Sebelum Meninggal, Alm. Ustadz Maheer Ingin Minta Maaf pada Habib Luthfi

oleh

JAKARTA,REPORTER.ID – Soni Ernata atau Ustadz Maaher meninggal dunia, dalam status tahanan kejaksaan yang dititipkan di Rutan Bareskrim Polri. Sebelum meninggal ia ingin bertemu.Habib Luthfi.

“Dapat kami sampaikan bahwa tersangka atas nama Soni Eranata meninggal dunia. Yang bersangkutan saat ini berstatus tahanan Kejaksaan yang dititipkan di Rutan Bareskrim Polri,” kata Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Brigjen Slamet Uliandi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (8/2/2021).

Slamet mengatakan Maaher sebelumnya Maheer sempat dirawat di RS Polri karena sakit.

Sebelumnya, kuasa hukum Ustadz Maaher, Djudju Purwantoro, mengatakan Maaher meninggal dunia karena sakit. Pekan lalu, keluarga sempat meminta Ustadz Maaher dirawat di RS Ummi Bogor.

“Hari Kamis saya sudah kirim surat terakhir. Saya minta yang bersangkutan dalam kondisi sakit untuk kembali dirawat ke RS Ummi atas permintaan keluarga,” kata Djudju Purwantoro dalam keterangannya, Senin (8/2/2021).

Menurut Djuju, Ustadz Maaher kembali ke tahanan dari RS Polri sepekan yang lalu. Kasusnya sudah dilimpahkan ke kejaksaan pada 3 hari yang lalu.

“Beliau seminggu yang lalu baru pulang dari RS Polri habis perawatan. Dan 3 hari lalu berkasnya sudah dilimpahkan ke kejaksaan dan Kamis saya sudah kirim surat atas nama kuasa saya minta yang bersangkutan karena sakit untuk kembali dirawat,” ujarnya.

Selama masa penahanan di Bareskrim, Ustadz Maher sempat memberikan keterangan sangat mendalam tentang kehidupan pribadinya, yang dapat dilihat di Youtube. Dalam wawancaranya, almarhum mengaku diperlakukan baik selama berada di tahanan.

Wawancara tersebut tertera dilakukan pada Sabtu, 5 Desember 2020 tampil dengan mengenakan gamis warna abu-abu dibalut rompi tahanan warna oranye, mengenakan peci warna putih dan berbesar hati dengan selalu melempar senyum saat disapa.

“Makan enak, namun tidur tak nyenyak,” begitu pengakuan Maaher saat ditanya soal kondisinya mendekam di tahanan sambil menanti proses hukum atas kasusnya. Maaher mengatakan hidupnya jauh lebih enak tinggal bersama istri dan dua anaknya (masing-masing 3 tahun dan 1 tahun) di rumah kontrakan dua kamar di wilayah Kota Bogor, Jawa Barat.

Meski begitu, selama diperiksa dan di dalam tahanan, Maher mengaku dirinya diperlakukan dengan baik oleh penyidik di Direktorat Siber Bareskrim Mabes Polri. Maaher juga mengaku mendapat perlakuan baik dari sesama tahanan.

“Saya pengin banyak belajar dari bapak-bapak penyidik yang baik-baik, masyaallah. Penyidik baik-baik, pengertian dan mereka begitu kooperatif dalam menjalankan tugas,” ujar Maaher.

Saat Maaher diamankan polisi, ada pihak yang menyudutkan Polri lewat media sosial dengan menyebut ini adalah upaya kriminalisasi terhadap ulama. Ditanya soal itu, Maaher saat itu tak sependapat. Menurut Maaher, polisi hanya menjalankan tugas secara profesional.

“Kalau dikriminalisasi sih nggak. Ini justru pembelajaran untuk saya, semua teman-teman,” jelas Maaher.

Terkait kasus yang menjeratnya, Maaher menyatakan dirinya tidak punya niat menghina Habib Luthfi. Dia mengaku tidak punya masalah pribadi dengan ulama kharismatik NU tersebut.

Meski begitu, Maaher mengaku menyesali cuitannya tersebut. Dia mengakui cuitannya di Twitter itu membuat banyak orang tersinggung, bahkan marah, khususnya orang-orang NU. Dia menyebut sebenarnya dirinya sudah berniat menemui langsung Habib Luthfi untuk meminta maaf tapi keburu dirinya ditangkap oleh polisi yang bergerak atas laporan masyarakat.

“Sebelum ditangkap saya itu berniat mau bertemu, saya berniat minta maafnya itu nggak usah lewat medsos nanti kelihatan tidak ada kesungguhan. Saya akan kumpulkan uang, bawa keluarga, kita beli tiket, berangkat ke Jawa Tengah, Pekalongan,” ujar pria yang selain berdakwah juga bisnis sampingan jualan kitab keagamaan dan parfum ini.

Maaher saat itu juga menyampaikan isi hatinya. Sambil menangis, dia menyebut jika nantinya punya kesempatan akan tetap datang menemui Habib Luthfi dan meminta maaf secara langsung. Maaher juga berharap dirinya dimaafkan masyarakat. Dia menyebut ustadz juga manusia yang tidak lepas dari kesalahan.

“Jadi, banyak pihak yang bertanya ke saya, ustadz ini penghinaan dan sebagainya. Kenapa harus Habib Lufhti di seperti itu. Saya memberikan klarifikasi, saya memberikan penjelasan, setiap manusia itu pasti punya salah. Nah tapi saya ingin ketika saya jatuh dalam kesalahan, hukumlah kesalahan saya sesuai profesional dan proporsional. Jadi jangan sampai melewati batas lah karena saya juga punya hati punya perasaan,” ujar Maaher saat itu.

Obituari seorang tahanan ini juga menjadi perhatian pendakwah Gus Miftah, ia menyampaikan turut berduka atas meninggalnya Maaher. Miftah mengatakan sempat mengajukan izin untuk bertemu dengan Maaher saat menjalani masa tahanan. Namun, izin untuk bertemu belum dikabulkan oleh Polri.

“Saya ikut berbela sungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya Ustadz Maaher, semoga husnul khotimah. Beberapa kali sebenarnya saya mengajukan izin untuk bisa jenguk beliau di tahanan, tapi karena satu dan lain hal sampai hari ini belum bisa terlaksana,” ujar Gus Miftah melalui keterangan tertulisnya, Senin (8/2/2021).

Gus Miftah menegaskan tak memiliki masalah pribadi dengan Maaher. Menurutnya, adu argumen yang pernah terjadi antara dirinya dengan Maaher masih dalam batas wajar. Gus Miftah mengaku kehilangan atas meninggalnya Maaher. Dia kemudian mendoakan Maaher semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT.

“Saya sungguh merasa kehilangan atas meninggalnya beliau, InsyaAllah saya dan para santri Ponpes Ora Aji akan salat ghoib dan mendoakan beliau. Selamat jalan Ustaz, semoga diampuni semua salah dan diterima semua amal ibadah,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *