230 Orang Bertato Datangi Baznas DKI dan IMS yang Roadshow di Garis Marjinal

oleh
oleh

JAKARTA, REPORTER.ID- Sebanyak 230 orang warga DKI Jakarta yang bertato telah menyesal dengan hiasan permanen di badannya. Mereka benar benar berhijrah dan datang ke tempat pelayanan hapus tato yang diselenggarakan BAZNAS (BAZIS) DKI Jakarta bersama Islamic Medical Service (IMS) dengan road show di Garis Marjinal sejak 14 – 30 April 2021.

Road show tersebut diawali dari Jakarta Utara, terus Jakarta Selatan, Jakarta Timur 2 hari, kemudian dilanjutkan ke Jakarta Pusat dan Jakarta Barat nanti pada tanggal 3 dan 5 atau 6 Mei 2021.

Seorang peserta hapus tato di Jakarta Timur, Vicky Miftahul Rizky (22) warga Kayuputih, Kecamatan Pulogadung ketika diwawancara Reporter.id kemarin mengakui menyesal memiliki tato.

Makanya pemuda yang sedang belajar kerja di bengkel motor ini Jumat (30/4) diantar ibunya untuk menghapus tatonya ke Masjid Baitul Muhyi, kompleks Kantor Walikota Jakarta Timur.

“Dengan bertato jadi sulit melamar pekerjaan” keluh Vicky yang bertato hanya ikut-ikutan sejak ia lulus SMA tahun 2019 yl.
Iapun pernah menghapus tato di sebuah klinik di Cengkareng.

“Biayanya Rp 3.500.000,- Itu juga nggak bisa sekali datang. Setelah sebulan harus diulang sampai 4 kali,” tutur Vicky.

Karena itu ketika Baznas Bazis DKI menyelenggarakan program hapus tato di Jakarta Timur, buru buru ia memanfaatkannya.

Lain lagi dengan Gilang Fajar (22) tukang ojek online yang juga aktif bergiat di masjid Al Ikhlas, Kelurahan Setu, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Ia juga sudah 3 tahun bertato karena ikut teman. Namun setelah aktif di masjid pemuda ini memutuskan untuk menghilangkan penghalang kekhusukan sholatnya tersebut.

Tampak di ruang sekretariat DKM Masjid Baitul Muhyi, Gilang dengan pakaian gamisnya duduk di kursi pasien. Dahi kirinya sedang dibidik dengan alat sinar laser oleh petugas kesehatan IMS bagaikan disolder.

“Ya sakitlah. Tapi lebih baik sakit sekarang daripada sakit nanti di api neraka,” jawab Gilang ketika ditanya wartawan usai treatment tersebut.

Gilang termasuk kaum marjinal yang gigih dan berhasil lulus pendidikan Paket C.

Lain lagi dengan Ardiansyah (32) warga Cipulir Kebayoran Lama yang kini tinggal di Bekasi bersama anak balita, isteri dan ibunya.

“Saya mulai bertato 5 tahun yang lalu akibat orang tua saya bercerai,” tutur Ardiansyah.

Mendapat isteri juga bertato. Namun semakin tua pasangan muda ini sadar bahwa tato menjadi penghalang datangnya keberkahan maupun rasa tenteram. Ketika ingin menghapus tatonya di sekujur badan Ardiansyah ditunjukkan tarif Rp 150 juta. Jadinya batal.

“Alhamdulillah ada program menghapus tato gratis. Mungkin ini berkah Ramadhan bagi kami yang sudah bernazar menghapus tato,” kata Ardiansyah yang datang bersama istrinya Dwitri Apriani (29).

Direktur Islamic Medical Service (IMS) Imron Faizin ketika ditemui di Masjid Baitul Muhyi Jumat (30/4) mengatakan dari seluruh peserta hapus tato tersebut yang paling muda umur 18 tahun, dan yang paling tua umur 65 tahun. “Dia seorang nenek, dan kami proyeksikan nanti dilaksanakan di Jakarta Pusat atau Jakarta Barat,” kata Imron Faizin.

Menurutnya, setiap orang yang akan dihapus tatonya harus benar benar sehat. Mereka diperiksa kesehatannya, dipastikan tidak terpapar Covid-19, tidak AIDS dan gula darahnya harus normal.

“Penghapusan tato tidak dapat dilakukan sekaligus. Diutamakan tato yang terlihat langsung dan yang bergambar makhluk hidup,” tututnya.

Ustadz Imron Faizin mengakui bila ke dokter atau klinik untuk menghapus tato sebesar HP berukuran 14 x 8 cm saja tarifnya sampai Rp 5 juta. Makanya Imron berpesan agar generasi muda menjauhi ditato yang biasanya tidak dipikir panjang. Sebab proses tato juga dapat menularkan penyakit.

“Tato bikinnya murah. Tetapi menghapusnya jutaan rupiah,” kata Imron.

Namun pihaknya bersama Baznas Bazis DKI Jakarta yang diketuai KH Ahmad Luthfi Fathullah bertekat membantu mereka yang telah berhijrah agar tetap istiqomah.

Panitia Road Show di Garis Marjinal, Adi Rahza dan Hafidh Aulia Rahman menjelaskan, program hapus tato ini mendapat dukungan Pemerintah DKI Jakarta.

“Waktu launching pertama di Jakarta Islamic Center di Jakarta Utara yang meresmikan Sekda Marullah Matali,” kata Adi. Di sini diikuti 50 orang. Kemudian program hapus tato di Jakarta Selatan (23/4) yang dikuti 60 orang dan di Jakarta Timur (29 -30/4) diikuti 120 orang. Jadi total sudah diikuti 230 orang yang mengapus tatonya.

Targetnya 550 orang untuk seluruh DKI Jakarta dan diharapkan dapat tercapai pada road show ke Jakarta Pusat, Jakarta Barat sampai Kepulauan Seribu. (PRI).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *