JAKARTA, REPORTER.ID- Pertunjukan Virtual Kesenian Tradisional yang dilaksanakan di Rumah Si Pitung, situs sejarah Marunda, Cilincing, Jakarta Utara pada Selasa (24/11/2020) didahului hujan. Karena itu mulai dan selesainya mundur satu jam menunggu hujan berhenti. Pentas yang diawali sambutan Kepala UP Museum Kebaharian Jakarta Berkah Shadaya itu berbeda dari biasa karena semua pemain, penari, penabuh gamelan bahkan pembawa acaranya bertopeng face shield yang transparan.
Pengamat budaya dan pariwisata Jakarta, H Abu Galih mengungkapkan itu Rabu (25/11/2020) setelah menyaksikan youtube pertunjukan tersebut. “Penyelenggara sepertinya ingin ;menghibur masyarakat dalam pandemi ini agar tetap aman tidak berkerumun. Namun sekaligus juga memberi semangat kepada para pelaku seni untuk tetap berkarya,” kata Abu Galih.
Ia mengaku cukup kangen seniman seniwati Betawi yang di tahun tahun sebelumnya selalu ditampilkan oleh Pemprov DKI Jakarta pada berbagai kesempatan.
Tercatat pertunjukan kesenian tersebut sampai Rabu (25/12/2020) telah ditonton 165 kali.
Kepala Satuan Pelayanan Rumah Si Pitung, Agus Ariyanto Rabu (25/11/2020) mengungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Hendry Wardhana berhalangan hadir di lokasi. “Yang datang Bu Ari dan Pak Berkah Shadaya yang menekankan kegiatan live streaming Lenong Betawi di masa pandemi ini tetap memperhatikan protokol kesehatan dengan 3 M,” kata Agus.
Diakui, sebelum pandemi bulan Januari dan Februari 2020, Rumah Si Pitung dikunjungi 2.000 an wisatawan/bulan. Tiap Minggu disuguhkan teater arena yang menarik pengunjung.
Pemandu wisata Damra H Atapukan juga mengungkapkan pengunjung Rumah Si Pitung bukan dari Jakarta saja melainkan banyak dari Bekasi, Bogor dan Tangerang.
Damra sempat memotret pertunjukan kesenian tradisional Betawi tersebut secara langsung. Walau panggungnya terbuka di depan Rumah Si Pitung, namun tempat penontonnya diberi atap sehingga terlindung dari panas dan hujan.
Pertunjukan virtual kesenian tradisional ini diselenggarakan oleh Komite Penanggulangan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dan Kominfo serta Pemprov DKI Jakarta.
Diawali dengan tari Betawi Nindak Nandak dengan kostum penarinya berwarna kontras dan mencolok, disusul kesenian Topeng Betawi dari sanggar pimpinan Udin Kacrit serta lawak Sabar Bokir dan anak Mpok Nori, membuat penonton tergugah semangatnya. Dalam dialognya ada kalimat yang maksud dan nadanya memberi semangat, namun artinya malahan sebaliknya.
“Ayo jangan pantang menyerah!”
Kalimat seperti itu juga tak jarang terdengar pada dialog dalam sinetron yang tayang di televisi swasta.
Mis Ari, Kepala Subbag Tata Usaha Museum Kebaharian Jakarta mencoba berpantun yang intinya mengajak masyarakat bangkit dari keterpurukan. “Kesehatan pulih, ekonomi bangkit,” ujarnya.
Memang pertunjukan virtual ini berslogan “Kreatif Anak Bangsa Tetap Semangat di Masa Pandemi.”
Mengenai pengunjung Rumah Si Pitung, data dari UP Museum Kebaharian Jakarta menunjukkan selama tahun 2020 sampai 24 November kemarin dulu mencapai 14.566 orang.
Bila dihitung per bulan paling ramai bulan Agustus sebanyak 2.597 orang. Sedang paling sepi bulan Maret hanya 672 orang karena hanya buka setengah bulan. Untuk April dan Mei tutup karena lockdown pandemi corona.(pri).