Tiga Varietas Unggul Kentang Diluncurkan, LaNyalla Berharap Kebutuhan Industri Nasional Terpenuhi

oleh

JAKARTA, REPORTER.ID– Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menyambut positif peluncuran tiga varietas unggul kentang industri oleh Kementerian Pertanian.
Ketiga varietas unggulan tersebut adalah Medians, Ventury Agrihorti, dan Golden Agrihorti. Karenanya LaNyalla berharap ketiga varietas tersebut dapat memenuhi kebutuhan bahan baku kentang industri. Pasalnya, saat ini sebagian besar kebutuhan industri masih dipenuhi dari impor.

“Tentu kita sambut positif hadirnya varietas unggul ini. Semoga produktivitas pertanian terutama kentang semakin meningkat sehingga mampu mencukupi kebutuhan bahan baku nasional,” katanya, Jumat (5/11/2021).

Senator asal Jawa Timur itu menilai potensi pengembangan kentang industri sangat tinggi. Karena industri besar pengolahan kentang memerlukan bahan baku tidak kurang dari 100 ton per hari. “Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mampu terus tumbuh selama pandemi Covid-19. Oleh karena itu, memang pengembangannya harus terus didorong salah satunya dengan inovasi dalam komoditas, seperti adanya varietas unggul kentang ini,” papar LaNyalla.

Berdasarkan data Kementan, luas penanaman kentang di Indonesia baru mencapai 75.160 hektar, dengan produksi 1.164.738 ton/tahun.

Produktivitas masih tergolong rendah yaitu 16 ton per hektar. Kendala lainnya adalah jenis kentang yang ditanam petani 80% jenis kentang sayur bukan untuk kebutuhan industri.

“Pekerjaan rumah pemerintah masih banyak dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian kentang untuk industri. Dan itu harus segera dijawab agar kita tidak ketergantungan bahan impor,” ungkapnya.

BUMDes Maksimal

Selain itu, LaNyalla menilai Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) mempunyai peran penting untuk meningkatkan perekonomian desa. Oleh sebab itu, LaNyalla mendorong agar motivasi perangkat desa ditingkatkan demi mendukung BUMDes

“Kita akan mendorong para kepala desa untuk melakukan studi banding. Tujuannya, tak lain untuk meningkatkan motivasi
perangkat desa dalam mengelola BUMDes,” tambahnya.

Menurut dia, keberhasilan Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dalam mengelola 25 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bisa dijadikan contoh. “BUMDes di sana mampu berkontribusi untuk ekonomi desa. Hal itu perlu ditiru oleh daerah-daerah lain untuk membangun perekonomian berbasis pedesaan,” jelasnya.

Dikatakan, pengelolaan BUMDes memerlukan dukungan yang serius dari Kades. “Desa harus memiliki SDM pengelola yang mumpuni, yang baik. Sehingga, mampu mengatasi kendala seperti menentukan jenis usaha serta mambangun sistem manajemen. Pertumbuhan ekonomi perdesaan pun dapat seiring berjalan dengan tingkat kemajuan BUMDes,” ungkap LaNyalla.

Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu mengatakan, untuk mengembangkan BUMDes, kepala desa dapat melakukan studi banding. “Cari desa yang telah memiliki BUMDes dan lebih maju tata kelolanya. Studi banding dapat memicu minat pengembangan dengan mengambil pelajaran yang bermanfaat untuk kemajuan desa,” ujarnya.

LaNyalla menambahkan, kepala desa harus lebih kreatif, serta membuka peluang kerjasama dengan desa-desa lain yang lebih maju. “Kepala desa harus fokus pada pengelolaan BUMDes. Karena, BUMDes adalah salah satu sarana penting dalam pertumbuhan ekonomi,” pungkas mantan Ketua Umum PSSI itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *