JAKARTA, REPORTER.ID – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menerbitrkan beberapa kebijakan ekonomi syariah yang dinilai mencerminkan spirit Islam Wasathiyah, karena mendorong keseimbangan.
Hal itu diungkapkan Ketua Organisasi Alumni Al-Azhar Internasional (OIAA) Cabang Indonesia, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi yang menilai salah satu kebijakan yang dilakukan Erick adalah menggabungkan bank-bank syariah milik BUMN menjadi satu entitas untuk menciptakan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah nasional.
“Kebijakan yang diambil, khususnya terkait BUMN dan aktivitasnya di republik ini, mudah – mudahan mencerminkan nilai-nilai dalam wasathiyyatun-Islam. Jadi, tidak hanya good governance (pengelolaan) tapi maslahat untuk bangsa,” ujar TGB dalam Pembukaan Multaqa ke-7 Alumni Al-Azhar Mesir Indonesia seperti dalam kanal video Youtube NWDI Online, Jumat (25/3/2022).
TGB menambahkan, Erick Thohir berkomitmen memperkenalkan kemudian memperkuat ekonomi Islam melalui ekosistem perbankan salahsatunya melalui Bank Syariah Indonesia (BSI).
“Dan beliau juga memimpin lembaga yang berperan penting dalam pengokohan ekosistem itu yang namanya masyarakat ekonomi syariah,” jelasnya.
Menurut mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) ini, ekonomi syariah pun sangat penting di Indonesia. Sebab, Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia dengan kemajuan ekonomi syariahnya akan turut mendorong ekonomi secara nasional.
Selain itu, TGB menjelaskan mengenai Islam wasathiyah dalam konteks ekonomi harus menghadirkan keadilan, keseimbangan dan kemaslahatan umat.
“Maka, dalam berbicara wasathiyyatun-Islam di konteks ekonomi, kita harus memastikan aktivitas-aktivitas ekonomi baik oleh Indonesia maupun kelompok yang dilakukan negara harus hadirkan nilai keadilan, keseimbangan, dan kemaslahatan untuk semua serta keberlanjutan,” ungkanya.
Sementara itu, Erick Thohir yang hadir menyampaikan sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia diprediksi akan menempati empat besar ekonomi dunia, setelah China, India, dan Amerika Serikat.
“Insyaallah tumbuh terus sampai 2045 dan ini akan menempatkan kita menjadi posisi secara ekonomi nomor empat terbesar dunia, dan kalau kita lihat rangking 1,2,3 nya yang umat muslimnya terbesar ya Indonesia.” tuturnya
Karena itu, Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu optimis mengingat jumlah populasi muslim terus mengalami pertumbuhan, dan apalagi kelas menengahnya akan mengalami kenaikan pendapatan.
“Populasi muslim kita dewasa ini akan tumbuh dari 161 juta di tahun 2015 menjadi 184 juta di tahun 2025. Tapi yang terpenting di situ juga tumbuh dalam segi pendapatan, midle clas kita yang muslim akan makin kuat dari 39,9% nantinya bakal mencapai 57,6% bahkan 60% ini midle clas ekonominya kuat, ini luar biasa,” ungkapnya.
Namun, Erick merasa tergelitik dengan data bahwa tingkat konsumsi masyarakat Indonesia lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat produktifitasnya.
“Tetapi ada yang menggelitik ketika kita bicara ekonomi keislaman kita ini tingkat konsumtifnya itu nomor empat terbesar di dunia apakah fashion, makanan, keuangan, perjalanan seperti kita tahu umrah dan haji, media dan rekreasi, kosmetik dan farmasi. Dimana ketika kita bicara produksi, kita tidak masuk 5 besar, berarti ada yang salah ini,” jelas Erick.
Menurutnya, hal itu yang menjadi salah satu dasar pemerintah melakukan penggabungan bank syariah jadi Bank Syariah Indonesia (BSI). Sebab, dengan adanya institusi keuangan syariah yang terpusat, pemerintah bisa mendorong keseimbangan.
“Inilah mengapa kami di BUMN harus mengintervensi dan memastikan, kalau memang tidak ada keseimbangan maka harus kita coba seimbangkan,” pungkas Erick Thohir.