Didiet Haryadi Priyohutono (net)
JAKARTA, REPORTER.ID — Pengamat kebijakan publik Didiet Haryadi Priyohutono mengkritik Menteri BUMN Erick Thohir yang disebut-sebut kepengin jadi Ketua Umum PSSI selain kepengin jadi capres atau cawapres. Didiet heran juga, masak semua mau diambilnya. ‘’Saya gregetan tetapi kagum juga terhadap menteri yang satu ini. Bayangkan, capres mau, cawapres mau, nah sekarang Ketum PSSI mau diambil juga. Kalau semua jabatan diinginkan, kapan bisa fokus pada tugas pokoknya sebagai Menteri BUMN.
Didiet yang mantan anggota DPR dan mantan Dirut PAM Jaya ini menyarankan, sebaiknya Erick Thohir fokus pada tugas pokoknya sebagai Menteri BUMN supaya kinerja kementerian ini jadi bagus. ‘’Ingat loh, PT Asabri dan PT Asuransi Jiwasraya dikorupsi pejabatnya, begitu juga dengan PT Asuransi Bumiputera dan PT Garuda Indonesia. Semua dirundung masalah yang serius. Apakah semua masalah itu sudah beres? Apakah kerugian negara sudah bisa dikembalikan? Apakah urusan uang nasabah sudah rampung? Uruslah semua itu secara serius, jangan mikir yang lain. Nanti kalau semua urusan itu selesai, pasti dilirik orang. Jadi jangan kemaruklah, Masak semua mau diambil, yang bener saja,’’ kata Didiet kepada wartawan di Jakarta, menanggapi hasil survei Indikator Politik Indonesia (IPI) yang menyebut mayoritas publik menginginkan Menteri BUMN Erick Thohir menjadi Ketua PSSI.
Dari sisi kebijakan publik, Didiet mengingatkan, seyogyanya menteri selaku pembantu presiden, tidak punya kepentingan atau kemauan lain, sehingga bisa fokus pada urusan kementeriannya. Karena bekerja dengan bener saja kadang-kadang masih banyak pekerjaan yang amboradul dan tidak memuaskan rakyat. Menurut Didiet, mengelola BUMN itu membutuhkan konsentrasi yang prima dan tidak bisa disambi mengurus pekerjaan lain. Kalau pikirannya muluk-muluk, ingin maju capres, maju sebagai cawapres, atau menggagas ingin jadi Ketua Umum PSSI, maka tugas pokoknya sebagai menteri kedodoran atau bisa ambyar.
Didiet mencontohkan, menteri yang berhasil, kerjanya cuma untuk urusan kementeriannya. Mereka hanya berfikir, bagaimana supaya kementerian yang dipimpinnya berhasil, tidak mikir yang lain. Pikiran atau keinginan jadi ini, jadi itu dikuburnya dalam-dalam. ‘’Jangan salah, ada juga loh menteri di cabinet yang sekarang ini yang berhasil. Saya lihat, mereka cuma mikir dan bekerja untuk kementeriannya, tidak punya keinginan lain yang macem-macem itu. Jadi, buanglah semua keinginan itu, konsentrasilah pada pekerjaan utama. Kalau menteri masih punya keinginan, ingin jadi presiden, ingin jadi wapres, ingin jadi Ketum PSSI, ya sebaiknya pamit pada Presiden Jokowi untuk berhenti jadi menteri,’’ tegasnya.
Didet yang bicaranya blak-blakan itu mengaku kasihan kepada rakyat dan Presiden Jokowi lihat tingkah polah menteri yang punya banyak kepentingan dan banyak maunya itu. Dapat dipastikan, pekerjaan di kementeriannya tidak akan beres, karena sibuk ngurusi hal-hal yang tidak kompeten. Misalnya, ikut-ikutan mengurus acara mantenan di Solo. Lucu kan, menteri kok sibuk urus acara cucuk lampah penganten. ‘’Saya kira yang gini-gini ini nggak paslah. Apa urusan kementeriannya sudah kelar? Punya perhatian terhadap suksesnya acara mantenan di Solo boleh-boleh saja, tapi apakah sampai sejauh itu? Apakah harus terjun langsung ngurusi cucuk lampah segala? Saya kira nggak perlu sampai sejauh itu. Dari sudut kebijakan publik, yang seperti itu tidak pas, sangat menggelikan,’’ ujarnya.
Pendapat senada disampaikan politisi kawakan PPP, Syahrial Agamas. Ia mengatakan, apa jabatan Menteri BUMN belum cukup bagi Erick Thohir sehingga kok disebut-sebut pantas jadi Ketua Umum PSSI. Kalau itu betul, kok libido kekuasannya tinggi sekali, sehingga semua jabatan mau diambil. ‘’Semua kok mau diambil, ya sebaiknya janganlah. Jangan aji mumpunglah,’’ ujarnya.
Seperti diberitakan, lembaga Indikator Politik Indonesia (IPI) yang biasanya mensurvei masalah politik, merilis hasil survei terkininya yang menyebut mayoritas publik menginginkan Menteri BUMN Erick Thohir menjadi Ketua PSSI. Dalam keterangan tertulisnya, Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi mengatakan survei persepsi publik itu dilakukan pascatragedi Kanjuruhan yang membuat kepengurusan Mochamad Iriawan (Iwan Bule) sebagai Ketum PSSI menuai banyak keraguan. Kata Burhanuddin, survei dilakukan pada 30 Oktober hingga 5 November 2022. Survei bertajuk sikap publik terhadap Tragedi Kanjuruhan dan Reformasi PSSI. Menurut Burhanuddin, masyarakat yang menginginkan Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI mencapai 24,1 persen. Angka ini menempatkan Erick di posisi pertama. “Erick Thohir memiliki elektabilitas paling tinggi dalam bursa Ketua Umum PSSI untuk menggantikan Iwan Bule,” katanya. (HPS)