Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens saat dibebaskan (net)
Isu menarik pagi ini, pilot Susi Air asal Selandia Baru, Philip Mark Mehrtens yang diculik OPM pimpinan Egianus Kogoya sudah dibebaskan, Sabu (21/9) setelah disandera selama 1,5 tahun. Pemerintah Indonesia diwakili Menko Polhukam Hadi Tjahjanto resmi menyerahkan Philip Mehrtens kepada Dubes Selandia Baru Kevin Jeffey Burnet untuk dipulangkan ke negara asalnya, Selandia Baru. Berikut isu selengkapnya.
1. Pilot Susi Air asal Selandia Baru, Philip Mark Mehrtens yang diculik OPM pimpinan Egianus Kogoya sudah dibebaskan, Sabu (21/9) setelah disandera selama 1,5 tahun. Philip diculik di Lapangan Terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan pada 7 Pebruari 2023. Pembebasan pilot tersebut atas kontribusi tim mediasi yang dipimpin mantan Penjabat Bupati Nduga Edison Nggwijangge yang melakukan pendekatan secara persuasif.
Edison adalah putra asli Papua Pegunungan, dia lebih bisa diterima oleh kelompok Egianus karena ada hubungan kekerabatan dengan pimpinan OPM tersebut. Pembebasan Philip Mark Mehrtens adalah tugas dari pemerintah pusat saat dirinya dilantik sebagai Pejabat Bupati Nduga pada 5 Juni 2023 lalu.
Upacara bakar batu dilakukan di wilayah Kampung Yugura, Nduga, Papua Pegunungan sebelum pembebasan pilot Susi Air Kapten Philip Mark Merthens. Hal tersebut terungkap dari unggahan Instagram Susi Pudjiastuti, pemilik Susi Air pada Sabtu (21/9). Dalam unggahan tersebut ada pernyataan dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya soal penyanderaan Pilot Philips.
Dalam unggahan tersebut dijelaskan ada penggalangan dukungan dengan tokoh agama. Lalu tim negosiator diberangkatkan ke Kampung Yuguru, Distrik Mebarok, Nduga, Papua Pegunungan. Hasil dari negosiasi didapatkan informasi bahwa masyarakat yang merawat Pilot Philip selama ini mengalami kekurangan bahan makanan dan kelaparan. Ada juga unggahan video Kapten Philip yang direkam pada 17 September 2024.
“Saya di sini masih sehat, orang-orang di sini mengajari saya yang baik. Terima kasih banyak pemerintah Selandia Baru tolong bantu dengan dokumen-dokumen tolong proses cepat jadi saya bisa pulang cepat juga. Orang di sini kasih tau saya juga sedapatnya makanan tolong cepat kirim bantu kirim makanan untuk orang-orang di sini. Jadi saya cepat pulang dan orang di sini bisa makan. Terimakasih semua saya harap juga sebentar lagi bisa ketemu keluarga saya lagi. Terima kasih,” kata Philip dalam video tersebut.
2. Pilot Susi Air, Philip Mark Merthens tampak melambaikan tangan dan melemparkan senyum saat dihadirkan dalam konferensi pers di Pangkalan Udara Yohanis Kapiyau, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Sabtu (21/9). Ini merupakan kemunculan pertama Philip ke publik usai beberapa jam sebelumnya bebas dari penyanderaan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya. “Akhirnya saya sudah keluar dari hutan,” ujar pilot asal Selandia Baru ini.
Philip mengatakan, dirinya sudah tidak sabar untuk berjumpa dengan anak dan istrinya. “Saya senang sekali akhirnya bisa pulang ketemu keluarga saya lagi,” ucapnya. Ia pun mengapresiasi semua pihak yang membantu membebaskan dirinya. “Saya berterima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu, sehingga saya bisa keluar dengan sehat,” ungkapnya.
Beberapa saat sebelum konferensi pers, dalam video yang dibagikan Satgas Operasi Damai Cartenz 2024, terlihat momen haru ketika Philip melakukan video call dengan keluarganya. Sewaktu keluarga bertanya tentang keberadaannya saat melakukan video call, Philip menjawab bahwa dirinya berada di Timika. Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan, Philip sangat bahagia bisa berkomunikasi dengan keluarga. “Philip Mehrtens sangat bahagia saat melakukan video call bersama istri dan keluarganya untuk mengabarkan bahwa ia telah dibebaskan,” tuturnya.
3. Tim gabungan TNI-Polri menyatakan pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens dilakukan dengan “soft approach” atau pendekatan lunak ketimbang pendekatan keras. “Ya visi misi saya kan salah satunya untuk membebaskan sandera dengan soft approach ya,” kata Panglima TNI, Jenderal TNI Agus Subiyanto saat ditemui di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (22/9). Agus menyampaikan, selama ini negosiasi telah dilakukan untuk membebaskan Philip dari OPM.
