JAKARTA,-REPORTER.ID – Saat ini pemerintah menghentikan sementara penggunaan AstraZeneca batch CTMAV547. Seharusnya pemerintah memiliki informasi serta pengetahuan yang komprehensif mengenai efek penggunaan vaksin AstraZeneca, juga harus mempelajari motif dari beberapa negara di Eropa dimana otoritas kesehatannya menghentikan penggunaan vaksin tersebut.
Demikian Wakil Ketua DPD RI, Sultan B Najamudin, Senin (17/5/2021). Ia menyesalkan atas apa yang terjadi akibat dari kasus penerima vaksin tersebut.
“Jauh sebelum vaksin AstraZeneca digunakan di Indonesia saya telah meminta pemerintah untuk dapat memastikan keamanan terhadap dampak penggunaannya. Saya berharap bukan hanya vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 yang dihentikan sementara, tetapi seluruhnya. Dan perlu juga untuk menguji batch lain bermerek vaksin tersebut, ” kata Sultan.
Jika seluruh batch vaksin AstraZeneca sudah diuji dan dipastikan tingkat resiko keamanannya, maka ke depan tidak akan ada masalah dengan berbagai jenis vaksin. Sebab, pengujian itu diawal sebelum pemakaian, bukan setelah ada masalah baru lalu diteliti lebih lanjut.
“Seharusnya kita benar-benar memiliki informasi serta pengetahuan yang komprehensif mengenai efek penggunaan vaksin AstraZeneca. Dan juga harus mempelajari motif dari beberapa negara di Eropa dimana otoritas kesehatannya menghentikan penggunaan vaksin tersebut,” tambahnya.
Padahal, puluhan negara di dunia, terluas di Eropa, telah menggunakan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca rekomendasi suntikan vaksin mungkin telah menyebabkan beberapa penerima mengalami penggumpalan darah.
Swedia dan Latvia menjadi negara terbaru yang relevan dengan vaksin ini, menyusul Jerman, Italia, Prancis, Spanyol, Denmark, Norwegia, dan Belanda.
“Jangan ragu, hentikan dulu semua. Tujuan Proses vaksin ini adalah keselamatan rakyat Indonesia. Dan yang paling penting kita semua harus membangun rasa trust, aman dan kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan vaksin ini. Agar kemudian tidak menjadi polemik,” jelas Sultan.
Sultan menerangkan bahwa prinsip kehati-hatian ini jangan dioperasionalkan secara parsial. Jika dihentikan satu untuk sementara, maka hentikan juga semuanya agar semuanya clear. Adapun penghentian sementara ini sesuai dari permintaan BPOM dan akan dilakukan sampai hasil kajian BPOM selesai.
Dalam siaran pers di laman Kemenkes, batch vaksin AstraZeneca CTMAV547 berjumlah 448.480 dosis yang sudah didistribusikan untuk TNI dan sebagian dikirim ke DKI juga Sulawesi Utara.
Dimana batch lain vaksin AstraZeneca tidak dihentikan. Penggunaan vaksin Corona AstraZeneca selain batch tersebut disebut aman dan memberikan manfaat lebih besar sehingga masih dilanjutkan.