JAKARTA,REPORTER.ID – Baru saja Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan lawatan kenegaraan ke Kyiv, Ukraina, guna menemui langsung Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy di Istana Maryinsky, pada Rabu (30/6) dan Presiden Putin pada Kamis (30/6).
Kunjungan Presiden Jokowi kali ini pun menjadi momentum sejarah. Pasalnya, Jokowi adalah pemimpin dari Asia pertama yang bertandang ke Ukraina dan Rusia yang sedang berperang.
Menurut Anggota Komisi VIII DPR RI, KH Maman Imanulhaq, keberanian Jokowi datang ke Ukraina kala perang masih berkecamuk adalah simbol keberanian seorang pemimpin Indonesia. Sebelumnya memang beberapa presiden Indonesia juga sempat bepergian ke lokasi-lokasi yang tengah dilanda perang.
Aksi Jokowi ini, kata Kiai Maman, tersirat memberi penegasan bahwa Indonesia tidak tinggal diam melihat peperangan yang menyengsarakan dan hanya merendahkan nilai-nilai kemanusiaan. Di lain sisi, Jokowi juga ingin memberi penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah bagi negara yang merdeka.
“Perang hanya menciptakan kesengsaraan tidak hanya bagi negara yang bertikai saja namun merembet ke semua negara di dunia,” kata Kiai Maman merespon kunjungan Presiden Jokowi ke Rusia, Kamis (30/6).
Pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi itu pun mengaku bangga dengan keberanian Presiden Jokowi yang menyempatkan datang ke jantung Ibu Kota Ukraina. Ia berharap kunjungan Presiden Jokowi memberi pengaruh signifikan pada upaya perdamaian di tanah Eropa.
Kiai Maman berulang kali menyayangkan operasi militer yang digelar Rusia sejak beberapa bulan belakangan. Ribuan bom dan artileri Rusia kini telah merusak keindahan kota-kota di negara yang terletak di Eropa timur itu.
“Waktu saya ke Ukraina saya menyaksikan betapa indahnya negara ini, negara yang sangat besar dan memiliki kemajuan teknologi yang sangat tinggi,” kata Kiai Maman.
Bahkan, lanjut Kiai Maman, ketika di Ukraina, ia sempat datang ke Islamic Centre di Kyiv untuk menemui muftinya – ulamanya. Ia menyaksikan sendiri betapa hebatnya semangat komunitas Islam di Ukraina dalam menegakkan Islam yang moderat.
Makanya ketika terjadi serangan dari Rusia, bagaimana keindahan itu harus porak poranda, bagaimana nilai Islam yang diperjuangakan terkendala oleh perang yang justru dipersepsikan seakan-akan Rusia memihak Islam dalam melawan barat.
Oleh sebab itu, Kiai Maman menegaskan bahwa perang bukan solusi terbaik untuk negara-negara yang tengah dilanda konflik. Ia berharap ada perdamaian yang bisa dibangun antara Rusia dengan Ukraina setelah dikunjungi Presiden Jokowi.