Ketua DPR akan Evaluasi Bansos Covid-19 Rp600.000;-

oleh

JAKARTA, REPORTER.ID – Ketua DPR RI Puan Maharani menyatakan DPR dan pemerintah akan bersinergi dalam pengawasan pemberian bantuan sosial (Bansos) tunai warga terdampak pandemi covid-19.

Demikian disampaikan Puan Maharani ketika menghadiri penyerahan bantuan non-tunai di Desa Jayanti, Kecamatan Cikande, Kab. Tangerang, Bamten, Selasa (23/6/20×0).

“Dalam rangka pengawasan dari DPR RI atas bansos non tunai yang diberikan pemerintah selama 3 bulan ini, bagaimana mekanismenya dan siapa saja yang menerima, apakah penerima itu betul betul merasakan manfaatnya dan dipergunakan untuk apa?”tegas Puan.

Acara penyerahan Bantuan Sosial Tunai (BST) sendiri dilakukan di kantor desa Cikande, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang. Hadir Menko PMK Muhajir Effendi dan Menteri Sosial Juliari P. Batubara.
Bansos tunai untuk warga tersebut diberikan kepada 1.178 orang.

Bantuan sosial yang diberikan berupa bantuan langsung tunai (per KK) sebesar Rp600.000,- yang khususnya berada di Desa Cikande, Kabupaten Tangerang, Banten.

Untuk itu, Puan menekankan agar bantuan pemerintah untuk warga tidak mampu itu untuk membantu bagaimana mereka bisa tetap mempertahankan kelangsungan hidupnya di masa pandemi covid19 ini. “Anggaran itu memang untuk mengatasi pemulihan dalam proses pandemi covid19 sampai bulan Desember. Tiga bulan sudah berjalan, tiga bulan selanjutnya tentu nanti kita evaluasi terkait dengan program program bantuan pemerintah ini,” kata politisi PDIP itu.

Salah satu yang disoroti Ketua DPR adalah mekanisme serta penentuan waktu pemberian bantuan. Ia mencontohkan harusnya ada penentuan tanggal pemberian bantuan di tiap-tiap wilayah. “Ini menjadi salah satu evaluasi yang nanti saya sampaikan kepada pemerintah. Hal itu untuk mengurangi penumpukan dan antrian yang bisa sampe 3 jam untuk pencairannya,” jelas Puan.

Menurut Puan, masih perlunya sosialisasi lebih gencar sehingga tanggal pembagian bantuan sosial masih belum diketahui warga. Hal itu diketahui saat berdialog denan salah seorang penerima bantuan sosial dari Pemerintah di desa Cikande itu. “Terkait tanggal ini penting sekali, agar mereka itu datang bisa tepat waktu. Tadi saya bertanya tanggal berapa biasanya dapat (bansos) Bu? Dia enggak ingat, artinya tanggalnya itu tidak diputuskan,” kata Puan.

Seharusnya lanjut Puan, bansos itu bisa ditentukan tanggalnya. Sehingga masyarakat bisa tahu kapan harus datang ke tempat pembagian bansos tepat pada waktunya. Penentuan tanggal juga dapat mengurangi penumpukan orang saat bansos itu dibagikan sehingga potensi penularan virus Corona bisa diminimalisasi.

Masalah lain yang menjadi sorotan adalah persoalan perbaikan data penerima bantuan. Puan berharap segera ada perbaikan dan sinkronisasi data. “Kalau masih ada masalah masalah yang kita bisa memahami karena memang pandemi covid19 ini bukan hanya menimpa Indonesia tapi hampir seluruh dunia. Jadi, banyak hal yang harus dilakukan secara cepat untuk tetap bisa menjaga kesehatan dan tentu saja memulihkan ekonomi,” tambah politisi PDIP itu.

Karena itu, evaluasi tersebut kata Puan, akan disampaikan kepada pemerintah agar dapat segera diperbaiki dalam program bansos-bansos berikutnya. Adanya evaluasi itu akan ditindaklanjuti pemerintah sehingga pembagian bansos di bulan Juli-September 2020 bisa berjalan lebih baik.

Setidaknya ada tiga warga yang berdialog langsung dengan Ketua DPR. Salah satunya Yani Saleh. Kepada ibu rumah tangga warga Cikande itu, Puan apakah uangnya untuk beli pulsa atau beli bensin motor? Yani menjawab, “Untuk makan sehari-hari, karena saya tidak kerja.” Yani mempunyai 7 orang anak.

Kepada Puan, ibu-ibu penerima bantuan juga mengeluhkan naiknya harga beberapa kebutuhan pokok seperti telur dan bumbu masak. “Ini jadi catatan saya,” kata Puan lagi.

Usai melihat proses pencairan bantuan tunai oleh para petugas kantor Pos yang melayani warga, Puan lalu mendatangi rumah Muhamad Bisri yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi pemberian bantuan.
Lelaki paruh baya itu menempati rumah tua berdinding bambu. “Kalau kondisinya seperti ini sudah seharusnya menerima bantuan,” tutur Puan.

Setelah menyerahkan bantuan tunai sebesar Rp600.000,- kepada Bisri, Puan berdialog dengan Bisri dan istrirnya. Ia berpesan bantuan tunai digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. “Jangan buat beli rokok ya,” pesan Puan.(arpas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *