JAKARTA,REPORTER.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menyampaikan bahwa Pantai selatan Jawa Timur berpotensi diguncang gempa dengan kekuatan maksimal M 8,7 dan berpotensi tsunami dengan tinggi maksimal 29 meter, untuk itu Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta BMKG menjelaskan secara terbuka informasi gempa yang berpotensi tsunami tersebut dan bagaimana menyikapinya, serta mendorong pemerintah melakukan upaya mitigasi bencana terhadap wilayah dengan potensi gempa dan tsunami tersebut.
“Salah satunya dengan rumus 20-20-20, yaitu jika terjadi gempa lebih dari 20 menit maka masyarakat mempunyai waktu 20 menit untuk mengungsi ke tempat yang minimal lebih tinggi 20 meter atau lebih,” demikian kata Bamsoet, Senin (7/6/2021).
Bamsoet meminta pemerintah menyosialisasikan dan menginformasikan kepada masyarakat mengenai tanggap darurat bencana, seperti mempersiapkan tas dengan keperluan-keperluan penting yang dapat langsung diangkut apabila terjadi bencana hingga bagaimana pertolongan pertama untuk menyelamatkan diri apabila terjadi gempa maupun tsunami.
Selain itu kata Bamsoet, pemerintah agar meningkatkan sistem teknologi prediksi gempa dan tsunami yang lebih mutakhir, seperti EWS (early warning system) dan Buoy tsunami dikarenakan Indonesia merupakan wilayah yang aktif dan rawan gempa bumi, sehingga perlu kesiapan dan antisipasi sejak dini guna meminimalisir terjadinya korban jiwa. MPR juga berharap agar pembangunan-pembangunan di Indonesia dapat dilakukan dengan pembangunan yang tahan gempa dan tsunami, khususnya dapat diutamakan di daerah-daerah rawan bencana, sebab hal tersebut sebagai salah satu upaya mitigasi struktural dan kultural.
Menurut Bamsoet, Pemerintah Daerah dengan dukungan Pemerintah Pusat dan Pihak Swasta harus menyiapkan lokasi pengungsian sementara termasuk sarana dan prasarana evakuasi yang layak dan memadai.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah/BPBD, juga harus memastikan sistem peringatan dini di daerah rawan bencana beroperasi dengan baik, terpelihara dengan layak, dan terjaga selama 24 jam setiap harinya untuk meneruskan apabila ada peringatan dini dari BMKG.
“Mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan siaga terhadap bencana serta tidak terpancing isu hoax atau berita yang belum valid kebenarannya terkait gempa bumi dan tsunami, serta mengupdate perkembangan berita gempa dan tsunami di website atau media sosial resmi BMKG dan pemerintah,” pungkasnya.