Demokrat Sebut Latihan Militer Bersama Amerika Serikat sebagai Komitmen Jaga Perdamaian Dunia

oleh

JAKARTA, REPORTER.ID – Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan mengapresiasi dan mendukung latihan militer bersama TNI Angkatan Darat (AD) dengan US Army. Latihan bersama yang akan berlangsung dari Minggu (1/8) sampai Sabtu (14/8), di Martapura (Sumatera Selatan), Amborawang (Balikpapan), dan Makalisung (Manado) semata untuk menjaga perdamaian dunia.

Sinergi ini penting untuk meningkatkan profesionalisme, kesiapsiagaan, dan kesepahaman menyikapi perkembangan geopolitik dan gestrategis global, terutama perkembangan regional di Laut China Selatan.

“Saya mendukung langkah TNI AD dan US Army yang melakukan latihan tempur bersama. Hal ini penting untuk membagi pengalaman, sinergi, serta kesepahaman bersama dalam upaya mewujudkan perdamaian global. Bagi Indonesia, ini sekaligus simbol bahwa militer TNI selalu siap siaga dalam menyikapi berbagai perkembangan global, terutama ketegangan di Laut Cina Selatan,” tegas Syarief Hasan yang juga anggota Komisi Pertahanan DPR RI ini, Jumat (6/8/2021.

Menurut anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini bahwa ikut mewujudkan perdamaian dunia adalah amanat konstitusi. Karenanya, segala bentuk upaya dan keikutsertaan Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia adalah keniscayaan, terutama bagi TNI yang merupakan penjaga benteng republik. Dengan adanya latihan gabungan ini diharapkan militer Indonesia semakin profesional, tangkas, dan menajamkan perannya dalam menyikapi berbagai situasi global yang terjadi.

Sebagaimana diketahui, situasi di Laut China Selatan yang semakin memanas memberikan atensi bagi banyak negara. Terbaru, pada Senin (2/8) Jerman mengirimkan kapal perangnya ke kawasan Laut Cina Selatan. Sebelumnya Inggris juga mengirimkan kapal perang terbesarnya ke kawasan ini, yakni Kapal Induk HMS Queen Elizabeth.

Situasi itu semakin meningkatkan eskalasi militer di salah satu kawasan perairan paling strategis di dunia. Untuk menyikapi situasi tersebut, latihan militer bersama adalah bentuk solidaritas global dan bukti kesiagaan Indonesia dalam menghadapi kemungkinan yang akan terjadi, bahkan yang terburuk sekali pun.

“Jai, kita harus selalu siap sedia. Sebagaimana adagium klasik, si vis pacem, para bellum (jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang. Ini adalah konsekuensi logis jika memang kedaulatan negara terancam oleh klaim sepihak dan pemaksaan oleh negara lain,” ungkapnya.

Syarief menilai pada prinsipnya Indonesia menganut politik bebas dan aktif. Prinsip ini berimplikasi pada independensi dan hak menentukan nasib sendiri dalam menyikapi perkembangan dunia. “Hak otoritatif yang tidak bisa diintervensi oleh negara lain. Latihan militer bersama ini perlu dipandang dalam kerangka solidaritas kolektif untuk menjaga kebebasan navigasi, penghargaan atas hukum internasional, dan menjaga perdamaian global,” pungkasnya.

Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan mengapresiasi dan mendukung latihan militer bersama TNI Angkatan Darat (AD) dengan US Army. Latihan bersama yang akan berlangsung dari Minggu (1/8) sampai Sabtu (14/8), di Martapura (Sumatera Selatan), Amborawang (Balikpapan), dan Makalisung (Manado) semata untuk menjaga perdamaian dunia.

Sinergi ini penting untuk meningkatkan profesionalisme, kesiapsiagaan, dan kesepahaman menyikapi perkembangan geopolitik dan gestrategis global, terutama perkembangan regional di Laut China Selatan.

“Saya mendukung langkah TNI AD dan US Army yang melakukan latihan tempur bersama. Hal ini penting untuk membagi pengalaman, sinergi, serta kesepahaman bersama dalam upaya mewujudkan perdamaian global. Bagi Indonesia, ini sekaligus simbol bahwa militer TNI selalu siap siaga dalam menyikapi berbagai perkembangan global, terutama ketegangan di Laut Cina Selatan,” tegas Syarief Hasan yang juga anggota Komisi Pertahanan DPR RI ini, Jumat (6/8/2021.

Menurut anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini bahwa ikut mewujudkan perdamaian dunia adalah amanat konstitusi. Karenanya, segala bentuk upaya dan keikutsertaan Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia adalah keniscayaan, terutama bagi TNI yang merupakan penjaga benteng republik. Dengan adanya latihan gabungan ini diharapkan militer Indonesia semakin profesional, tangkas, dan menajamkan perannya dalam menyikapi berbagai situasi global yang terjadi.

Sebagaimana diketahui, situasi di Laut China Selatan yang semakin memanas memberikan atensi bagi banyak negara. Terbaru, pada Senin (2/8) Jerman mengirimkan kapal perangnya ke kawasan Laut Cina Selatan. Sebelumnya Inggris juga mengirimkan kapal perang terbesarnya ke kawasan ini, yakni Kapal Induk HMS Queen Elizabeth.

Situasi itu semakin meningkatkan eskalasi militer di salah satu kawasan perairan paling strategis di dunia. Untuk menyikapi situasi tersebut, latihan militer bersama adalah bentuk solidaritas global dan bukti kesiagaan Indonesia dalam menghadapi kemungkinan yang akan terjadi, bahkan yang terburuk sekali pun.

“Jai, kita harus selalu siap sedia. Sebagaimana adagium klasik, si vis pacem, para bellum (jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang. Ini adalah konsekuensi logis jika memang kedaulatan negara terancam oleh klaim sepihak dan pemaksaan oleh negara lain,” ungkapnya.

Syarief menilai pada prinsipnya Indonesia menganut politik bebas dan aktif. Prinsip ini berimplikasi pada independensi dan hak menentukan nasib sendiri dalam menyikapi perkembangan dunia. “Hak otoritatif yang tidak bisa diintervensi oleh negara lain. Latihan militer bersama ini perlu dipandang dalam kerangka solidaritas kolektif untuk menjaga kebebasan navigasi, penghargaan atas hukum internasional, dan menjaga perdamaian global,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *