JAKARTA, REPORTER.ID – Tudingan Partai Demokrat (PD) yang menyebutkan ada lingkaran Istana atau orang dekat Presiden Jokowi yang akan mengkudeta PD adalah hal yang kurang masuk akal. Justru, tudingan itu menjadi preseden buruk dan sangat tendensius dalam demokrasi di mana setiap kedaulatan Partai politik sudah diatur dalam AD/ART partai masing-masing.
“Kita tahu bahwa mekanisme organisasi sangat ditentukan oleh aturan internal atau AD/ART partai dan dalam menentukan kebijakan atau memilih struktur pengurus dari tingkat pusat sampai daerah adalah harus mengacu pada AD/ART berdasarkan UU Parpol,” demikian Pasang Haro Rajagukguk, Sekjend DPP Barikade Gus Dur (BGD), Selasa (2/1/2021).
Menurut mantan Wadirkum TKN Jokowi- Ma’ruf itu, tudingan itu akan menjadi sangat tidak relevan jika ada dugaan ke Jenderal Moldoko, yang ingin mengkudeta pimpinan Partai Demokat. “Pernyataan seperti itu menjadi suatu pembelajaran politik yang kurang sehat bagi masyarakat selama tidak ada bukti yang kuat yang dimiliki Partai Demokrat sendiri,” ujarnya.
Dikatakan, pimpinan parpol itu harus kuat dan tangguh dalam menjalankan roda organisasi sekalipun di tengah badai politik yang bergejolak. Karena itu masyarakat mengharapkan keberadaan Parpol sebagai wadah aspirasi yang direpresentasikan di DPR RI tidak mudah goyah.
“DPR RI sebagai lembaga formal dalam menentukan arah dan tujuan berbangsa dan bernegara, maka masing-masing Parpol seharusnya instrospeksi diri dalam menghadapi kondisi politik internalnya,” pungkasnya.
Sebelumnya, mantan Panglima TNI Moeldoko menegaskan itu tak benar dan pihaknya minta jangan bawa-bawa nama Pak Jokowi.
“Pak Jokowi tak tahu apa-apa. Jangan dikit-dikit Istana. Jangan ganggu Pak Jokowi. Itu isu saya sendiri. Saran saya, jadi pemimpin itu yang kuat, jangan mudah baperan, mudah terombang-ambing. Kalau anak buah gak boleh pergi kemana-mana diborgol saja. Kudeta itu dari dalam, bukan dari luar,” kata Moeldoko , Senin (1/2).
Moeldoko mengakui jika dirinya menyintai Demokrat, dan isu kudeta mungkin berasal dari foto-foto di rumah. “Saya ini mantan Panglima TNI, yang tak punya jarak dengan siapapun. Mau ke rumah terbuka 24 jam. Memamg banyak yang datang beberapa kali ke rumah secara bergelombang, ya kita terima. Mereka curhat dan saya prihatin. Ya, itu saja, gak ada yang lain. Tapi, kalau itu digunjingkan silakan saja,” kata Moeldoko.