka ini semua patut bersyukur dan berkomitmen untuk menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan. Masyarakat tidak perlu terpengaruh dengan konflik negara lain, apalagi kata Sultan, sampai menyebabkan kegaduhan dan polarisasi sosial politik di dalam negeri.
“Mari kita jaga kekuatan persatuan dan kohesi sosial yang telah kita bangun, terutama dalam masa pandemi ini. Ini modal sosial yang mahal dan langka di era sekarang,” ujarnya.
Namun demikian, mantan wakil Gubernur Bengkulu ini mendorong pemerintah Indonesia untuk turut terlibat aktif dalam mewujudkan ketertiban dan perdamaian di Afganistan. Apapun alasannya, masyarakat sipil Afghanistan merupakan korban konflik yang wajib kita santuni.
“Sebagai negara mayoritas Islam terbesar di dunia, Indonesia memiliki tanggung jawab moral untuk berperan sebagai mediator bagi kelompok-kelompok politik di Afghanistan, sehingga tidak perlu terjadi pertumpahan darah pasca ditariknya pasukan AS,” pungkas Sultan.