Menurutnya, negosiasi tersebut tak hanya melibatkan unsur TNI-Polri, tetapi juga berbagai unsur masyarakat yang ada di sana. “Kita sudah lama sekali untuk menegosiasi, kemudian melibatkan seluruh elemen masyarakat termasuk TNI dengan Polri, kemudian Forkopimda yang ada di wilayah tersebut, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda. Dan Alhamdulillah kemarin pagi bisa diserahkan ke kita,” ujar Agus Subiyanto.
Kepala Satgas Humas Operasi Damai Cartenz Kombes Bayu Suseno menceritakan detik-detik sebelum pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens dilepas KKB Papua untuk diserahkan kepada aparat keamanan di Nduga, Papua. Ketika aparat menjemput Philip, banyak anggota KKB berada di sekitarnya. “Bukan diantar, tapi di sekelilingnya pilot itu ada banyak OAP (orang asli Papua), ya diduga itu KKB,” ujar Bayu, Minggu (22/9). Meski banyak anggota KKB di lokasi penjemputan Philip, tetapi tidak ada ancaman sama sekali. Anggota KKB yang mengelilingi Philip juga tidak membawa senjata. “Tidak ada. Mereka tidak bawa senjata,” ucap Bayu.
4. Pemerintah Indonesia diwakili Menko Polhukam Hadi Tjahjanto resmi menyerahkan pilot Susi Air Philip Mehrtens kepada Dubes Selandia Baru Kevin Jeffey Burnet pada Sabtu (21/9) malam untuk dipulangkan ke negara asalnya, Selandia Baru. “Tadi baru saja saya mewakili pemerintah RI menyerahkan Kapten Philip kepada pemerintah Selandia Baru baru yang diwakili Dubes Selandia Baru Bapak Kevin, dan acara penyerahan tadi berjalan dengan lancar,” kata Hadi dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusumah.
Hadi menjelaskan, pembebasan Mehrtens menggunakan pendekatan damai. Karena pendekatan yang halus, operasi pembebasan itu tak memakan korban dari pihak mana pun. “Pembebasan ini juga hasil dari kesabaran pemerintah Republik Indonesia untuk tidak melakukan tindakan represif karena keselamatan pilot adalah prioritas utama pemerintah Republik Indonesia,” kata dia.
Hadi menyebut operasi pembebasan Philip dilakukan tim dan bekerja sama dengan berbagai pihak. “Proses negosiasi saya perlu sampaikan bahwa keterlibatan tokoh adat, keterlibatan gereja, semuanya sangat mempengaruhi dalam proses pembebasan ini,” ujar dia. Sementara itu, Mehrtens tiba di Landasan Udara Halim Perdanakusumah pada Sabtu sekitar pukul 22.35 WIB. Ia mengenakan busana berwarna hitam dan berjalan didampingi sejumlah petugas gabungan TNI-Polri.
5. Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid ingin soft approach atau pendekatan lunak dilanjutkan dalam menyelesaikan konflik di Papua. Pasalnya, gaya itu sukses diterapkan untuk membebaskan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens yang disandera OPM kelompok Egianus Kogoya selama 1,5 tahun. “Pendekatan soft approach yang dilakukan ini menunjukkan bahwa penyelesaian konflik dapat dilakukan dengan cara yang damai dan terukur. Ini adalah sebuah pencapaian yang perlu kita terus kembangkan dalam situasi-situasi serupa ke depan,” ujar Meutya dalam keterangannya, Senin (23/9).
Ia mendorong TNI terus mengedepankan pendekatan lunak untuk menjaga stabilitas negara, khususnya di Papua. Menurutnya, langkah itu terbukti ampuh ketimbang dengan cara peperangan. “Peristiwa ini harus menjadi momentum bagi terciptanya keamanan dan stabilitas yang lebih baik di Papua,” sebut dia. Terakhir, Meutya berharap agar pencapaian ini menjadi langkah untuk merajut perdamaian di Papua. Ia menuturkan, masyarakat Papua harus merasa aman dan terteram sehingga bisa sejahtera.
Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro berharap, TNI dan Polri terus melakukan pendekatan persuasif dalam menangani setiap permasalahan, tak terkecuali konflik yang terjadi di Papua. “Komnas HAM senantiasa mengingatkan para pihak untuk tetap mengedepankan pendekatan persuasif dan prinsip-prinsip HAM,” ujar Atnike dalam keterangan tertulis, Minggu (22/9). Menurut Atnike, pembebasan Philip yang tanpa melakukan pendekatan militer atau kontak senjata, menjadi pelajaran penting untuk mendorong terwujudnya situasi kondusif di Papua. Pendekatan ini juga menjamin terlindunginya hak-hak masyarakat sipil, dan mencegah jatuhnya korban jiwa dalam setiap penanganan konflik sosial. “Ini merupakan momentum yang baik untuk mendorong situasi HAM yang lebih kondusif di Papua, dan perlindungan terhadap hak-hak masyarakat sipil dalam kondisi apapun,” kata Atnike.
