Khawatir Kontrol Negara Hilang, MAPAN Tolak Rencana IPO PT. PHE Pertamina

oleh
oleh

JAKARTA, REPORTER.IDUpaya PT Pertamina Hulu Energy (PHE) untuk melakukan pelepasan asset melalui skema penawaran perdana saham kepada publik atau IPO (Initial Public Offering) terus mendapat penolakan. Salah satunya datang dari kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Peduli Aset Negara (MAPAN).

Koordinator MAPAN, Zaenudin Ahmad sebaimana dalam releasenya yang diterima meja redaksi, Ahad (11/6/2023)

memandang, bila rencana pelepasan asset melalui IPO (Initial Public Offering) ini terjadi, maka kontrol negara dikawatirkan akan hilang, karena saham perusahaan tidak sepenuhnya milik negara lagi, melainkan sebagian akan dimiliki oleh swasta atau privat.

“Konstitusi kita mengamanatkan, segala kekayaan negara yang mempunyai nilai strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak, seperti BBM ini harus dikuasi dan dikelola oleh negara,”ujarnya.

Ia menambahkan, bila penjualan saham PT. PHE ini terjadi, maka konsekuensi logisnya bakal tidak terkontrolnya harga produk Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai konsekwensi atas industry hulu migas yang seharusnya dikuasai negara akhirnya dikendalikan oleh swasta. Pasalnya, penentuan harga akan diserahkan kepada mekanisme pasar.

“Hal ini tentunya yang ingin kita hindari. Jangan sampai, lagi-lagi rakyat yang menjadi korban atas aksi korporasi ini. Jangan sampai, karena menuruti keinginan sekelompok elit, justru rakyat banyak yang dirugikan,” jelasnya.

Lebih jauh, Zaenudin khawatir, justru aksi korporasi pelepasan asset ini sebagai siasat untuk mencairkan kebutuhan dana sesaat dimomentum politik saat ini, seperti misalnya ditahun politik menyongsong Pemilu 2024 yang membutuhkan banyak biaya.

“Jangan sampai uang fresh yang didapat nantinya diselewengkan untuk kepentingan politik kekuasaan rezim saat ini tanpa memikirkan dampak jangka panjangnya. Sebab, kalau alasannya mereka butuh dana cash, lalu untuk apa? Ekspansi bisnis, kita juga tidak melihat paparan yang kongrkit dari pihak perusahaan,” ungkap mahasiswa semester akhir disalah satu kampus swasta di Jakarta ini.

Jangan sampai, lanjutnya, IPO PT PHE akan menjadi pintu memuluskan aksi korporasi serupa terhadap badan usaha strategis lainnya yang merupakan cabang produksi penting. Yang menguasai hajat hidup orang banyak di tubuh Pertamina.

“Kami menilai apa yang terjadi sudah tidak sesuai dengan amanat UUD 1945 Pasal 33. Karena itu kami menuntut penghentian semua upaya privatisasi seluruh unit Pertamina,” ujarnya.

Sebelumna, mengutip dari berita resmi di situs www.pge.pertamina.com, diketahui, anak perusahaan PT. Pertamina, yakni PGE telah melakukan IPO pada bulan Februari 2023 lalu. Melepas sebanyak-banyaknya 25 persen saham ke publik dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Masa penawaran awal PGE dilakukan pada 1–9 Februari 2023. PGE akan melepas sebanyak-banyaknya 10.350.000.000 saham biasa atas nama dengan harga penawaran yang berkisar antara Rp820 sampai Rp945. Lewat penawaran umum perdana saham, PGE menargetkan perolehan dana sebanyak-banyaknya Rp9,78 Triliun. ***