Logo Partai Golkar (net)
JAKARTA, REPORTER.ID – Kader militan Partai Golkar, Andi Harianto Sinulingga meminta elit DPP Partai Golkar berhenti bicara Airlangga Hartarto capres. ‘’Kita tidak boleh biasakan diri berbohong di depan publik secara luas. Saya ingin bertanya pada para elite DPP Golkar, jika Airlangga capres dari Golkar atas nama ketetapan Munas dan Rapimnas partai, pertanyaan saya adalah, siapakah partai tambahan yang bersedia mendukung pencapresan Airlangga untuk melengkapi syarat PT 20 persen? Jika pertanyaan saya ini tak bisa di jawab dengan alasan strategi tak boleh di buka ke publik, maka pertanyaan saya selanjutnya adalah, kapan itu dibuka, kapan itu diumumkan ke publik, bulan Mei, Juni, Juli atau Agustus?, biar publik tahu dan kader-kader partai bisa menagihnya,’’ ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (30/4).
Dikatakan, jika dihitung komposisi poros koalisi, Nasdem, PKS dan Demokrat sudah satu poros koalisi mendukung Anies Baswedan dan hanya tinggal menentukan pasangan cawapresnya. Begitu juga dengan PDIP plus PPP juga sudah mengusung Ganjar Pranowo. Adapun Gerindra sudah sejak lama deklarasi ketua umumnya sebagai capres dan mampu membangun koalisi bersama PKB. Koalisi Indonesia Raya yang di bangun Prabowo juga tinggal tentukan siapa caoresnya saja, jika Muhaiman Iskandar disepakati jadi cawapres Prabowo. ‘’Tinggal satu partai lagi yaitu PAN. Bukan hanya publik, sayapun ragu, sangat ragu PAN mau bertahan di KIB untung mengusung Airlangga sebagai Capres, sementara berulang kali Ketum PAN, Zulkifli Hasan mengatakan tegak lurus ikut perintah Pak Jokowi. Pertanyaan saya sekali lagi adalah, apa mungkin Zulhas mengarahkan dukungan partainya ke Airlangga, sementara Pak Jokowi dan partainya sudah mendukung Ganjar,’’ ujar Andi lagi.
Menurut Andi, banyak kader di bawah resah. ‘’Saya berani mengatakan bahwa pertanyaan saya ini adalah mewakili keresahan mereka yang tak bisa bersuara terbuka lagi di Golkar. Mereka hanya menonton televisi, baca berita, melihat elit-elitnya bicara hal-hal yang mereka sendiri menganggap tak masuk akal. Ngomong berputar-putar tak jelas arah. Tolonglah, jangan dianggap kader-kader itu tak mengerti apa yg terjadi, itu artinya Anda melecehkan kader-kader Anda sendiri,’’ tukasnya.
Mantan Wakil Sekjen Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar itu menyarankan, jika pencapresan Airlangga di anggap tidak realistis, maka rapatkanlah di DPP. Evaluasi dan ambil keputusan, sampaikan hasilnya ke pengurus-pengurus daerah, ke kader partai agar mereka mendapatkan informasi yang akurat dan tidak kebingungan. ‘’Cobalah Anda berempati atas rasa malu kader-kader di bawah, mereka jadi bahan guyonan di akar rumput. Orang bertanya, mana tiket premium KIB itu, sampai video pidato itu viral di sosial media,’’ ujarnya.
‘’Saran saya, kembalilah berpartai, putuskan semuanya di dalam rapat-rapat partai, untuk menegaskan bahwa kepemimpinan DPP itu kolektif sebagaimana yang di sebut dalam AD/ART Partai Golkar. Jika dirasa pencapresan Airlangga itu tak memungkinkan, maka cabutlah keputusan-keputusan partai itu. Bikin keputusan baru yang jauh lebih realiatis untuk kepentingan partai. Sekali lagi, untuk kepentingan partai, bukan orang perorang,’’ tegas Andi Sinulingga.
Andi juga meminta Dewan Pembina (Wanbin) Partai Golkar tidak boleh diam dan membiarkan Airlangga jalan sendiri. Kadang bertemu poros KIR, kadang bertemu dengan Poros Perubahan, kadang bicara KIB, dan kadang bicara koalisi besar. Narasi yang sangat membingunkan terlihat tak tentu, koalisi sendiri (KIB) saja berantakan, kok bicara koalisi yang lebih besar lagi. Bagi yang komit dengan akal sehat, narasi-narasi seperti itu sangatlah menjengkelkan.
‘’Atas dasar itulah, sebagai Dewan Pembina Partai saya berharap bisa jadi “rem” di tengah semua elit pengurus DPP hanya “ngegas” kacamata kuda bicara Airlangga Presiden Golkar dengan dalih keputusan Munas dan Rapimnas. Waktu tidak lagi lama, poros-poros koalisi semakin mengental, jika Golkar tak jelas arah, maka saya yakin tak lama lagi PAN juga akan pergi dan mengumumkan capres yang mereka dukung,’’ kata Andi lagi.
Menurutnya, peluang Partai Golkar tinggal satu, yaitu memastikan untuk mendapatkan tiket cawapres, meski itupun sangatlah tidak gampang, jika tak mau mengatakan itu berat. Andi sendiri masih melihat ada harapan baik bagi Partai Golkar, sepanjang partai tak tersandra oleh kepentingan perorangan saja. ‘’Ingatlah, Golkar itu bukan hanya milik pengurus DPP saja, apalagi cuma segelintir orang saja Golkar itu juga di miliki oleh para pemilihnya, dan pemilih partai Golkar itu hasil raihan kerja keras banyak orang,’’ pungkasnya. (HPS)