6. Tujuh mayat remaja laki-laki berusia belasan tahun ditemukan di Kali Bekasi. Hal itu diungkapkan petugas potensi SAR Kota Bekasi, Fajar yang ikut mengevakuasi para korban di Kali Bekasi, Minggu (22/9). “Korban semuanya laki-laki. Perkiraan umur mungkin masih usia belasan tahun, diperkirakan masih remaja,” ujarnya. Fajar mengatakan ketujuh mayat mengenakan pakaian yang sama yaitu jaket hitam. “Saat dievakuasi hampir sama bajunya, pakai jaket hitam,” kata Fajar. Saat mengevakuasi mayat tersebut, petugas gabungan dari Basarnas, BPBD, dan relawan juga menemukan dompet serta ponsel.
Tujuh mayat remaja yang ditemukan tewas mengambang di Kali Bekasi, Jatiasih, Kota Bekasi, Minggu (22/9), diduga pelaku tawuran. Mereka menceburkan diri ke sungai karena takut melihat polisi yang berpatroli. Hal itu disampaikan Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Karyoto berdasarkan pemeriksaan sejumlah saksi. “Menurut informasi sekilas dari salah satu yang kemarin malam diambil keterangan, memang mereka (tujuh korban) menceburkan diri ke sungai setelah ketakutan adanya patroli lewat,” ujar Karyoto di lokasi penemuan jasad, Minggu (22/9) siang.
7. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menunjuk delapan perwira menengah (pamen) sebagai Direktur Reserse Siber (Dirressiber) di delapan Polda. Penunjukan itu tertuang dalam surat telegram nomor ST/2100/IX/KEP./2024 tanggal 20 September 2024. Surat telegram tersebut diteken AS SDM Kapolri Irjen Dedi Prasetyo. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengonfirmasi surat telegram tersebut. “Mutasi dan rotasi adalah proses alamiah di organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja, tour of duty area,” ujar Trunoyudo, Minggu (22/9).
8. Plh Presiden PKS Ahmad Heryawan (Aher) menegaskan tidak ada koalisi dan oposisi dalam sistem presidensial yang dianut Indonesia. Menurutnya, yang mengontrol pemerintahan adalah DPR. “Ya kan kita negaranya demokrasi, kita presidensial. Jadi sesungguhnya oposisi atau yang mengontrol pemerintahan itu kan DPR. Ya, jadi tidak seperti parlementer kan. Kalau di parlementer tentu ada oposisi, ada pemerintah penguasa kan,” ujar Aher usai menutup Rakernas PKS di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (22/9).
“Kalau di kita ya memang akhirnya ada kalimat oposisi, koalisi. Padahal sebetulnya tidak ada koalisi dan oposisi. Ini negara dengan sistem demokrasi presidensial. Sehingga kontrolnya diserahkan kepada DPR,” sambungnya. Aher mengatakan, saat ini PKS sudah menjadi bagian dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Al-Habsyi mengatakan partainya ingin siapapun bisa merapat ke pemerintahan Prabowo Subianto, termasuk PDI-P. Aboe bangga terhadap Prabowo yang merangkul semua pihak. Jika PDI-P bergabung dengan pemerintahan Prabowo, itu artinya tidak ada oposisi dalam pemerintahan selanjutnya.
9. Paslon Andika Perkasa-Hendrar Prihadi dan paslon Ahmad Luthfi dan Taj Yasin resmi ditetapkan KPU Jateng sebagai peserta Pilgub Jateng pada Pilkada serentak 2024, Minggu (22/9). Keputusan ini diambil KPU Jateng melalui rapat pleno yang digelar di Kantor KPU Jateng Jalan Veteran, Semarang. Dua kubu peserta Pilgub Jateng pun sudah bersuara soal bakal pertarungan jagoan mereka untuk merebut suara rakyat di provinsi tersebut.
Ketua Tim Pemenangan Luthfi-Yasin, AM Putranto, menyebut banyaknya isu ‘black campaign’ di media sosial yang menyerang kandidatnya. Salah satunya adalah ‘Rambo VS Sambo’. Rambo diidentikkan dengan Andika Perkasa–yang berbadan kekar bak jagoan militer Amerika Serikat. Sementara Sambo disematkan pada sosok Bacagub Ahmad Luthfi yang berlatarbelakang Polri sama dengan mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo. “Ah itu isu receh banget, kekanak-kanakan. Itu kan dihembusin supaya gampang diinget, masyarakat sudah pinter kok mana yang paham dengan Jawa Tengah,” ujar Putranto di Semarang. (Harjono PS)