RUSIA, CHINA, DAN IRAN LATIHAN PERANG BERSAMA DI LAUT

oleh
oleh

Laksamana Madya TNI (Purn) Freddy Numberi

 

Oleh: Ambassador Freddy Numberi

1. Latar Belakang

Iran resmi menjadi anggota tetap aliansi militerShanghai Cooperation Organization (SCO) pada tanggal 4 Juli 2023. Iran bergabung dengan SCO sebagai pengamat lebih dulu dan duduk sebagai anggota permanen setelah perjuangan lima belas tahun. Sebelumnya India dan Pakistan telah bergabung sebagai anggota tetap aliansi militer SCO. (sumber:https://thediplomat.com/2017/06/its-official-india-and-pakistan-join-shanghai-cooperationorganization/#:~:text=As%20expected,%20last%20week%E2%80%99s%20SCO%20summit).

Di tengah situasi isolasi ancaman dari Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya, sangat penting bagi Iran untuk melibatkan negara-negara baru secara diplomatis seperti Rusia dan China mendukung Iran dalam menghidupkan kembali ekonominya. (sumber:https://thediplomat.com/2022/07/the-china-iran-russia-triangle-alternative-world-order/). Untuk tujuan ini, aliansi militer SCO menyatakan entitas terbaik untuk Teheran.

2. Pembahasan

Alasan mengapa Iran bertujuan untuk mengakumulasi keuntungan ekonomi dan strategis, adalah: Pertama, bagi Iran sebagai kesempatan membuat kebijakan ekonomi ke jalur yang benar, karena rusak parah akibat sanksi AS dan sekutu-sekutuny. Kedua, Iran juga ingin mempertahankan posisinya di Timur Tengah dan tidak ingin melumpuhkan dirinya sendiri dengan dampak dari gejolak politik yang ada di Timur Tengah.

Ketiga, Iran sangat menyadari citranya di kawasan Timur Tengah dan juga di dunia internasional. Isu nuklir, sanksi AS dan hubungan Iran dengan negara-negara Arab, dapat diredupkan melalui platform aliansi militer SCO. Dinamika yang berubah di kawasan Timur Tengah antara Iran dan Israel telah menjadi pembentuk pola amity (kerja sama antar negara) atau pola emity (permusuhan antar negara) di dalam hubungan internasional di kawasan Timur Tengah.

Iran juga telah mengambil kebijakan untuk mencari teman baru dalam forum aliansi militer SCO serta merumuskan strategi dalam menghadapi gejolak di Timur Tengah. Selain itu, Iran menjadi aggota tetap aliansi militer SCO, Rusia, China, India, Pakistan dan Iran sendiri dapat menyusun platform yang kuat bersama dalam menghadapi AS dan sekutu-sekutunya.

Iran terletak di lokasi yang strategis dan ideal serta sarat dengan sumber daya minyak.  Kepentingan strategis inilah, Rusia dan China tidak dapat mengabaikan Iran, karena berbatasan langsung dengan banyak negara di kawasan Timur Tengah. Dari kacamata Rusia dan China, Iran dapat menghubungkan Timur Tengah, Asia Tengah dan Asia Barat Daya di masa depan. Aliansi pakta pertahanan SCO, tampaknya menjadi forum penting bagi Iran, sebagai cakrawala baru dengan peluang baru yang dapat mengakhiri isolasi terhadap Teheran.

Iran dalam hubungannya dengan Rusia dan China disebut Triple Axis dalam bukunya Dina Esfandiary dan Ariane Tabatabai (2018). Ketiga negara tadi telah mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan latihan perang di laut bersama untuk pertama kali. Latihan angkatan laut bersama mencakup lokasi di Samudera Hindia Utara, Laut Arab dan juga Teluk Oman di Iran.

Merupakan lautan yang sama dengan Carrier Task Group (CTG) yang berlayar untuk mengamati Iran. (sumber:https://signsofthelastdays.org/russia-iran-china-in-1st-ever-war-drill-in-message-to-theworld/#:~:text=As%20these%20countries%20found%20in%20Bible) Analis militer mengatakan latihan bersama bertujuan untuk menunjukkan dukungan Rusia dan China kepada Iran. Latihan perang bersama ini, mengirim pesan kepada dunia bahwa Rusia dan China akan berpihak pada Iran dalam kasus perang atau konflik antar negara.

3. Penutup

Republik Islam Iran selama bertahun-tahun menyaksikan fase krusial dari sanksi ekonomi yang dibuat oleh AS dan sekutu-sekutunya. Iran telah mengambil sikap untuk mendekati kekuatan regional baru, yaitu aliansi militer SCO dan berafiliasi dengannya untuk membawa perubahan baru akibat ekonomi yang hancur disebabkan oleh sanksi AS. Aliansi militer SCO, sebuah forum yang dibuat di kawasan Eurasia yang dimotori oleh China dan Rusia, dimana Iran diterima sebagai anggota tetap.

Aliansi militer SCO merupakan entitas terbaik untuk Teheran. Dalam artikel “Organisasi kerja sama Shanghai dan Iran “A Powerful Union”, penulis Matthew Brummer (2007) berpandangan bahwa mungkin tidak forum yang lebih cocok untuk Iran selain SCO. Menurut Matthew Brummer (2007), selain itu jika Iran menjadi anggota tetap, Rusia, China, India, Pakistan dan Iran sendiri dapat menyusun platform dan strategi yang kuat untuk menghadapi AS dan sekutu-sekutunya, karena mereka juga mengawasi perluasan aliansi militer SCO.

Pada tahun 2010, anggota Dewan Keamanan PBB (DK PBB) melalui Resolusi nomor 1929, memberlakukan sanksi internasional yang luas terhadap program nuklir dan rudal Iran. Negosiasi ini sulit bagi Washington dan sekutunya. Rusia dan China secara konsisten menentang dan berhasil mem-veto (meredam) Resolusi PBB tersebut.

Pengamat internasional mengingatkan, bahwa Rusia dan China adalah dua negara dari lima negara anggota tetap DK PBB, terdiri dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Rusia, dan China. Anggota tetap ini, memiliki Hak Veto yang dapat menggagalkan (meredam) setiap Resolusi PBB.

Di luar lima negara anggota tetap DK PBB, ada sepuluh negara anggota tidak tetap DK PBB, yang dipilih dua tahun sekali dalam Sidang Majelis Umum (SMU) PBB. Kesepuluh negara tersebut tidak memiliki Hak Veto. Latihan angkatan laut bersama untuk pertama kalinya melibatkan Rusia, China dan Iran di Samudera Hindi Utara, laut Arab dan Teluk Oman, mengirim pesan kepada dunia bahwa Rusia dan China akan berpihak kepada Republik Iran dalam kasus perang atau konflik antar negara.

Interaksi antara tiga negara yang disebut Triple Axis, yaitu Iran, Rusia, China merupakan “lingkaran setan (vicous circle)” bagi AS dan sekutu-sekutunya di seluruh dunia. Mantan Menteri Pertahanan AS, William A.Cohen, PH.D., mengatakan di Washington pada tanggal 11 September 2001: “Jika Anda tak mampu menghadirkan kekuatan militer hingga ke garis depan, Anda tidak akan memiliki pengaruh dimanapun”. (sumber:https://history.defense.gov/Multimedia/Biographies/Article-View/Article/571281/william-s-cohen/). (Penulis adalah Laksamana Madya TNI (Purn) Freddy Numberi, mantan Menhub, mantan Menpan-RB, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, mantan Dubes Itali dan Malta, mantan Gubernur Papua, dan pendiri Numberi Center).