Indra Bambang Utoyo (net)
JAKARTA, REPORTER.ID – Pengamat politik dari UI, Prof. Amir Santoso mengusulkan, sebaiknya Partai Golkar dipimpin sosok yang mumpuni dari Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/POLRI Indonesi (FKPPI). Hal itu sebagai penghargaan terhadap TNI yang mendirikan Golkar di masa Orde Baru. Ia melihat Waketum FKPPI Indra Bambang Utoyo sebagai orang yang tepat untuk memimpin Partai Golkar yang pamornya makin memudar belakangan ini.
‘’Dulu Golkar itu didirikan oleh Soksi, Kosgoro, dan MKR yang dipimpin tokoh-tokoh TNI. Kalau sekarang Golkar dipimpin putra-putri TNI yang tergabung di FKPPI, rasa-rasanya tidak salah, karena ini merupakan bentuk penghargaan pada TNI yang mendirikan Golkar,’’ kata Amir Santoso, Selasa (25/7).
Ia memandang Indra Utoyo sebagai pemimpin yang cukup mumpuni, punya visi yang jelas dan luas, jaringannya kuat, enerjik, dan bersih. Tidak punya konflik kepentingan, netral, serta tidak ngeblok sana-sini. ‘’Indra tidak punya cacat, ia mampu mimpin Golkar karena punya segudang pengalaman. Orangnya supel, tidak angkuh sehingga diterima banyak kalangan,’’ ujar Amir Santoso.
Amir Santoso yang mantan anggota DPR dari Golkar itu menuturkan, banyak tokoh FKPPI yang kini duduk di pemerintahan. Misalnya, Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menteri LHK Siti Nurbaya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. ‘’Mereka baik-baik dan saya pikir Indra Utoyo juga nggak kalah baik. Saya kenal Indra, dia teman saya di Golkar dulu. Sampai sekarang nggak berubah tuh,’’ tandasnya.
Di sisi lain, niat Menteri Investasi Bahlil Lahadia untuk mencalonkan diri sebagai Ketum Partai Golkar rupanya mendapat perlawanan keras dari para elit Golkar. Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Yasril Ananta Baharuddin mengatakan Bahlil Lahadalia tidak punya potongan jadi Ketum Partai Golkar, karena pernah menyatakan keluar dari Golkar pada saat diangkat menjadi Menteri Investasi. ‘’Lha dia sudah nyatakan keluar dari Golkar kok sekarang mau jadi Ketum Golkar. Akan jadi apa Golkar kalau dipimpin orang semacam ini,’’ ujarnya dalam perjalanan pulang dari Thailand sebagai peninjau pemilu bersama tokoh Golkar Agung Laksono, kemarin.
Yasril curiga jangan-jangan keinginan Bahlil maju sebagai Ketum Golkar karena tiga hal. Yakni, karena pesan atasannya, dorongan koleganya, ataupun karena permintaan para bohir. ‘’Sudahlah Mas Bahlil, urus saja kementerianmu supaya baik, nggak usah mikir ataupun mimpi mau pimpin Golkar segala. Nggak usah, lebih baik introspeksi saja, tidak usah mikir yang aneh-aneh,’’ kata mantan Ketua Komisi I DPR ini.
Sebelumnya diberitakan, setelah Ketua Dewan Penasihat Golkar Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan kesiapannya maju sebagai Caketum Golkar, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia juga menyatakan kesiapannya untuk maju mencalonkan dirinya sebagai Golkar-1. Bahlil mengundang sejumlah pimpinan media massa ke kediamannya, Sabtu (22/7) lalu.
Dalam momen tersebut, Bahlil memberi isyarat dirinya siap diusung menjadi Calon Ketua Umum Partai Golkar bila melalui mekanisme yang jelas, sesuai organisasi. Menurut Bahlil, kesiapannya itu terkait kondisi Golkar saat ini yang cukup memprihatinkan. Bahlil menganggap Golkar butuh uluran tangan dari para kadernya, mengingat banyak suara dari perwakilan daerah yang menyebut Golkar butuh perbaikan. Oleh karena itu, Bahlil merasa punya tanggung jawab untuk lakukan perbaikan. “Sebagai kader Golkar, ketika melihat partainya dalam kondisi yang membutuhkan uluran tangan kader, yang merasa bertanggung jawab, saya yakin semua akan punya perasaan itu. Tapi lewat mekanisme yang jelas sesuai organisasi,” ucap Bahlil.
Ia lantas mengungkapkan survei kepercayaan pada Golkar terus turun, dari semula dua digit kini hanya 6 persen saja. Bahlil mendengar informasi dari pengurus DPP maupun DPD bahwa konsolidasi yang sering dilakukan ke daerah jauh dari harapan. “Itu menurut versi mereka dan itu bisa objektif bisa subjektif. Tetapi saya membenarkan itu karena kalau konsolidasi dilakukan dengan baik tidak mungkin Golkar turun 6 persen sebelumnya 12-13 persen,” ungkapnya.
Bahlil menegaskan sebagai kader merasa terpanggil dan gelisah ketika kondisi partainya tidak baik-baik saja. Menurutnya, semua kader yang memenuhi syarat pasti terpanggil untuk memperbaikinya. “Saya rasa sebagai kader partai yang dibesarkan akan merasa gelisah elektabilitasnya tinggal 6 persen. Dan semua kader yang memenuhi syarat pasti terpanggil,” kata Bahlil.
Sebelumnya, dalam wawancara dengan Kompas TV, Ketua Dewan Penasihat Luhut Binsar Pandjaitan juga menyatakan kesiapannya menjadi Ketua Umum Golkar, namun dia tak mau berkelahi dengan Airlangga Hartarto. “Kalau mereka mengatakan kami mau (mencalonkan Luhut sebagai Ketua Umum Golkar) dan itu jalan oleh mereka, lakukanlah dengan baik-baik, itu aja. Saya bilang, saya enggak mau berkelahi sama Airlangga, enggak mau. Untuk apa saya berkelahi sama Airlangga? Untuk apa saya buat musuh? Buat apa?” tuturnya.
Luhut mengeklaim bahwa banyak kader Golkar yang mendorongnya untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum partai berlambang beringin itu. Ia menuturkan, banyak kader yang mendatanginya dan menceritakan berbagai masalah di dalam tubuh Golkar. Luhut pun mengaku sedih dengan situasi Golkar yang elektabilitasnya tidak menunjukkan angka yang baik. (HPS)