DPR: Menuju Indonesia Emas 2045, Anak Muda Butuh Keteladanan Politik

oleh

JAKARTA, REPORTER.ID – Generasi muda melenial saat ini agar memiliki kepedulian terhadap masa depan bangsa dibutuhkan keteladanan para elit politik dan pejabat tinggi negara, agar tidak menjadi generasi yang hanya memiliki mimpi saja. Baik di politik, ekonomi, pertanian, sosial budaya, pendidikan dan sebagainya. Khususnya keteladanan untuk tidak korupsi, melainkan harus berkomitmen untuk mensejaherakan rakyat.

“Banyak generasi muda yang belum memahami perjuangan politik. Padahal, suara satu orang saja dalam membuat satu kebijakan di DPR RI itu sangat berarti dan secara tidak langsung akan berpengaruh pada kehidupan generasi muda itu sendiri. Baik terkait tenaga kerja, pendidikan, politik, ekonomi, Kesehatan dan lain-lain,” tegas anggota DPR RI, Bramantyo Suwondo.

Hal itu disampaikan politisi Demokrat itu dalam diskusi “Peran Pemuda di Kancah Politik Nasional” bersama Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto bersama Direktur Ekskutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, di Gedung DPR RI Senayan Jakarta, Kamis (28/10/2021).

Menurut Bramantyo, pemuda 1908, 1928 dan hingga 1945 adalah pemuda yang tercerahkan, yang memiliki komitmen untuk kepentingan bangsa dan negara. Mereka ini sudah berpikir maju untuk bersatu, merdeka, berdaulat dan berdikari untuk mengisi kemerdekaan bangsa ini. “Jadi, DPR dan para elit politik harus menjadi teladan. Misalnya tidak korupsi dan membuat kebijakan regulasi (UU) maupun anggaran yang berpihak untuk rakyat,” ungkapnya.

Kaena itu kata Sunanto, anggota DPR dalam menjalankan tugasnya tidak hanya berorientasi daerah pemilihan (dapil) saja, tapi nasional. Sehingga tidak muncul politik identitas, kedaerahan. Mereka harus jadi negarawan.

“Celakanya banyak juga anggota DPR, politisi, dan pejabat muda justru tertangkap KPK. Ini tentu yang membuat skeptis generasi muda saat ini. Tapi, saya optimis proses politik ke depan akan lebih baik jika ada keteladanan para elit dan harapannya pada 2045 dapat bonus demografi menuju Indonesia emas. Tapi, kalau sudah 76 tahun merdeka ini masih berpolemik soal ideologi negara, lalu kapan majunya bangsa ini?” kata Sunanto mempertanyakan.

Menurut Adi Prayitno, kondisi anak muda saat ini sebagai konsekuensi dari politik oligaki, electoral dan pemodal. Sehingga politisi di DPR pun didominasi pemain politik lama. “Tak ada dari keluarga petani, nelayan, buruh, dan lain-lain yang bukan siapa-siapa, lalu sukses ke Senayan,” kata dia kecewa.

Alhasil, bicara anak muda itu menurut Adi Prayitno, hanya indah untuk didiskusikan. Ia mengakui banyak kaum muda yang sukses menjadi elit politik, kepala daerah, tapi mereka terbukti tidak bisa berbuat apa-apa juga untuk daerahnya. “Tak ada yang berani keluar dari mainset, dan malah terkungkung oligarki elit politik,” tambahnya.


Karena itu kata dia, wajar kalau dalam survey sebanyak 49 anak muda menyebut kinerja partai politik itu buruk, dan 80 persen mereka itu mengaku bukan merupakan bagian dari parpol. “Untuk capres 2024 pun yang muncul hanya Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Ridwan Kamil, Khofifah Indar Parawansa, dan Anies Baswedan. Orang muda seperti Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pun justru ada di bawah. Jadi, untuk pilpres 2024, ya sudah bisa diprediksi siapa yang akan menjadi Presiden,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *