Bank Sampah Cipinang Melayu Dibantu PT Jasa Marga

oleh
oleh

JAKARTA, REPORTER.ID – Operator jalan tol, PT Jasa Marga membantu memecahkan masalah persampahan warga Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Kamis (9/9/2021). Bantuan berupa mesin pencacah sampah dan timbangan digital diserahkan oleh Kepala Bagian Pengembangan Hubungan Komunitas PT Jasa Marga, Titik Purwatiningsih kepada Lurah Cipinang Melayu Arroyantoro di Kantor RW 12, disaksikan pejabat Dinas Lingkungan Hidup DKI, Indah dan Direktur Program T’CARE Reby Bagja Herdian.

Ketua RW 12 Cipinang Melayu Aspriyono Honggodjalu dan Ketua Bank Sampah “Kasih Jumilah” Rayati hadir pula memberikan penjelasan panjang lebar.
Dalam sambutannya Titik Purwatiningsih mengatakan PT Jasa Marga Tbk ingin membantu wilayah di sekitar tempat operasionalnya dalam mengatasi sampah dan banjir. Karena itu pihaknya membantu Bank Sampah Flamboyan RW 09 dan Bank Sampah Kasih Jumilah RW 12 Cipinang Melayu.
Bantuan dikemas dalam program Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB) Persampahan dalam bentuk peralatan dan pelatihan bagi anggota dan nasabah Bank Sampah.

Lurah Cipinang Melayu, Arroyantoro mengatakan, mesin pencacah sampah dan timbangan digital ini akan menjadi aset Bank Sampah Kasih Jumilah di RW 12 dan Bank Sampah Flamboyan RW 09.
“Ini sangat bermanfaat untuk pengolahan sampah di wilayah kami.
Selanjutnya kami harapkan dua RW penerima bantuan ini dapat mengoptimalkan peralatan yang ada, sehingga bisa menjadi contoh bagi wilayah lainnya dalam pengolahan sampah,” ujarnya.

Ketua RW 12 Cipinang Melayu, Apriyono Honggodjalu mengungkapkan, selama November 2018 hingga Agustus 2021, Bank Sampah Kasih Jumilah di wilayahnya berhasil menjual sampah daur ulang dengan nilai total Rp 433 juta.
Hasil ini digunakan untuk operasional bank sampah dan sebagian dibagikan kepada warga yang aktif terlibat dalam kegiatan di bank sampah tersebut.

Sementara itu Direktur Program Tunasmuda Care, Reby Bagja mengungkapkan untuk daur ulang limbah minyak goreng yang dikenal dengan minyak jelantah, sejak September ini harganya naik menjadi Rp 5.000,-/ liter, yang tadinya Rp 4.000,-/liter.
“Lebih semangat ya,” tambahnya.
Dikatakannya, dalam bulan Agustus 2021 saja pihaknya mengumpulkan minyak jelantah 2.865,5 liter. Dari jumlah itu 913 liter di antaranya dari warga Cipinang Melayu.
Limbah tersebut diekspor ke Eropa untuk diolah menjadi minyak bio diesel.
Ditargetkan tiap RT dapat menyetor 18 liter jelantah tiap pekan. (PRI).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *