Didiet Haryadi Priyohutomo
JAKARTA, REPORTER.ID – Pengamat Kebijakan Publik Didiet Haryadi Priyohutomo menyoroti etika politik para menteri Kabinet Indonesia Maju. Ia mengatakan, politik etika bernegara itu secara falsafah adalah tindak tanduk yang menjunjung tinggi kehormatan, disiplin dan profesiinalisasi kerja. Ia menyebut, etika bernegara dari anggota kabinet adalah menjunjung dan menjaga kehormatan kepala negara mengingat anggota kabinet adalah pembantu presiden.
Karenanya, seluruh kebijakan dan tingkah laku anggota kabinet semestinya senanriasa dalam ranah visi dan misi nya presiden, bukan misinya sendiri. Ketika anggota kabinet yang hanya menjalankan visi dan misi presiden maka pada hakekatnya dia menjunjung kehormatan presiden dan kabinet.
‘’Namun bila seorang anggota kabinet yang tingkah lakunya, gerakannya nampak nyata hanya untuk membangun penampilan dan pesona politik diri nya , maka pada hakekatnya dia sedang mengingkari etika bernegara yang semestinya dia emban. Seorang anggota kabinet yang hanya berbuat untuk kepentingan politiknya sendiri, maka dia pantas dikatakan tidak memiliki etika bernegara dan sebaiknya berhenti jadi anggota kabinet,’’ kata Didiet kepada reporter.id, Rabu (15/5).
Mantan anggota Komisi DPR ini menuturkan, ketika seseorang menjadi anggota kabinet, maka sebenarnya hak hak dirinya sudah harus dikurangi demi menjunjung etika bernegara sebagai pembantu presiden yang bekerja untuk rakyat. Apabila dia sebagai anggota kabinet tetapi justru menggunakan posisinya di Kabinet untuk pesona politk pribadinya, maka layaklah dia disebut tidak beretika atau miskin etika bernegara.
Misalnya, presiden berkali-kali mengingatkan para menterinya agar fokus bekerja bahkan wakil presiden pun ikut mengingatkan hal itu, tetapi mereka malah mengerjakan urusan lain yang bukan menjadi tanggung jawabnya sebagai pembantu presiden, maka mereka juga masuk katagori menteri yang tidak beretika bernegara.
Demikian juga menteri yang sebenarnya tidak becus dan berulang-ulang mengingkari tanggung jawabnya sebagai menteri, maka dia juga tergolong menteri yang tidak beretika. Sebaiknya dia mundur dari kabinet karena kinerjanya yang tidak memadai itu tentu saja mencoreng wajah presiden dan Kabinet Indonesia Bersatu.
‘’Cara-cara dan tindak tanduk yang memunculkan pesona dirinya itu semakin menampakkan syahwat politiknya. Ini merupakan gambaran sosok yang tak beretika sebagai anggota kabinet. Kalau pilihannya seperti itu, ya sebaiknya mundur saja dari kabinet atau kalau perlu dimundurkan,’’ ujar Didiet yang Wakil Ketua Umum FKPPI ini. (HPS)