Soal Undangan Menhan AS ke Prabowo, Guru Besar UI: Takut Indonesia ‘Jatuh’ ke China

oleh
oleh
Hikmahanto Juwana, Guru Besar Hukum Internasional UI.

JAKARTA, REPORTER.ID – Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana menilai bahwa undangan Menteri Pertahanan (Menhan) AS, Mark Esper kepada Menhan RI, Prabowo Subianto bisa dilihat sebagai strategi negeri Paman Sam itu untuk menghadapi China. Hal itu, bisa diketahui dari hubungan kedua negara, AS dan China yang sampai saat ini masih bersitegang.

“Begitu juga hasil teropongan media-media di AS, seperti di antaranya New York Time yang juga menyebut hal yang sama,” kata Hikmahanto kepada wartawan di Jakarta, Kamis (15/10/2020).

Menurut Hikmahanto, apa yang menjadi pemikirannya itu, juga bisa dilihat dari ‘Buku Putih Departemen Pertahanan AS’, dimana disebutkan bahwa China berniat untuk membangun pangkalan militer di Indonesia. Sebab, tambah dia, selama ini AS melihat Indonesia memiliki kedekatan ekonomi dengan China. Oleh karena itu AS khawatir hal itu akan terjadi.

“Dikhawatirkan ketergantungan ekomomi Indonesia terhadap China akan melemahkan prinsip Kebijakan Luar Negeri Indonesia yang bebas aktif,” ujar Hikmahanto seraya menambahkan bahwa AS juga sudah memperkirakan Indonesia bisa jatuh ke tangan China, karena nantinya akan ketergantungan ekonomi.

Indonesia sendiri, lanjut Hikmahanto, adalah sebagai negara strategis dan memiliki peran yang sentral di kawasan Asia Pasifik, baik untuk AS maupun China. Atas hal itu semua, menurut dia, Menhan AS mengundang Menhan Indonesia untuk memperkuat kerja sama pertahanan kedua negara.

“Tapi di balik kerja sama itu, AS ingin agar Indonesia tidak jatuh dalam perangkap China. Dan AS juga ingin memberi pesan kepada China bahwa Indonesia berpihak kepada AS, terutama dalam ketegangan AS-China di Laut China Selatan. Nah, dalam konteks ini, Menhan Indonesia harus tetap berangkat ke AS untuk menghadiri undangan Menhan AS. Keberangkatannya untuk menegaskan bahwa Indonesia bersahabat dengan siapa pun negara,” tuturnya.

Sebelumnya, New York Times menyoroti undangan Menhan AS untuk Prabowo ini. Menurut media itu, undangan ini memiliki arti masing-masing bagi Prabowo maupun bagi AS. Bagi Prabowo, yang akan berusia 69 tahun pada hari Sabtu, dalam perjalanannya, kunjungan tersebut adalah puncak dari pencarian selama bertahun-tahun untuk mendapatkan kehormatan.

Sedang bagi Washington, ini menyoroti pentingnya Indonesia, sekutu AS yang berpotensi penting melawan China, dan selanjutnya menandakan degradasi hak asasi manusia ke masalah diplomatik kecil, tulis media itu, Rabu (15/10/2020). ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *