Dr. A. Effendy Choirie, M.Ag, M.H (Ist)
Oleh : Dr. A. Effendy Choirie, M.Ag, M.H
Pendahuluan
Setiap 10 November, bangsa Indonesia mengenang pertempuran heroik di Surabaya tahun 1945. Hari ini bukan sekadar ritual sejarah, tetapi momentum menghayati kembali makna kepahlawanan, kemerdekaan, dan cita-cita kesejahteraan sosial.
Para pahlawan berjuang bukan untuk kemewahan elite, bukan untuk konsesi politik, dan bukan pula agar bangsa ini berkutat dalam kemiskinan struktural. Mereka berjuang agar rakyat merdeka, sejahtera, dan bermartabat.
Tugas kita hari ini adalah memastikan amanat itu benar-benar terwujud. Filosofi Kepahlawanan: Dari Perang Fisik ke Perang Kesejahteraan Kepahlawanan Indonesia lahir dari semangat pengorbanan, keikhlasan berjuang, cinta tanah air, dan keberpihakan pada rakyat kecil.
Kini bentuk perjuangan itu berubah dari medan pertempuran bersenjata menjadi medan perjuangan sosial, ekonomi, dan kemanusiaan. Pahlawan hari ini adalah mereka yang memperjuangkan hak pendidikan, kesehatan, pekerjaan layak, dan kehidupan manusiawi bagi semua rakyat.
Kemerdekaan dalam Perspektif Kesejahteraan Rakyat
Pembukaan UUD 1945 menegaskan empat mandat negara: melindungi segenap bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa, menyejahterakan seluruh rakyat, dan berpartisipasi dalam ketertiban dunia.
Kemerdekaan belum sempurna selama masih ada rakyat miskin, penyandang disabilitas belum merdeka dalam akses layanan, lansia belum terjamin kesejahteraannya, petani dan nelayan belum hidup layak, akses pendidikan dan kesehatan masih timpang, kekayaan alam belum sepenuhnya menjadi kemakmuran rakyat, dan korupsi serta oligarki menggerus masa depan bangsa.
Rakyat Sejahtera : Makna Strategis dalam Pembangunan Nasional
Sejahtera untuk semua bukan slogan. Ia adalah hak konstitusional rakyat, cita kemerdekaan, tanggung jawab negara, dan prioritas pembangunan nasional.
Dalam konteks kekinian, perjuangan kesejahteraan adalah reformasi tata kelola anggaran publik, pemanfaatan SDA untuk rakyat, penguatan jaminan sosial, pendidikan dan kesehatan berkualitas untuk semua, pemberantasan korupsi, dan pemerataan ekonomi.
DNIKS dan Gerakan Kepahlawanan Sosial
DNIKS hadir sebagai bagian dari arus kepahlawanan sosial modern, menggalang kolaborasi negara, masyarakat, akademisi, dan dunia usaha. Fokus perjuangan DNIKS mencakup pemberdayaan kelompok rentan, lansia merdeka mandiri, pekerja migran, penyandang disabilitas, gerakan sosial berbasis komunitas, CSR untuk kesejahteraan rakyat, dan inovasi sosial inklusif. Semangat kami jelas : Sejahtera Untuk Semua — Nobody Left Behind.
Penutup
Hari Pahlawan adalah kompas moral bangsa. Pahlawan dulu mengusir penjajah, pahlawan hari ini mengusir kemiskinan, ketidakadilan, dan kebodohan. Bangsa ini akan benar-benar merdeka jika setiap rakyat bebas dari kemiskinan, mendapat pendidikan bermutu, memiliki akses kesehatan, hidup layak, dan merasa dilindungi.
Indonesia merdeka bukan hanya untuk berdiri sebagai negara, tetapi untuk memberi kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Sejahtera Untuk Semua! Merdeka! (Penulis adalah Ketua Umum DNIKS, Anggota DPR/MPR RI dari Fraksi PKB 1999–2013 )





