JAKARTA, REPORTER.ID – Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo berharap agar Pemerintah Indonesia tidak hanya mengandalkan obat impor, seperti vaksin corona asal China. Pemerintah mesti belajar dan coba mengembangkan produk obat tradisional secara serius agar bisa membantu masyarakat melawan virus corona atau Covid-19.
“Pada momentum pandemi Covid-19 ini, kita justru harus berpikir jauh ke depan. Jangan sampai kita terlena akan obat impor atau riset yang dilakukan pihak luar negeri,” kata Rahmad Handoyo dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/7/2020)
Rahmad mengatakan ini terkait vaksin corona dari China yang mulai diuji klinis, dengan harapan bisa membantu masyarakat melawan virus asal Kota Wuhan, China tersebut.
Lanjut politisi PDI Perjuangan itu, bangsa kita harus mulai bangkit, membangun agar Indonesia tidak tergantung impor lagi, tapi bisa mandiri dengan obat berbasis kearifan lokal. Dan untuk mensupport obat tradisional tersebut, sudah saatnya pemerintah membangun rumah-rumah sakit khusus di mana obat-obatan yang digunakan semua bahan bakunya dari kandungan lokal.
“Kita tidak boleh terus menerus tergantung kepada obat impor,” kata legislator asal Boyolali, Jawa Tengah ini seraya mengungkapkan kalau pengembangan obat-obatan yang berbasis tumbuhan di Indonesia sempat mengemuka saat awal COVID-19, Februari lalu.
Bahkan, menurut Rahmad, Menteri BUMN Erick Tohir mengatakan, industri obat-obat tradisional bisa menjadi solusi mengatasi ketergantungan obat impor. Apalagi, lanjut dia, ketergantungan Indonesia akan obat-obat impor menjadi keprihatinan bersama.
“Faktanya, hampir semua bahan baku alat kesehatan (Alkes), termasuk bahan baku obat-obatan yang digunakan di Indonesia, hingga saat ini 90 persen masih impor. Harusnya kita kan mandiri di bidang kesehatan,” ucapnya.
Karena itu, masih menurut Rahmad, riset farmasi berbasis kearifan lokal harus didorong, salah satunya dengan memberi kesempatan kepada perusahaan farmasi untuk mengembangkan manfaat kandungan lokal, seperti jahe, kunyit serta berbagai rempah-rempah yang menjadi kekayaan alam Indonesia.
“Saya yakin ahli-ahli farmasi di dalam negeri memiliki kemampuan untuk mengembangkan obat-obat berbasis kearifan lokal sepanjang didukung oleh Pemerintah. Pemerintah perlu memberi intensif kepada perusahaan farmasi itu, entah itu intensif fiskal atau apa pun bentuknya. Berikan kemudahan investasi, berikan mereka ruang,” tambahnya lagi.
Dikatakan bahwa momentum pandemi Covid-19 adalah saat yang tepat untuk membangun industri obat di tanah air yang berbasis kekayaan sumber daya tanaman obat yang ada di bumi Indonesia.
“Ingat, 90 persen bahan baku obat-obatan masih harus diimpor. Lalu kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi kita bisa mandiri?” kata Rahmad Handoyo. ***