JAKARTA,REPORTER.ID -Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah mengaku selama menjadi pimpinan Banggar tersebut dirinya sering dibombardir dengan berita-berita hoaks, nyinyir, dan fitnah yang ditujukan kepada dirinya, namun Said menolak untuk melaporkan pelaku hoaks, termasuk pembuat vidio yang menyebutkan dirinya membagi-bagi uang.
Sejak Maret 2021 lalu saat menggelar pernikahan putrinya di saat pandemi di Sumenep, Madura, Jawa Timur, sudah disebut menghabiskan Rp20 miliar dan berkembang lagi biayanya membengkak ditambah menjadi Rp30 miliar. “Masak sebesar itu di kampung. Jangankan di Sumenep, di Jakarta saja Rp20 miliar itu sangat besar,” tutur Ketua DPP PDI Perjuangan itu pada wartawan di Jakarta, Kamis, 15 April 2021.
Sememtara itu yang disebut bagi-bagi uang di langgar (musholla) wakaf yang viral tersebut yang melibatkan ribuan orang dan ribuan aparat, menurut Said Abdullah yang membuat adalah tetangganya sendiri, yaitu Yanda. Said tahu betul sosok berusia 21 tahun tersebut tidak bermaksud apa-apa. Namun, caption atau keterangan vidionya diganti menjadi “Bagi-bagi uang”.
Sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Timur XI (Madura), setiap reses, kunjungan kerja, Said selalu berbagi kepada masyarakat. Selain uang, ada juga kambing untuk pemberdayaan guru ngaji di kampung. Itu sudah dilakukan selama dirinya menjadi anggota DPR RI dari FPDI-P yang keempat periode ini. Tapi kali ini, shalat teraweh pertama dibilang bagi-bagi uang untuk ribuan. Padahal, langgar itu hanya muat untuk 70 an orang.
Polisi pun bergerak dan menangani pembuat vidio tersebut, dan Yanda mengaku membuat vidio itu sendiri. Saat ditanya amplop dan uangnya Rp800 ribu dari mana, juga diakui miliknya sendiri. Hanya saja, amplopnya dari rekaman tahun lalu. “Saya tahu, Yanda tidak bermaksud apa-apa. Karena itu, saya minta dilepas saja. Kalaupun dipenjara nanti orangtuanya pasti minta maaf, mau apa lagi. Makanya saya lebih baik menggelar konperensi pers, bertemu dengan wartawan yang berakal sehat. Yang membuat berita berdasarkan data dan fakta serta cover both side,” jelas Said.
Said merasa kasihan pada ribuan masyarakat yang menjadi korban hoaks tersebut. Sebab, sudah ribuan orang yang datang dan ada ribuan aparat di sepanjang JL. Kartini, Sumenep, Madura tersebut, ternyata tidak mendapatkan apa-apa. Bahkan berita di Tribun Timur mengakui jika pihaknya belum konfirmasi atau kroscek ke pembuat vidio-nya. “Itulah yang membuat saya datang ke media center DPR ini daripada melapor ke Bareskrim Polri,” tambahnya.
Said mengaku sebagai anggota DPR turun ke masyarakat salah, tidak turun juga salah. Dimana di tengah pandemi ini pemerintah menggelontarkan uang Rp699 triliun untuk pemulihan kesehatan dan ekonomi nasional. Sehingga setiap anggota DPR diberi amanah untuk berbagi ke masyarakat diantaranya melalui pemberdayaan guru ngaji dan lain-lain untuk daerah pemilihan masing-masing.
Namun, apapun serangan yang dihadapi, Said tetap memaafkan dan tak mau melapor ke Bareskrim Polri. Lalu, apakah serangan itu bertujuan untuk mendongkel dirinya dari jabatannya sebagai pimpinan Banggar, Said menegaskan dirinya sama sekali tak berpikir soal jabatan. “Kalau untuk itu saya serahkan kepada Allah SWT. Saya orang yang taat pada aturan. Termasuk aturan partai. Justru PDIP mengapreasiasi kinerja saya. Saya sudah terpilih yang keempat kalinya sebagai anggota DPR. Orang lain dua kali saja tidak ada,” jelas Said.