Untuk Bisa Bertahan, UMKM Butuh Uluran Tangan Pemerintah

oleh
oleh
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bicang santai dengan AA Gim.

JAKARTA, REPORTER.ID – Ketua MPR Bambang Soesatyo menuturkan dampak pandemi virus corona atau Covid-19 telah menyebabkan banyak sektor perekonomian terpukul, termasuk kelompok usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai kelompok usaha yang paling banyak jumlahnya. Saat ini Indonesia punya 58 juta pelaku bisnis UMKM, atau 98% dari total unit usaha yang ada.

“Untuk bisa bertahan hidup, UMKM membutuhkan kehadiran dan dukungan pemerintah melalui stimulus kebijakan perekonomian yang berpihak pada mereka. Di tengah lompatan kemajuan zaman, maka perlu uluran tangan pemerintah dalam mewujudkan literasi teknologi bagi pelaku UMKM. Misalnya di masa pandemi, di mana interaksi penjual dan pembeli dibatasi secara fisik, diperlukan pemanfaatan teknologi yang bisa menjadi solusi,” ujarnya dalam bincang-bincang santai bersama Aa Gym di Bogor, kemarin.

Bamsoet menjelaskan, pada 3 Juni 2020, pemerintah telah mengumumkan kenaikan anggaran penanganan Covid-19 dari Rp 405,1 triliun menjadi Rp 677,2 triliun, atau naik sebesar 67%. Dari anggaran tersebut akan diperuntukkan bagi pelaku UMKM sebesar Rp 123,46 triliun.

“Anggaran sebesar itu digunakan untuk membiayai subsidi bunga, penempatan dana untuk restrukturisasi dan mendukung modal kerja bagi UMKM yang pinjamannya sampai Rp 10 miliar, serta belanja untuk penjaminan terhadap kredit modal kerja darurat,” tuturnya.

Waketum KADIN Indonesia ini menekankan alokasi kenaikan anggaran tersebut harus tepat sasaran, sehingga dapat memberi output yang optimal dan dampak yang efektif sebagai bagian dari solusi mengatasi persoalan pandemi.

“Kenaikan anggaran tersebut harus juga diimbangi dengan pengelolaan yang transparan dan akuntabel. Untuk menjamin terlaksananya dua hal tersebut, perlu dilakukan pengawasan yang ketat agar tidak terjadi penyelewengan,” tegasnya.

Anggota Dewan Pakar KAHMI ini menilai, dari sudut pandang ekonomi, masih sulit mencapai target pendanaan untuk menjaga taraf hidup rakyat. Sebab daya beli dunia menurun, ekspor Indonesia juga terjun bebas, sementara produksi dalam negeri melemah serta pengangguran bertambah 3-4 juta orang. Sementara Covid-19 belum bisa diprediksi kapan akan berakhir.

“Para ahli ekonomi juga memperkirakan, setengah lapangan pekerjaan di dunia akan hilang dan tidak akan kembali lagi. Dunia industri akan berubah total di masa depan. Kita akan semakin individualistik dan lebih cepat masuk ke dalam era teknologi, digitalisasi, dan robotik,” papar Bamsoet.

Ia menegaskan, diperlukan komitmen dan kerja sama seluruh komponen bangsa untuk hadapi krisis akibat pandemi Covid-19. Di saat masa krisis seperti sekarang, seluruh elemen masyarakat berperan dan berkontribusi sesuai bidang masing-masing.

“Dengan masih tingginya angka persebaran kasus positif Covid-19 pada masa gaya hidup baru atau new normal, kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan tidak boleh kendor. Saatnya kita bergandengan tangan, bahu-membahu, bergotong royong bersama sebagai satu kesatuan bangsa dalam menghadapi pandemi Covid-19. Sesuai dengan apa yang diajarkan dalam nilai-nilai Pancasila,” pungkas Bamsoet.

Pada acara yang sama, Aa Gym sendiri meminta kepada umat muslim agar tetap tabah dan bersabar serta menjadikan pandemi Covid-19 ini sebagai cobaan yang akan menaikkan derajat keimanan yang semakin memperkokoh rasa keislaman umat. ***

Tentang Penulis: hps

Gambar Gravatar
Wartawan senior tinggal di Jakarta. hps@reporter.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *