Antisipasi Varian Omicron, DPR Desak Pemerintah Gratiskan Vaksin Booster

oleh

JAKARTA, REPORTER.ID – Makin meluasnya virus baru jenis omicron (B.11529) di dunia khususnya di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Philpina, Myanmar, Thailand dan lain-lain, maka untuk mencegahnya selain vaksinasi dan disiplin prokes, DPR RI minta pemerintah segera menyiapkan booster atau vaksin ketiga secara gratis untuk seluruh masyarakat.

“Untuk booster ini harus lebih cepat dan digratiskan untuk seluruh masyarakat tanpa pilih kasih. Sebab, vaksin gotong-royong yang berbayar saja terbukti tak efektif, sehingga sebaiknya pemerintah memberikan booster untuk meningkatkan imunitas,” tegas anggota Komisi IX DPR RI Muchammad Nabil Haroen – Gus Nabil.

Demikian disampaikan Gus Nabil dalam dialektika demokrasi “Antisipasi Varian Baru Omicron Menjelang Nataru 2021” bersama Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Fraksi Golkar Emanuel Melkiades Laka Lena, dan Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban (virtual) di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Kamis (2/12/2021).

Meski bergejala ringan dan akan mudah terpapar bagi orang yang memiliki penyakit kanker dan HIV, namun kata Gus Nabil virus ini tak boleh dianggap remeh, sehingga Kementerian Kesehatan harus menyiapkan segala fasilitas Kesehatan di rumah sakit (RS), obat-obatan, tenaga medis dan sebagainya.

“Kita sudah punya pengalaman dalam dua tahun ini, jangan sampai lonjakan dan kegelisahan masyarakat itu terulang lagi. Selain itu pentingnya 3T (Testing, Tracing, Treatment) dan tes PCR. Jangan sampai tak adanya virus omicron di Indonesia akibat minimnya 3 T tersebut,” tutur Ketua Umum PP Pagar Nusa Nahdlatul Ulama itu.

Hal yang sama dikatakan Melki Laka Lena – sapaan akrab Emanuel Melkiades Laka Lena, menurutnya booster bisa dilakukan secepatnya ketika vaksinasi untuk masyarakat sudah lebih dari 60 persen, dan sekarang sudah lebih dari 70 persen, dan memprioritaskan penggunaan vaksin dalam negeri.

“Vaksin booster itu dari dalam negeri seperti vaksin Merah Putih (Universitas Airlangga/Unair), Baylor Medical College (BUMN), dan dua vaksin Kerjasama dengan luar negeri, yaitu Vaksin Zifivax, dan Vaksin ARCov (PT Etana Biotech yang bekerja sama dengan Walfax Abogen berplatform mRNA),” jelas Melki.

Pada prinsipnya secara normatife pemerintah (Kemenkes RI, Kemendagri, Kmenterian BUMN, TNI/Polri, Satgas Covid-19, BNPB, dll) mesti siap-siaga dan konsisten menerapkan aturan dan regulasi Covid-19 di lapangan. Ia minta tak boleh ada yang main-main dengan karantina, tes PCR, dan sebagainya. Konsekuensinya siapapun orang yang melanggar harus ditindak tegas.

Yang pasti kata Zubairi Djoerban semua jenis penyakit – virus itu akan trus bermutasi sampai menjadi endemic dan akan ada di tubuh manusia selama dua minggu (14 hari). Khusus omicron ini bergejala ringan, tak mudah meninggal dunia jika sudah vaksin dan imuninya kuat. Kecuali bagi orang yang memiliki penyakit bawaan seperti kanker dan HIV. “Intinya semua penyakit bisa dikontrol. Saya sendiri sudah berumur 75 tahun dan sudah booster, Alhamdulillah sehat,” tuturnya.

Menurut Zubairi, virus itu juga tergantung perilaku masyarakat. Artinya kalau masyarakat disiplin prokes, sudah divaksin dan menjaga kesehatan akan tetap sehat. Karena itu stop mobilisasi massa untuk politik, pernikahan, takziyah, tahlilam, shalat berjamaah, maupun PTM (pembelajaran tatap muka) harus mendapat pengawasan yang ketat dan tetap jaga jarak.

“Jadi, meski Indonesia sudah baik dalam penanganan covid-19, kita tak boleh jemawa, euphoria, tetap disiplin prokes, jaga jarak, hindari kerumunan, percepat vaksinasi booster. Namun, tak perlu panik,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *