MAKASAR,REPORTER.ID – Partai Keadilan Sejahtera Provinsi Sulawesi Selatan menyelenggarakan acara Dialog Kebangsaan Bersama Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Aljufri di Ballroom Hotel Clarion Makassar Sulsel (Selasa, 9/8/2022). Acara ini adalah rangkaian dari Program Salim Menyapa Indonesia di Provinsi Sulawesi Selatan 6-9 Agustus 2022.
Dialog lintas agama dan profesi sendiri menjadi acara wajib di setiap kunjungan Salim ke seluruh Indonesia. Hadir Gubernur Sulawesi Selatan, Wakil Kabinda Sulsel, Ketua MUI Sulsel, Tokoh Lintas Agama, Akademisi, Budayawan dan Seniman.
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman memberikan sambutan pembukaan dengan ucapan selamat datang Salim di Provinsi Sulawesi Selatan. Sulsel menyambut baik ajakan kolaborasi yang diusung oleh PKS sebagai upaya memajukan pembangunan baik di tingkat nasional maupun daerah khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan. Gubernur mengapresiasi PKS Sulsel dan para anggotanya yang duduk di legislatif yang telah bekerjasama konstruktif dalam mendukung dan mengkritisi kebijakan pemerintah daerah.
Salim Segaf Aljufri dalam orasi kebangsaannya mengatakan Sulsel adalah gerbang Indonesia Timur yang bisa membawa kemajuan bagi kawasan dan Indonesia secara nasional. “Saya sudah berkunjung ke sejumlah wilayah di Sulsel dalam beberapa hari ini. Melihat potensi alam, pertanian, pariwisata, budaya dan ekonomi kreatif di Sulsel ini luar biasa. Jika dikelola dengan baik saya sangat optimis daerah ini bisa menjadi kunci pertumbuhan ekonomi wilayah bahkan nasional. Tentu bersamaan kesejahteraan rakyat akan terangkat,” ungkapnya.
Selanjutnya, Ketua Majelis Syura PKS itu, berbicara soal kearifan lokal yang duwariskan oleh para leluhur. “Sejatinya kita memiliki local wisdom yang diwariskan oleh leluhur kita dan dapat menjadi modal yang sangat luar biasa dalam menyelesaikan berbagai persoalan bangsa. Banyak kebaikan ada dalam kearifan lokal kita, semua tinggal kita gali,” ujarnya.
Menurut Menteri Sosial RI 2009-2014 ini kunci kemajuan bangsa ini ada pada kepemimpinan yang tulus serta memiliki semangat transformasi dan kolaborasi. Inilah sesungguhnya jati diri kita dari kearifan lokal bangsa kita sebagai bangsa yang siap saling membantu dan saling menolong. Ini merupakan potensi besar yang kita miliki untuk kita realisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Indonesia, lanjut Salim, membutuhkan pemimpin, pada level apapun, yang tulus mencintai rakyatnya seperti orang tua mencintai anak-anaknya dengan semua karakternya yang berbeda-beda. “Walaupun ada anak-anak nakal, diberikan sanksi secara proporsional untuk mengembalikan dia kepada jati dirinya menjadi warga negara taat hukum dan aturan serta kesadaran untuk berbuat bagi kepentingan orang banyak,” terangnya.
Pemimpin yang tulus, lanjut Dr. Salim, pasti berusaha menyatukan bangsanya, bukan yang membiarkan keterbelahan apalagi yang membangun narasi pecah belah. Kita butuh persatuan kerjasama dan kolaborasi diantara elemen bangsa. Bangsa ini terlalu besar untuk dikelola oleh satu dua kelompok saja. Dan yang demikian mustahil dan mengingkari sejarah bangsa yang merdeka karena persatuan seluruh elemen bangsa. Maka tidak tepat pengembangan narasi paling NKRI atau paling pancasila, sementara yang lain tidak. Pancasila sendiri adalah ideologi pemersatu dan titik temu kebangsaan dan bukan alat pecah belah.
“Permasalahan-permasalahan sangat banyak yang kita hadapi di masyarakat semua tidak mungkin terselesaikan, kecuali kita bergandengan antara partai politik, pemerintah, TNI, Polri, pengusaha, tokoh-tokoh Agama dan komponen bangsa lainnya. Ayo kita bergandengan tangan, tidak ada yang mampu merubah negeri kita ini ke arah positif kecuali kita sendiri,” pungkas Salim.