Kang Agun: Saya Ingin Membangun Demokrasi yang Bermartabat dan Parpol yang Tidak Oligarki

oleh
oleh
Kader senior Partai Golkar asal Jawa Barat, Agun Gunandjar Sudarsa. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, REPORTER.ID – Kader senior Partai Golkar asal Jawa Barat, Agun Gunandjar Sudarsa punya segudang pengalaman sebagai politisi DPR. Kematangannya berfikir dan berargumentasi tak diragukan lagi. Maklum, dia sudah berkiprah di DPR selama 6 periode atau 30 tahun. Sebelum menaiki panggung politik Senayan, pria yang akrab disapa Kang Agun ini pernah menjadi sipir di Lapas Kelas I Tangerang selama 2 tahun, yakni 1982-1984.

Agun tergolong sosok pemimpin yang merangkak dari bawah. Pria kelahiran Bandung, 13 Nopember 1958 ini mulanya hanya berijazah sarjana muda, Bc.IP. Tapi karena keuletan dan kegigihannya, ia berhasil meraih gelar S1 jurusan administrasi di STIA LAN tahun 1991. Kemudian meraih ijazah S2 Kriminologi di UI tahun 2006. Rupanya tidak mandek di situ, Agun melanjutkan studi dan mampu meraih ijazah S3 jurusan Administrasi Pembangunan di STIA LAN Jakarta tahun 2019 lalu.

Kiranya kegigihan dan keuletan Agun dalam mengejar citc-cita patut ditiru oleh anak bangsa. Bahwa dengan keseriusan, kegigihan, dan kesabaran, seseorang akhirnya bisa mewujudkan impiannya juga. Berikut petikan wawancara singkat reporter.id dengan Dr. Tr. Agun Gunandjar Sudarsa, Bc.IP, M.Si di ruang kerjanya, belum lama ini.

Berikut hasil wawancara reporter.id dengan Kang Agun:

Tanya : Apa saja sih yang mendorong Anda bisa meraih kesuksesan, baik dalam dunia pendidikan maupun politik?

Jawab : Bagi saya sebetulnya sangat sederhana. Saya menjalani proses kehidupan ini seperti air mengalir saja. Karena saya meyakini, hidup ini sekadar perjalanan waktu. Kalau hidup itu dijalankan sebagaimana adanya, maka tanpa disadari setiap hari akan ada penambahan poin.

Tanya : Apa kunci sukses Anda sehingga mampu bertahan 6 periode di DPR?

Jawab : Ya, berkat bimbingan dan ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala, saya bisa duduk di DPR RI selama 6 periode secara beruntun, sejak 1997 atau era awal reformasi hingga hari ini. Saya tidak menafikan bahwa reformasi merupakan pintu pembuka bagi saya dan pembaharuan bagi bangsa ini. Semangat reformasi pula yang mendorong seorang Agun Gunandjar Sudarsa berkiprah dan berkarya di DPR selama 30 tahun. Kuncinya ya harus dekat dengan rakyat dan memperjuangkan kepentingan dan aspirasi mereka secara kongkrit.

Tanya, apa yang membuat Anda bangga selama duduk di DPR?

Jawab : Saya termasuk pelaku sejarah amandemen UUD 1945. Saya adalah Ketua Tim Pembentukan UU Pemilu. Saya masih ingat ketika ditugaskan oleh Pak Akbar Tandjung dan saya yang menyusun UU Pemilu. Saya juga terlibat dalam pembahasan UU Kementerian Negara, UU Dewan Pertimbangan Presiden, soal pemekaran wilayah saya juga terlibat aktif dan masih banyak lagi.
Selama di DPR, saya pernah jadi anggota Komisi I DPR yang membidangi masalah keamanan, informasi, dan luar negeri. Saya pernah duduk di Komisi II DPR, Komisi III DPR, Badan Anggaran, duduk di Badan Legislasi, Ketua Fraksi Partai Golkar di MPR, Tim Kerja Sosialisasi Putusan MPR, dan sebagainya.

Tanya : Soal pemekaran wilayah, apa saja yang menarik?

Jawab : Bagi saya, pemekaran wilayah soal yang amat menarik. Saya ingin membumikan pemekaran wilayah untuk pemerataan pembangunan. Di bidang ini banyak kesuksesan yang bisa diraih. Sehingga saya cukup tersanjung ketika banyak yang menyebut saya salah satu otak pemekaran Kalimantan Utara dan Kabupaten Ciamis, yang kebetulan dapil saya.

Pemekaran wilayah merupakan tugas seorang legislator atau wakil rakyat. Spirit kesejahteraan masyarakat yang telah terpatri di sanubari saya telah mendorong saya lebih bersemangat untuk merumuskan pemekaran wilayah yang utuh. Pada kasus pemekaran Ciamis misalnya, itu berangkat dari kesadaran anggaran pembangunan yang kecil untuk porsi wilayah yang luas. Di sini, saya ikut mencetuskan pelepasan beberapa kecamatan untuk jadi wilayah administratif tersendiri.

Tanya : Jadi intinya?

Jawab : ya, pada hekekatnya … tugas seorang wakil rakyat itu selain dekat dengar rakyat ya harus ngurus kepentingan rakyat. Sejak awal terpilih sebagai anggota DPR saya berangkat dari Ciamis. Ciamis ini saya lihat anggarannya kecil. Saya lalu membagi dengan jumlah kecamatan dengan penduduk. Itu tidak akan mungkin sampai 20 tahun bisa mensejahterakan rakyatnya. Lalu bagaimana agar Kabupaten Ciamis ini bisa sejahtera? Ya tentu dengan cara mengalokasikan anggaran yang mencukupi.

Karena anggarannya tidak cukup, maka langkah pertama sebelum Pangandaran saya mekarkan, tahun 2002, ada 4 kecamatan yang saya lepas untuk pemekaran Banjar. 10 tahun kemudian saya mekarkan 10 kecamatan di Ciamis jadi Kabupaten Pangandaran. Dulu uang sekepal biasa digunakan untuk wilayah seluas Ciamis, Banjar dan Pangandaran. Sekarang Ciamis punya anggaran sendiri, Banjar dan Pangandaran pun demikian. Saya ikut senang.

Tanya : Adakah yang kurang dari 6 periode manggung di DPR? Apakah Anda maju lagi untuk menyelesaikan yang kurang?

Jawab : Ya, ada. Masih ada satu hal yang ingin saya lakukan. Saya ingin meninggalkan legacy yang bisa dibanggakan buat generasi muda Partai Golkar dan anak-anak muda Indonesia. Karena itu saya ingin maju lagi di DPR untuk mewujudkan legacy itu.

Tanya : Adakah pesan untuk generasi muda”

Jawab : Saya mengingatkan pada yang muda agar jangan terlena dan cepat menyerah. Harus ikut memikirkan bagaimana pertumbuhan ekonomi bangsa, bagaimana menciptakan pemerataan. Kita juga harus membangun demokrasi yang bermartabat, membangun partai politik yang tidak oligarki dan bagaimana semua proses ini berjalan secara egalitarian. Saya kira itu keinginan saya. (HPS)