JAKARTA, REPORTER.ID – Ketua Bappilu Partai Nasdem Effendi Choirie alias Gus Choi mengaku, partainya tak mempersoalkan pertemuan Puan Maharani dengan AHY. Malahan ia bilang, ada baiknya keakraban itu dilanjutkan dengan pertemuan Megawati Soekarnoputri dengan SBY. “Pertemuan itu kita beri apresiasi. Itu bagus, silaturahmi itu bagus, itu tradisi kita yang baik,” kata Gus Choi. “Jadi, lebih bagus lagi dilanjutkan Pak SBY bertemu Ibu Mega, dua negarawan ini harus tampil bareng, komunikasi bareng, jangan sampai ada slek-slek (cekcok),” tuturnya.
Menurut Gus Choi, jika pertemuan Mega dengan SBY terwujud, bisa menjadi contoh yang baik di kancah politik, buat apa PDI-P dan Demokrat berkonflik. “Ini akan menjadi contoh yang baik. Sudah dimulai dari putra-putrinya, dilanjutkan oleh ayah dan ibunya, lanjutkan itu,” katanya lagi. Gus Choi Kembali menyatakan tak khawatir pertemuan Puan dengan AHY bakal mengganggu Koalisi Perubahan untuk Persatuan, koalisi yang dibentuk Nasdem bersama Demokrat dan PKS guna mengusung Anies Baswedan sebagai capres 2024.
Dia bilang, Koalisi Perubahan untuk Persatuan solid memegang janji untuk mengantarkan Anies ke panggung pemilu presiden. “Solid sekali. Kami yakin semua yang tergabung dalam Koalisi Perubahan ini memiliki ketaqwaan, keimanan dan komitmen yang kuat untuk memenuhi janji yang sudah kita sepakati untuk lakukan perubahan di Indonesia. Jadi sedikit pun, secuil pun tidak ada kekhawatiran,” ujarnya.
Tidak Dijawab
Politisi senior PDI Perjuangan Panda Nababan bercerita tentang dirinya yang pernah diutus Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri bertemu dengan SBY sekitar 18 tahun silam atau tahun 2005. Megawati menitipkan lima pertanyaan untuk disampaikan ke SBY. Isinya, terkait pencalonan SBY sebagai presiden pada Pemilu 2004, hingga pembentukan Partai Demokrat. Sebagaimana diketahui, sebelum mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2004, SBY merupakan Menko Bidang Politik dan Keamanan di Kabinet Gotong Royong pimpinan Megawati.
Panda lalu mengungkap tiga dari lima pertanyaan yang dititipkan Mega untuk SBY kepada dirinya. Pertama, apakah SBY pernah mengatakan keinginannya menjadi wakil presiden pendamping Megawati. Kedua, apakah SBY menggunakan kantor Polkam kala itu untuk membentuk Partai Demokrat. Ketiga, apakah SBY ingat pernyataannya dalam sidang kabinet yang mengaku tak akan mencalonkan diri sebagai presiden pada Pemilu 2004. Kepada Panda, Megawati mengatakan, dirinya bersedia bertemu langsung dengan SBY jika lima pertanyaan titipannya itu mendapat jawaban. Namun, sebut Panda, tak satu pun pertanyaan titipan Mega itu dijawab SBY. Bermula dari sinilah, hubungan Mega dan SBY renggang. Keduanya hampir tak pernah bertemu selama belasan tahun. (HPS)