BOGOR – REPORTER.ID – Menteri Koperasi dan Uusaha Kecil Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki menyarankan peternak unggas khususnya ayam yang sebagian besar adalah UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah), untuk berkoperasi, agar bisa mencapai skala bisnis, lebih efisien dalam proses produksinya.
“Peternak ayam yang umumnya UMKM merupakan salah satu motor penggerak ekonomi rakyat. Pemerintah berkomitmen melindungi dan membantu mereka untuk bisa tumbuh melalui koperasi, karena saat ini peternak perorangan atau skala kecil akan susah bersaing di pasar,” ujar MenkopUKM Teten Masduki usai meresmikan UKM Rumah Produksi Ayam Kampung Olahan dengan merek NatChick dan Penyerahan Sertifikat Koperasi Pinsar Unggas Nasional yang diinisiasi oleh PT Sumber Unggas Indonesia (SUI) , di Jl.Sukabakti, Cogrek, Kec.Parung Bogor, Senin (31/8/2020).
MenkopUKM Teten memberikan contoh kekuatan koperasi agribisnis di Belanda dan Selandia Baru.
“Memperkuat koperasi peternakan, termasuk perunggasan memang harus dilakukan agar usaha mereka dapat lebih berkembang,” jelasnya.
Menkop Teten Masduki juga memberikan apresiasi pada PT SUI sebagai industri peternakan ayam lokal atau ayam kampung, yang mau mengembangkan UKM rumah produksi ayam kampung olahan ini dan merangkul UMKM lain dalam pemasarannya sebagai reseller. Apalagi dalam pemasarannya sudah menggunakan aplikasi.
“Hal ini memberikan peluang usaha pada rakyat untuk menjadi pelaku UMKM. Saya sudah mencicipi olahan ayam kampungnya, rasanya enak banget. Apalagi olahan ayamnya banyak aneka bumbu rempah rempah dan ini juga peluang baru bagi UMKM untuk bisa memasarkan hasil rempah-rempahnya,” ujarnya lagi.
Menurut Teten Masduki, langkah yang dilakukan PT SUI yang menggandeng UMKM ini sudah benar, karena peternakan ayam dan makanan olahan ayam merupakan domainnya UMKM, terlebih yang dikembangkan adalah ayam kampung.
“Sejarah ayam itu kan awalnya dari tiga wilayah yatu Indonesia Hindustan dan China. Namun industri ayam modern kini dikuasai oleh negara negara besar seperti di eropa dan Amerika ” ujar dia.
MenkopUKM Teten melihat, potensi pasar bagi UMKM peternak ayam kampung, masih sangat besar. Sebagai sumber protein hewani, konsumsi perkapita ayam di Indonesia tercatat 12 -13 kilogram perkapita pertahun, yang masih lebih rendah dibanding Malaysia yang mencapai 38-40 kg/tahun.
Menurutnya, peningkatan konsumsi ayam ini juga dapat memacu penyerapan ayam peternak rakyat yang berlimpah. Apalagi dalam beberapa waktu terakhir Indonesia mengalami kondisi kelebihan pasokan ayam akibat suplai day old chicken (DOC) impor yang berlebih. Kondisi ini membuat harga ayam peternak anjlok.
“Untuk itu apabila peningkatan konsumsi dapat terealisasi dengan baik, maka dampaknya bakal menstabilisasi kembali harga ayam peternak. Lebih penting, akan terjadi keseimbangan yang berkelanjutan antara produksi dengan konsumsi secara nasional,” tutupnya. ***